Apakah Kalmers sedang di tengah-tengah persiapan pernikahan dan mulai merasakan berbagai macam konflik baik dalam diri sendiri, dengan pasangan, keluarga inti, maupun keluarga besar? Timbulnya berbagai macam konflik di dalam persiapkan pernikahan sebenarnya adalah sesuatu yang sangat wajar. Hal yang paling penting adalah mengetahui cara menghadapi agar konflik-konflik tersebut tidak berujung pada stres yang negatif. Malahan, apabila konflik-konflik dalam persiapan pernikahan dapat ditangani dengan baik justru hubungan Kalmers dan pasangan dapat menjadi lebih kuat lagi.
Oleh karena itu, KALM akan memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan agar Kalmers dan pasangan dapat tenang menghadapi persiapan pernikahan.
1. Dalam Persiapan Pernikahan, Pasangan Adalah Satu Tim
Kalmers dan pasangan harus menjadi satu tim! Kamu dan pasanganmu harus terlebih dahulu sepakat seperti apa acara dan kehidupan pernikahan yang kalian impikan. Lalu salinglah berkomitmen untuk bekerja sama untuk mencapainya. Bila Kalmers dan pasangan tidak terlebih dahulu menjadi satu tim, maka Kalmers tidak akan bisa menghadapi berbagai macam tekanan dari berbagai macam pihak.
Tip Kalmselor:
Kalmers dapat memulai dengan membuat daftar prioritas yang kalian impikan lalu diskusikan bersama pasangan. Lihatlah poin mana saja yang sudah sama dengan pasanganmu. Kemudian cobalah diskusikan jalan tengah mengenai poin yang belum sama dan tentukan kesepakatannya.
2. Berbicara Hati Ke Hati Dengan Pasangan
Kehidupan pernikahan pastinya akan selalu melibatkan diri kita dan pasangan. Untuk meminimalisir konflik-konflik yang mungkin terjadi, sebaiknya membicarakan dos anddonts.Lalu bicarakan juga tanggung jawab dan hak yang dimiliki suami maupun istri. Hal ini diperlukan untuk menyamakan persepsi misalnya mengenai pekerjaan, keuangan, tempat tinggal, jam kebersamaan, dan lain-lain. Tidak jauh berbeda dengan poin No. 1, Kalmers dapat membuat dosanddonts masing-masing kemudian saling menentukan kesepakatannya.
3. Jadilah Lebih Fleksibel
Menjalani kehidupan pernikahan biasanya akan ada percampuran masuknya budaya baru dalam kehidupan. Cobalah untuk lebih bertoleransi terhadap cara baru yang mungkin berbeda dari cara yang biasa kamu lakukan di dalam keluarga intimu. Cobalah untuk lebih mengerti sebelum bereaksi.
Tip Kalmselor:
Sebelum memberi komentar terhadap masukan pasanganmu sebaiknya beri kesempatan dirimu untuk berpikir terlebih dahulu, misalnya dengan diam beberapa menit sebelum memberi respons. Bayangkan perasaan pasangan dan diri sendiri jika seandainya kamu bereaksi tanpa pertimbangan. Tanyalah dulu dalam hati, Apakah respons ini akan membantu atau justru memperkeruh keadaan?. Keep Calm, ya, Kalmers.
4. Bercerita Dengan Teman
Pengalaman adalah guru terbaik. Jadi carilah masukan dan saran dari teman terdekat yang kita percaya dan sudah melewatinya sebelumnya. Hal ini akan membantu kita lebih siap dan santai menghadapi persiapan pernikahan maupun memasuki kehidupan pernikahan itu sendiri. Informasi-informasi tersebut dapat membantu kita untuk menentukan tindakan yang tepat bila mengalami kejadian yang pernah mereka alami.
5. Ambil Waktu Untuk Dirimu Sendiri
Saat kamu merasa sangat stres karena beberapa hal pada tahap persiapan pernikahan, tarik dirimu dari lingkungan dan cobalah melakukan hal yang kamu senangi. Setelah pikiranmu tenang, baru kembali memikirkan dan menangani masalah tersebut.
Tip Kalmselor:
Bila kamu tidak dapat atau tidak sempat mengambil waktu untuk dirimu sendiri, saat kamu sedang stres, coba tenangkan dirimu dengan mengatur pernapasan. Caranya dengan menarik napas dalam-dalam dengan hitungan 7 ketukan, ditahan 3 ketukan, kemudian dilepaskan dalam 6 ketukan. Hal ini dapat kamu lakukan di manapun dan kapanpun.
5. Diskusi
Diskusi sangat dibutuhkan untuk berbagi tanggung jawab kepada beberapa pihak, misalnya mana yang menjadi tanggung jawabmu, pasanganmu, dan keluargamu.
Tip Kalmselor:
buatlah daftar tanggung jawab menurut versimu kemudian tanyakan pada pasangan dan masing-masing keluarga apakah mereka setuju dengan pembagian tersebut. Bila ada masukan, catatlah, kemudian buatlah perbandingan pro/kontra sehingga Kalmers bisa memutuskan pembagian mana yang paling baik. Pilihlah pembagian tanggung jawab dengan jumlah peluang positif paling banyak.
6. Memberikan Kepercayaan Pada Pihak Lain
Saat kamu sudah memberi kepercayaan dan tanggung jawab pada pihak lain akan beberapa bagian pernikahan, maka cobalah percaya akan kemampuan dan pilihan mereka. Kalmers boleh yakin pasangan maupun keluargamu juga ingin yang terbaik untuk acara pernikahan dan jalan hidup pernikahan Kalmers kelak. Jangan terlalu banyak mengintervensi tanggung jawab yang telah kamu limpahkan pada pihak lain karena rasa tidak percaya justru dapat membuat suasana menjadi tidak enak dan mengganggu jalannya pernikahan Kalmers.
Sempurna Atau Bahagia?
Tidak ada pesta maupun kehidupan pernikahan yang sempurna di dunia ini. Hal ini karena pernikahan sebenarnya menyatukan dua orang dan dua keluarga yang juga tidak sempurna. Konflik-konflik dan berbagai macam gesekan serta hal-hal yang tidak direncanakan sebelumnya bisa terjadi kapan saja. Namun ketika Kalmers dan pasangan bisa belajar menghadapi hal-hal tersebut sebagai suami istri, barulah Kalmers dan pasangan bisa mencapai pernikahan yang benar-benar bahagia dan berarti. Jadi jangan sampai Kalmers lupa untuk menjadi bahagia karena terlalu ingin menjadi sempurna. Jangan lupa ya Kalmers, mempersiapkan diri menghadapi pernikahan bukan hanya mempersiapkan pesta resepsi tetapi juga mempersiapkan kehidupan yang bahagia sepanjang hidupmu kelak. Selamat mempersiapkan pernikahan dengan tenang!
Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...
Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...
Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...