Selamat tahun baru, KALMers! Bagaimana kabarmu di tahun baru ini? Semoga makin semangat ngobrolin tentang kesehatan mental, ya. Nah, seperti biasa KALM kembali dengan artikel Kalmselor of the Month. Kali ini KALM akan membahas mengenai first aid untuk patah hati bersama Kalmselor Kadek, lho! Mau tahu selengkapnya? Baca artikel ini sampai selesai, ya!
Baca juga: Kalmselor Linota: Sibling Rivalry, Persaingan Saudara Normal Kah? dan Kalmselor Siska Mithalia: Terjebak Toxic Workplace, Resign Nggak Ya?
Kalmselor Kadek atau bernama lengkap Kadek Pipit Puspita adalah seorang Psikolog Pendidikan yang aktif menjadi Kalmselor di Aplikasi KALM sejak 2 tahun lalu. Selama karirnya menjadi psikolog, Kalmselor Kadek sering menangani masalah tumbuh kembang anak seperti speech delay (keterlambatan berbicara) dan ADHD, hingga masalah kecemasan dan depresi pada remaja dan orang dewasa. Tidak hanya itu, walaupun statusnya adalah psikolog pendidikan, Kalmselor Kadek juga sering menangani masalah hubungan romantis, lho, KALMers!
Jika ingin berkonsultasi dengan Kalmselor Kadek kamu bisa langsung masukkan kode kalmselor KAD-823 di Aplikasi KALM (download di sini), ya!
Nah, setelah berkenalan, yuk lanjut ke pembahasan mengenai first aid untuk Patah Hati!
Sama halnya dengan berduka (grieving), saat patah hati seseorang akan merasakan berbagai perasaan negatif seperti sedih, marah, kecewa, ditinggalkan, dan merasa tidak terima. Jika perasaan-perasaan ini dibiarkan berlarut-larut atau justru ditekan maka bisa memberikan dampak negatif yang lebih besar pada kesehatan mental. Perasaan-perasaan tersebut bisa membuat seseorang merasa terisolasi dan menurunkan self-esteem. Oleh karena itu, menurut Kalmselor Kadek, first aid untuk patah hati ini dibutuhkan untuk memproses luka dan perasaan negatif yang muncul supaya tidak menjadi lebih parah.
Lalu bagaimana cara melakukannya, dong?
Perasaan negatif yang kita rasakan ketika patah hati adalah tanda bahwa kita sehat secara emosional. Tidak apa-apa untuk bersedih. Dengan membiarkan diri merasakan kesedihan itu, kita bisa memprosesnya sehingga bisa menemukan solusi untuk bisa merasa lebih baik.
Kata Kalmselor Kadek stalking mantan bisa membuat kita jadi kecanduan, lho KALMers! Akibatnya alih-alih cepat move on kita justru semakin sulit memproses luka dari patah hati yang dirasakan. Berhenti stalking dan mulai buat batasan dengan mantan kekasihmu biar nggak teringat kenangan lama terus, ya.
Cerita adalah salah satu cara efektif untuk mengeluarkan semua perasaan dan pikiran yang mengganggu selepas putus cinta. Carilah satu teman yang bisa kamu percaya untuk mendengarkan ceritamu. Ingat, satu teman saja ya, KALMers. Selain meminimalisir ceritamu bocor ke mana-mana, cerita ke satu teman yang paling kamu percaya juga bisa meminimalkan respon toxic yang tidak diinginkan.
Nah, hal ini juga tak kalah penting. Saat kamu sedang patah hati sebisa mungkin hindari menolong orang yang juga sedang patah hati, KALMers. Bukan tanpa sebab, menolong orang yang sedang memiliki masalah yang sama denganmu justru hanya akan menambah beban emosimu. Akhirnya kamu jadi merasa kewalahan mengatasi masalah dan perasaanmu sendiri.
Carilah kegiatan yang bisa membuatmu merasa senang dan semangat lagi. Saat sendiri tanpa kegiatan, seseorang akan mudah overthinking. Makanya penting untukmu menyibukkan diri agar emosi negatifmu perlahan bisa ternetralisir. Kamu bisa berolahraga, mencoba meditasi, atau bergabung ke komunitas tertentu.
Nah terakhir, seperti halnya masalah yang menyebabkan stres lainnya, putus cinta juga bisa menjadi stressor tersendiri bagi beberapa orang. Jika kamu sudah merasa kesulitan menghadapi emosi-emosi negatif yang disebabkan oleh putus cinta, segeralah mencari bantuan profesional supaya tidak berujung menjadi masalah yang lebih serius, ya KALMers.
Rasa marah, sedih, kecewa, atau tidak terima yang muncul selepas putus cinta adalah perasaan yang wajar. Kamu bisa mengkonsultasikannya kepada psikolog atau konselor jika dirasa hal itu sudah cukup mengganggumu. Kalmselor di Aplikasi KALM selalu siap menjadi pendengar yang baik untuk kamu, KALMers semuanya.
Penulis: Rachma Fitria
Editor: Lukas Limanjaya