Fakta tentang Mitos Konseling yang Sering Kamu Temui

Description

Memang saat ini banyak orang yang sudah mulai terbuka tentang perjalanan pulihnya, termasuk menjalani sesi konseling. Banyak orang juga sudah mulai menormalisasi keberadaan penyakit mental (mental illness) terutama generasi muda atau gen Z dan milenial. Namun, tak jarang masih banyak ditemui mitos yang beredar tentang konseling dan hal ini membuat banyak orang jadi ragu dan takut untuk memulai perjalanan pulihnya melalui konseling. Yuk, simak berbagai mitos itu dan kita bahas fakta yang sebenarnya tentang konseling, KALMers!

Mitos #1: “Konseling itu hanya untuk orang-orang lemah dan cengeng!”

Faktanya, konseling bukan hanya untuk orang lemah karena bukan hanya orang lemah yang memiliki masalah. Perlu bantuan orang lain bukan berarti lemah, kan? Apalagi mengingat manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Konseling itu salah satu caramu untuk memahami dirimu lebih dalam melalui bantuan orang lain, dalam hal ini konselor/psikolog.

Mitos #2: “Konseling itu kan cuma curhat, semua orang juga bisa…”

Faktanya enggak juga, nyatanya banyak orang yang tidak bisa jadi pendengar yang baik ketika jadi tempat curhat, kan? Jadi nggak semua orang bisa. Berbeda dengan tenaga profesional yang memang sudah dibekali keterampilan khusus untuk membantu klien mencapai tujuannya. Walaupun kelihatannya cuma ngobrol, tapi itu semua adalah komunikasi dua arah yang bertujuan membantu seseorang yang perlu bantuan untuk memahami dirinya lebih dalam maupun menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Mitos #3: “Ngobrol doang emang masalahnya bisa selesai?”

Faktanya, sebenarnya masalah itu selesai atau tidak tergantung aksi apa yang dilakukan klien setelah sesi konseling. Dalam konseling, biasanya klien dan konselor/psikolog akan mendiskusikan tentang masalah beserta alternatif solusi yang bisa dilakukan oleh klien dalam menyelesaikan masalahnya. Jadi, berhasil tidaknya masalah itu diselesaikan kembali ke upaya masing-masing klien. 

Mitos #4: “Konseling itu ujung-ujungnya cuma diceramahin…”

Faktanya, ketika konseling itu kamu bukan hanya akan curhat sepuasnya, tapi konselor/psikolog juga akan menggali informasi tentang dirimu untuk memahami lebih dalam tentang dirimu dan masalah yang kamu hadapi. Setelahnya, psikolog akan membantumu menemukan alternatif solusi yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi masalahmu. Jadi, konseling itu dilakukan dengan komunikasi dua arah ya, bukan hanya satu arah seperti pidato atau ceramah.

Itulah beberapa fakta dari berbagai mitos tentang konseling yang masih sering terdengar di telinga kita, KALMers. Semoga penjelasan di atas bisa menghapus keraguan dan kekhawatiranmu untuk mulai perjalanan pulihmu melalui konseling. Kamu bisa langsung buktikan aman dan nyamannya konseling bersama Kalmselor di aplikasi KALM. Unduh aplikasi KALM di sini atau kunjungi https://get-kalm.com/counseling/register untuk Informasi lebih lanjut tentang sesi konseling, ya!

 

Penulis: Sofi Maharani Putri 

Editor: Ama

Referensi:

Sutton, Jeremy. (2021, July). Defining the Counseling Process and Its Stages. Retrieved from: https://positivepsychology.com/counseling-process/ 

Tejena, Nago. (2020, May 19). “Konseling itu kayak gimana sih?” [tweet]. https://twitter.com/nagotejena/status/1262736680508743682 

Baca Artikel Lainnya

3 Penyebab Utama Insecurity dan Cara Mengatasinya

Hai, KALMers apa kabar hari ini? Kalau ngomongin soal insecure rasanya tak akan ada habisnya, ya. Apalagi di zaman serba digital seperti sekarang. Orang bisa dengan mudah membagikan berbagai hal di...

Jeratan Trauma Bonding Bikin Susah Lepas dari KDRT

Banyak kita temui korban KDRT yang kesulitan melepaskan diri dari hubungan yang terus menerus menyakitinya. Walaupun ia sadar bahwa selama ini tersakiti, namun tidak mudah untuk meninggalkan pasang...

Anger Management: Biar Marahmu Bukan Cuma Marah-Marah

Kita semua pasti pernah merasa marah dan rasanya tidak nyaman, ya? Mungkin rasanya seperti ada sesuatu yang ingin meledak, atau tiba-tiba ingin teriak. Tapi, ternyata saat perasaan itu dibiarkan ti...

Temukan topik yang sesuai denganmu

Ikuti update artikel psikologi dari KALM