Alat Tangkis Pertanyaan Keluarga Waktu Lebaran

Description Takut Liburan

Hai KALMers!Lebaran sudah dekat, nih! Saatnya untuk pulang kampung dan bertemu dengan keluarga besar yang mungkin sudah lama tidak jumpa.

Tapi apakah ada diantara kamu yang sudah merasa khawatir akan pertanyaan-pertanyaan yang kamu tahu akan mereka lontarkan berulang-ulang setiap tahun?

Kapan kawin?

Kapan kamu punya anak?

Duh, kamu gendutan, ya?

Kamu tidak sendirian, kok, Kalmers.

Pertanyaan-pertanyaan ini memang bisa membuat kita merasa dihakimi, diserang, dan dikasihani. Kita juga bisa merasa privasi kita dilanggar oleh mereka. Lalu kita jadi enggan untuk jujur ??dan mungkin malah menjadi pahit terhadap anggota keluarga kita. Dan semuanya ini terjadi pada hari raya yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa hormat dan harmoni dalam hubungan kita dengan satu sama lain!

KALMers, kami ingin memberi dua alat ampuh agar kamu tidak hanya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara anggun, tapi juga bisa mengubah kebiasaan-kebiasaan keluargamu menjadi lebih baik.

Alat # 1: Berempati


Alat pertama dan yang paling ampuh yang bisa kamu gunakan, KALMers, adalah empatimu. Jika kita bisa menyampingkan bagaimana pertanyaan tersebut membuat kita merasa tidak nyaman dan berusaha mengerti apa yang sebenarnya orang-orang tersebut tanyakan, kita akan sadar bahwa pertanyaan tersebut sebenarnya sama sekali bukan tentang kita.

Pertanyaan-pertanyaan itu adalah cerminan diri mereka sendiri: apa yang telah mereka lalui, perilaku apa yang mereka ulangi, apa pengertian mereka tentang keluarga. Ini adalah kesempatan untuk mengenal keluarga kami lebih dalam.

Psikolog F. Diane Barth mengidentifikasi beberapa alasan mengapa orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyenangkan kepada kita di Psychology Today:

  1. Itu adalah satu-satunya cara mereka untuk berhubungan dengan orang lain- Mungkin untuk anggota keluargamu itu, menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini adalah satu-satunya cara yang mereka tahu untuk merasa terhubung dengan anggota keluarga lain. Pertanyaan ini adalah cara mereka untuk memecah es dan memulai obrolan.

  2. Mereka benar-benar ingin tahu dan membantu- Mungkin mereka pernah mendengar dari seseorang bahwa kamu memang sedang mengalami masa-masa sulit, dan mereka ingin membantu, tetapi karena kamu belum pernah membicarakannya, mereka tidak mau berasumsi!

  3. Mereka ingin membuat kamu tidak nyaman - Sayangnya ada beberapa orang yang ingin melihat kamu menggeliat. Mereka pikir melakukan itu akan menyenangkan atau membuat mereka merasa lega. Hal ini mungkin berasal dari rasa cemburu, atau beberapa masalah yang mereka sedang alami yang tidak kamu sadari.


Jika kita dapat mengidentifikasi mengapa mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita dapat bereaksi dan merespons dengan lebih baik. Dengan begitu, kita pun dapat mengubah kebiasaan dalam keluarga kita, dan menentukan cara baru dalam berhubungan dan menghormati satu sama lain.

Jurus # 2: Tiga K - Komedi, Kejelasan, Kepercayaan Diri


Mari memotivasi diri kita sendiri untuk membawa harmoni dan rasa hormat di dalam kebiasaan keluarga kita, KALMers! Jangan kembali ke respons instingtual kita yang dimotivasi oleh rasa untuk melindungi diri sendiri. Ketika kita tidak mengindahkan pertanyaan atau menjadi bete dan marah, kita kehilangan kesempatan untuk bisa ke arah yang lebih baik.

Mengetahui bahwa anggota keluarga kita memiliki alasan berbeda untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat mengetahui bahwa mereka tidak sebenarnya ingin tahu jawabanmu. Mereka mungkin berpikir begitu, tetapi kita tidak harus memberikannya kepada mereka. Sebaliknya, mereka menginginkan hal-hal lain:

  1. Mereka ingin merasa terhubung.

  2. Mereka ingin membantu.

  3. Mereka ingin merasa kuat.


Jadi, sama halnya, kita dapat menghormati mereka dengan menjawab kebutuhan-kebutuhan ini.

  1. Komedi - Lelucon bercanda selalu membantu kita untuk merasa terhubung! "Nanti kalau aku sudah ketemu pengusaha miliarder, aku akan mengundangmu ke resepsi di Jepang seperti punya Syahrini, ya?" Jangan menganggap dirimu terlalu serius, jangan terlalu menganggap pertanyaan mereka secara personal, buat saja kesempatan untuk memecahkan kebekuan dengan cara yang berbeda.

  2. Kejelasan - Untuk seseorang yang ingin membantu, mereka tidak selalu tahu bagaimana. Kamu dapat memberi mereka kejelasan dengan benar-benar menceritakan situasimu, atau akui bahwa kamu merasa tidak nyaman ditanya pertanyaan-pertanyaan itu. Atau kamu lebih suka tidak memikirkannya dan hanya ingin bersenang-senang dengan keluarga saja.

  3. Kepercayaan Diri - Orang-orang ingin merasa berkuasa karena mereka biasanya merasa tidak aman atau tidak berdaya di area kehidupan mereka yang lain. Jadi belajar untuk percaya diri dalam situasimu. Saya menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam pekerjaan saya dan ya, mungkin berat badan saya naik! Tidak apa-apa, saya bisa menguranginya ketika saya mau." Ini akan mengajarkan mereka untuk menemukan rasa aman dalam diri mereka juga.



KALMers, kami berharap dengan alat-alat ini kamu tidak lagi takut dengan pertemuan keluargamu. Kami harap kamu semua memiliki puasa yang tenang selama beberapa minggu kedepan dan Idul Fitri yang benar-benar fitri.

Penulis: Evannia Handoyo

Sumber:

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-couch/201311/why-people-ask-you-awkward-and-annoying-questions

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...