Bad Romance: Cara Move On Dari Toxic Relationship

Description Putus Itu Susah!

Ya iya, lah! KALMers, kita semua tahu bahwa putus adalah proses yang berantakan, melelahkan, dan menyakitkan. Lebih parah lagi ketika kamu meninggalkan sebuah toxic relationship! (kamu dapat membaca lebih lanjut tentang apa toxic relationship itu, di sini.)

Mungkin sudah bertahun-tahun sejak perpisahan, tetapi masih terasa sakit dan belum terasa benar-benar selesai. Mungkin kejadiannya baru kemarin, dan hari ini kamu bertanya-tanya apakah kamu membuat keputusan yang tepat. Mungkin, meskipun sudah mencoba untuk putus, kamu sedang terjebak dalam lingkaran setan dan terus-menerus kembali ke mantan yang toxic tersebut.

KALMers, tidak ada cara ideal untuk move on dan sembuh yang pasti manjur untuk semua dan siapa saja.

Tetapi kita bisa move on, dan kita juga bisa sembuh. Jangan khawatir, KALM ada di sini untuk membantu kamu melakukannya.

Yang Mana Yang Nyata?
Riset menunjukkan bahwa apa yang dialami orang-orang yang baru putus bisa terlihat seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Keluar dari toxic relationship bisa menjadi sesuatu yang rumit.

Itu karena pelecehan emosional dari pasangan yang toxic dapat menghilangkan kemampuan kita untuk tahu lagi apa yang riil dan apa yang tidak. Berikut ini adalah beberapa perilaku-perilaku red-flag pasangan yang bisa membuat kita menjadi bingung apa yang benar-benar nyata:

  • Pasangan berusaha membuat kita untuk tidak percaya pada keluarga dan menghabiskan lebih sedikit waktu bersama mereka.

  • Pasangan selalu cemburu atau curiga terhadap teman-teman dan menuntutmu untuk menghabiskan lebih sedikit waktu bersama mereka.

  • Pasangan berusaha meyakinkan perasaan-perasaan kita tidak rasional atau gila.

  • Pasangan menyalahkanmu atas tindakan buruk atau kekerasan mereka.

  • Pasangan merendahkan kecerdasanmu di depan orang lain.

  • Pasangan merendahkan penampilan atau daya tarikmu, menyiratkan bahwa ia adalah pasangan "terbaik" yang dapat kamu kencani.


Melalui isolasi sosial, mempermainkan rasa percaya diri terkait kecerdasan atau penampilan, dan membangun narasi sehingga kita menyalahkan diri sendiri, pasangan toxic lalu meninggalkan bekas luka psikologis dalam pada kita.

Begitu realitas kita dipermainkan dengan cara ini, move on dari hubungan toxic menjadi terasa seperti pendakian yang tidak mungkin dilakukan atau perjuangan tanpa henti. Kita dibuat bertanya-tanya:

  • apakah rasa sakit kita valid atau nyata,

  • apakah itu kesalahan kita dan bukan orang lain,

  • atau apakah masa depan tanpa mereka layak untuk dijalani.


Riset menunjukkan bahwa apa yang dialami orang-orang yang baru putus, terutama dari hubungan yang toxic, bisa terlihat seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Mereka dibanjiri dengan perasaan tidak layak, takut tidak akan pernah menemukan hubungan yang lebih baik, atau bahkan merasa bersalah dan menyalahkan diri mereka sendiri.

Suara Lain
Kamu akan baik-baik saja. Rasa sakitmu dulu itu nyata. Itu bukan salahmu."

Itulah mengapa, KALMers, ketika kamu diserang perasaan ini kamu butuh untuk bisa mendengar suara yang lain.

Kamu membutuhkan perspektif dari luar, seseorang yang akan mengatakan apa adanya, seseorang yang akan menguatkan perasaanmu dan mendorong kamu untuk mau menjadi sembuh kembali.

Orang ini bisa jadi seorang teman atau anggota keluarga. Dia dapat membantu kamu dengan cara-cara simpel seperti mengirim pesan teks, Kamu akan baik-baik saja. Rasa sakitmu dulu itu nyata. Itu bukan salahmu."

Kamu bahkan dapat menyiapkan suara ini untuk dirimu sendiri.

Tulis surat kepada dirimu sendiri untuk dapat kamu buka dan baca kapanpun kamu mulai ragu-ragu! Kamu dapat merekam catatan suara atau menulis di jurnal.

Atau, kamu bisa langsung konseling dengan salah satu Kalmselor kami. Mereka tidak hanya akan mengingatkan untuk tidak menyerah tapi juga melengkapi dan memberi cara-cara untuk bisa berkembang.

Cara Terbaik Move OnDari Toxic Relationship Adalah Bersama-sama Orang Lain
Kamu akan belajar cara merawat tubuh, hati, dan pikiranmu.

Memutuskan hubungan mungkin tidak mudah dilakukan, tetapi ini adalah peluang luar biasa untuk tumbuh sebagai seorang individu, dan juga dengan komunitasmu. Kamu akan belajar tentang dirimu sendiri, dan cara kamu mencintai dan ingin dicintai. Kamu akan belajar cara merawat tubuh, hati, dan pikiranmu.

Kamu akan belajar bahwa kamu lebih kuat dari yang kamu kira. Apalagi bila kamu melakukannya bersama-sama dengan orang lain dan mengizinkan dirimu untuk didukung oleh teman, keluarga, dan konselor.

KALMers, kamu tidak sendirian. Kami di sini, terus menyemangatimu di perjalananmu untuk move on!

Penulis: Evannia Handoyo

Sumber:

https://www.rainn.org/recovering-sexual-violence

https://www.womenshealth.gov/relationships-and-safety/signs-abuse

https://mainweb-v.musc.edu/vawprevention/research/defining.shtml

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...