Perceraian adalah hal yang berat bagi sebuah keluarga. Tapi KALM Moms & Dads, terkadang memutuskan untuk tinggal bersama demi anak-anak bukanlah selalu pilihan yang terbaik. Bisa ada faktor-faktor yang membuat rekonsiliasi tidak memungkinkan dan perceraian menjadi pilihan yang terpaksa untuk diambil. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa perceraian akan memiliki efek negatif terhadap anak-anak kita.
Dampak Perceraian pada Psikologis Anak
Anak yang masih kecil akan kesulitan memahami mengapa orang tua mereka sudah tidak tinggal serumah. Mereka khawatir jika suatu hari orang tuanya berhenti mencintai mereka.
Pada anak yang sedikit lebih besar akan berpikir bahwa perceraian adalah kesalahan mereka. Mereka takut orang tuanya berpisah karena kesalahan mereka.
Pada remaja, anak biasanya sangat marah atas perceraian dan perubahan yang terjadi. Mereka mungkin menyalahkan ayah atau ibu mereka atas perubahan yang terjadi.
Sedangkan anak yang sudah dewasa cenderung berpikir bahwa kehidupan mereka akan terpengaruh. Mereka lebih sadar akan ada banyak perubahan dalam hidup seperti perbedaan dalam merayakan liburan atau ulang tahun. Perasaaan tentang masa kecil juga bisa turut terbawa dalam emosi mereka ketika orang tuanya bercerai yang dapat membuat mereka merasa sedih secara berkepanjangan.
Dampak Perceraian pada Hubungan Sosial Anak
Tidak hanya itu, sebuah perceraian pastinya akan mempengaruhi hubungan sosial anak juga. Sebagai contohnya, sebuah penelitian menemukan bahwa para orang tua, terutama Moms, menjadi kurang menyayangi dan mendukung anaknya setelah perceraian. Jadi KALM Moms & Dads perlu memperhatikan hal ini, ya...
Selain itu berbagai perubahan pun terjadi seperti pindah sekolah, pindah rumah, tinggal dengan orang tua tunggal. Semua hal tersebut tentunya turut andil dalam mempengaruhi hubungan sosial anak setelah perceraian.Anak-anak dari keluarga yang bercerai cenderung lebih sulit untuk berhubungan dengan orang lain, sangat membatasi kontak sosial atau sebaliknya. Mereka akan mencari teman sebanyak-banyaknya agar mendapatkan perhatian dan merasa disayangi. Hal ini tak jarang membuat mereka memiliki kecenderungan bergantung pada orang lain karena merasa tidak dapat bergantung pada orang tua mereka. Terkadang mereka juga bertanya-tanya apakah keluarga mereka satu-satunya yang bercerai.
Selain itu, perceraian juga membuat seseorang kesulitan membangun hubungan dengan lawan jenis. Mereka ragu pada diri mereka untuk memulai hubungan serius dengan seseorang. Mereka takut jika hubungan tersebut berakhir seperti orang tua mereka. Meskipun kini mungkin telah membangun keluarga atau hidup mandiri, mereka cenderung mengidentifikasi diri sebagai anak-anak dari orang tua yang bercerai.
Cara Membantu Dampak Perceraian Pada Anak
Tentunya sebagai orangtua yang bagi kita mau untuk membantu meminimalisir dampak perceraian kita kepada anak. Berikut adalah beberapa hal yang KALM Moms & Dads bisa lakukan:
Co-Parenting yang Sehat
KALM Moms & Dads mungkin memiliki masalah dengan pasangan sehingga memutuskan untuk bercerai. Tapi bagi anak, KALM Moms & Dads dan pasangan tetap adalah orang tuanya. Jangan lampiaskan emosi negatif KALM Moms & Dads pada anak. Permusuhan dan konflik orang tua bisa berdampak buruk pada psikologisnya. Co-parenting diharapkan dapat membuat kedua orang tua terlibat aktif dalam mengasuh dan memenuhi kebutuhan anak, misalnya dengan menetapkan peraturan dan reward yang sama bagi anak meskipun tidak dalam satu rumah tangga lagi atau sama-sama meluangkan waktu untuk quality time bersama anak. Cobalah untuk mengurangi ego dan tetap menjadi orang tua yang baik bagi anak meskipun sudah bercerai.
Jangan Menempatkan Anak sebagai Penengah
Meminta anak memilih dengan siapa mereka ingin tinggal dan membiarkan mereka menjadi perantara komunikasi orang tua tidaklah pantas. Lakukan komunikasi secara langsung dengan tatap muka, chat, ataupun telepon. Menjadikan anak sebagai penengah membuat mereka merasa cemas dan bersalah jika tidak memihak salah satu: Ayah atau Ibu mereka.
Buat Anak Merasa Aman
Rasa takut ditinggalkan dan kekhawatiran akan masa depan dapat membuat anak merasa cemas. Bantu anak untuk tetap merasa dicintai dan dilindungi. Buktikan bahwa meskipun orang tua bercerai, orang tua akan selalu ada untuk menjadi tempat bergantung bagi anak.
Ajari Coping Skill
Anak akan meragukan diri dan melihat diri sebagai korban yang tidak berdaya. KALM Moms & Dads perlu untuk mengajari anak untuk mengelola pikiran, perasaan, dan perilaku mereka dengan cara yang sehat. Beri pemahaman, meskipun perceraian adalah hal yang sulit tapi mereka memiliki kekuatan mental yang kuat untuk menghadapinya.
Coping skill yang paling dasar bagi anak misalnya dengan mengekspresikan emosi yang mereka rasakan (baca artikel ini untuk lebih tahu soal emosi kita). Latih anak untuk mengenali setiap emosi yang mereka rasakan dan seberapa kuat emosi tersebut. Dengan begitu mereka bisa menghadapinya dan mengekspresikannya dengan benar. Mengkomunikasikan setiap apa yang anak rasakan akan membuat mereka merasa dimengerti dan membantu orang tua memahami apa yang mereka butuhkan.
KALM Moms & Dads, perceraian bukanlah hal mudah. Bagi orang tua, selain harus menghadapi perubahan juga harus memastikan anak mereka tidak menghadapi masa sulit akibat perceraian. Lakukan self-care dan diskusikan kekhawatiran Anda pada professional. Tanyakan apakah anak KALM Moms & Dads memerlukan dukungan professional juga.
Bagi KALMers yang membutuhkan bantuan professional bisa download aplikasi KALM di sini. Lewat aplikasi KALM, KALMers dapat berkonsultasi dengan para Kalmselor dengan mudah. KALMers bisa melihat siapa saja Kalmselor di dalam aplikasi di sini.
Penulis:Kalmselor Dwi Surya Purwanti, M. Psi., Psikolog(Kalmselors Code:DWI-888)
Note: Kamu bisa konseling dengan Kalmselor Dwi lewat aplikasiKALMdan menggunakan Kalmselors Code: DWI-888
Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...
Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...
Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...