Ketika Aku Putus Cinta

Description Ketika aku putus cinta.

Dunia tiba-tiba gelap seolah Matahari menutup erat-erat matanya.

Dada serasa kosong karena sosoknya yang sudah mengakar di hati tercabut secara paksa.

Suara-suara notifikasi yang dulu berceloteh riang setiap harinya,
Selamat pagi, Sayang! Semangat buat hari ini!

Sudah makan belum? Jangan lupa makan, ya

Udah mau pulang? Hati-hati, ya, dijalan.

Kini diam. Dan sepi. Dan Pedih.

Pedih yang tak bisa digambarkan.

Lalu Hari Demi Hari


Memori tentangnya datang tiba-tiba tanpa diundang dan tanpa disangka. Betapa aku mati dan mati lagi setiap kali aku ingat tentang kita.

Karenanya aku makin terluka ketika mereka berkata,
Santai! Masih banyak yang mau sama loe, kok!

Tapi aku hanya mau dia, bukan mereka.
Ah, dulu gue lebih parah daripada, loe, tau!

Apakah aku harus jadi yang paling tersakiti untuk punya hak untuk bersedih?
Please, deh, jangan bucin!

Stop! Cukup! Berhenti Sudah!

Tidak usah mengajariku! Aku tidak butuh ceramahmu!

Kamu tidak akan mengerti bagaimana jantungku terhentak lalu mati ketika aku sadar cinta sudah tidak disini.

Putus cinta membuatku bukan lagi seperti manusia. Purnama muncul dan hilang berulang kali, namun air mataku masih mengalir. Ketika aku harus membayangkan tangannya yang dulu menggandengku kelak akan merangkul pundak orang lain.

Aku lalu tidak ingin dan menolak bertemu siapapun. Aku merasa bukan hanya dia yang meninggalkanku, tapi seluruh dunia yang menolakku. Bahkan Sang Esa, juga memalingkan muka-Nya!

Hingga Suatu Waktu


Aku juga tidak begitu tahu kapan dan dimana. Yang aku tahu sekarang aku bisa mengenang luka itu dengan tersenyum. Tidak bisa dipungkiri putus cinta benar-benar mendatangkan gangguan fisik, mental, sosial, dan bahkan spiritual. Tapi aku sekarang sudah tidak apa-apa.

Sekarang pun aku jadi paham. Jatuh hati berarti harus siap patah hati juga. Dan, ketika ada teman yang mengalami putus cinta, aku belajar untuk bisa menopang tanpa terlalu banyak bicara. Cukup dia paham dia tidak perlu sendiri dalam perjalanan memulihkan pedih luka hatinya.

Ini catatan kecilku, bagaimana mencintai diri sendiri sesaat setelah putus cinta.
Menjaga Tubuh Setelah Putus Cinta


  • Simpan saja semua barang kenangan di tempat yang rapi dan tetap terlihat.

  • Cukup menangis 3 malam. Selanjutnya mandi air hangat dan minum teh kamomile atau susu hangat sebelum tidur supaya kamu bisa merasa relaks dan tidur nyenyak.

  • Matahari masih bersinar, berarti kamu masih hidup! Tulis dan bacakan pada diri sendiri 3 hal saja yang kamu syukuri di pagi hari supaya muncul efek bahagia sepanjang hari. Yuk, belajar cara membuat gratitude journal di sini.

  • Boleh gak doyan makan. Tapi tiga hari aja, ya, KALMers. Setelah itu tetap makan sehat meski lidah terasa hambar.

  • Jangan makan mie instan atau junk food untuk berusaha merasa lebih baik. Kamu hanya akan merasa lebih parah. Dan pastinya jangan lari ke minuman beralkohol atau narkoba. Please, jangan korbankan kesehatanmu hanya untuk dia yang tidak lagi di hidupmu.


Menjaga Pikiran Setelah Putus Cinta


  • Hindari sumpah serapah pada mantan. Bagaimanapun dia pernah kau cintai.

  • Pastikan urusan putus sudah selesai jadi tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan.

  • Bayangkan bahwa ada pasangan masa depanmu yang pasti lebih baik dari mantanmu.

  • Perjuangkan hidupmu saat ini supaya kelak kamu sepadan dengan pasangan yang menjadi impianmu.

  • Jika Tuhan izinkan, kelak kamu bisa jadi orangtua. Buat mereka bangga punya orangtua sepertimu yang tangguh menghadapi pedihnya hidup.


Menjaga Aspek Sosial Setelah Putus Cinta


  • Tidak perlu takut mengatakan bahwa kalian sudah putus. Mengakui patah hati akan lebih mudah menyembuhkannya.

  • Tahan diri utk curhat di medsos. Hal ini bisa meninggalkan jejak digital yang akan muncul tiap tahun seperti ulang tahun.

  • Katakan pada teman atau keluarga yang kamu percayai saat kamu merasa hatimu masih terluka. Jangan katakan 'sudah move on' kalau nyatanya kamu masih sedih.

  • Jujurlah kepada teman dan keluarga bahwa kamu butuh dipulihkan dan dihibur oleh mereka.


Apabila kamu merasa tidak ada orang seperti ini dalam hidupmu, jangan ragu untuk bercerita kepada Kalmselor kami lewat aplikasi KALM yang tersedia di Android dan IPhone.

Ketika Kita Putus Cinta


Putus cinta itu memang tidak enak sekali, ya, KALMers. Tidak hanya pikiran kita yang jadi korban, badan pun bisa merasakan efek negatif dari putus cinta. Tapi percayalah bahwa kamu tidak sendiri dan apa yang kamu rasakan itu normal. Yang perlu kamu lakukan adalah mengolah perasaan-perasaan serta menjaga keadaanmu setelah putus dengan baik. Jangan lupa untuk menjaga tubuh, pikiran, dan aspek sosialmu, ya

Apabila kamu masih merasa kesulitan untuk mengolah pengalaman patah hatimu karena alasan apapun, kamu merasa keseharianmu mulai terganggu, atau rasa sedih yang kamu rasakan tidak berkurang setelah beberapa minggu jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Penulis: Dr. Rini Handayani, S.Si., M.Pd.K, P.C.

Editor: Lukas Limanjaya

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...