Upgrading Diri itu Butuh Perasaan Nggak Nyaman

Description

Pillow Talk Beauty Journal X KALM

Pada hari Jumat, 26 Maret 2021 lalu Co-founder KALM, Karina Negara, mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara di acara rutinnya Beauty Journal, Pillow Talk bersama Marketing Executive Beauty Journal, Annete Lupita. Di acara yang tayang di Instagram Live tersebut Beauty Journal dan KALM membahas mengenai tantangan-tantangan dalam melakukan upgrading diri, salah satunya adalah self-sabotaging. Nah, buat KALMers yang ketinggalan acaranya, berikut adalah rangkumannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk upgrade atau tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik itu bukan hal yang mudah. Kita akan menghadapi berbagai macam self-sabotaging yang bisa jadi penghambat. Dari mulai perasaan insecure dengan kemampuan diri sendiri, merasa tidak layak (impostor syndrome), hingga perasaan terlalu positif atau perasaan sudah cukup yang justru membuat kita menjadi malas untuk berkembang. Beberapa hal tersebut jika tidak diatasi dengan baik tentunya akan menghambat kita dalam meraih kesuksesan yang lebih tinggi.

Dalam hal ini, Karina Negara memberikan beberapa tips untuk menghadapi berbagai bentuk self-sabotaging di atas. Bagaimana caranya, mari kita simak!

Tips Upgrading Diri #1: Identifikasi Area Insecure Diri Kita

Perasaan insecure tidak muncul secara tiba-tiba, ada berbagai peristiwa dan pengalaman yang membangunnya. Cara lingkungan memperlakukan kita adalah salah satunya. Kita mungkin pernah tidak dipercaya oleh orang lain yang akhirnya berdampak pada perasaan tidak percaya diri kita sekarang. Dengan mengidentifikasi rasa insecure dan penyebabnya, kita akan bisa berdamai dengan hal itu dan mulai memperbaiki perasaan insecure tersebut. Dalam hal ini, konseling bisa jadi dibutuhkan agar identifikasi ini tidak hanya berakhir tanpa solusi.

Tips Upgrading Diri #2: Fokus Pada Fakta Dan Realitas

Dalam melakukan suatu proyek atau pekerjaan kita terkadang merasa tidak percaya diri, bahkan tidak layak mendapatkan pujian atas pekerjaan tersebut. Oleh karena itu perlu bagi kita untuk tetap berpegang pada fakta dan realita yang terjadi alih-alih asumsi kita sendiri. Kita mungkin berasumsi jika pekerjaan kita buruk, tapi jika hasilnya ternyata memuaskan bagi orang lain berarti asumsi tersebut tidak benar.

Tips Upgrading Diri #3: Tidak  Menelan Mentah-Mentah Setiap Komentar

Jangan biarkan orang lain dengan bebas mendefinisikan diri kita. Kita harus mampu membuat batasan atas komentar yang seharusnya dipikirkan atau tidak. Orang di media sosial bisa jadi berkomentar dan memberi kritik buruk pada kita karena mereka iri, tetapi sahabat memberi kritik karena ia peduli dan ingin yang terbaik untuk diri kita. Pilihkan orang yang dapat dipercaya untuk memberikan feedback atas setiap progress yang kita lakukan.

Tips Upgrading Diri #4: Akui Perasaan & Emosi "Negatif"

Hal ini dilakukan untuk menghindari bentuk toxic positivity ke diri sendiri. Dalam proses tumbuh dan upgrading tentu kita akan banyak mengalami perasaan "negatif" seperti takut memulai hal baru atau rasa kecewa ketika apa dilakukan tidak berakhir dengan baik. Dengan mengakui perasaan takut atau kecewa tersebut kita akan tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Perasaan dan emosi negatif inilah yang membantu kita tumbuh.

KALMers bisa baca lebih mengenai bagaimana emosi seperti marah dan sedih sebenarnya bermanfaat bagi pertumbuhan kita di sini dan di sini.

Tips Upgrading Diri #5: Evaluasi Setiap Progress Yang Kita Lakukan

Evaluasi menjadi penting agar kita tidak paham apa yang harus diperbaiki selanjutnya. Tanpa evaluasi, kita tidak akan membuat kemajuan. Cobalah untuk mengakui apa yang kurang dari kita dan terus memperbaiki diri.

Nah, jadi begitu, KALMers. Upgrading diri memang bukan sesuatu yang mudah ya. Jangan ragu mencari professional guidance apabila KALMers merasa kesulitan menghadapi tantangan dalam meng-upgrade diri. Mereka bisa membantu mengidentifikasi area insecurities agar KALMers tidak menjadi overthinking tanpa solusi. KALMers bisa download aplikasi KALM di sini. Akan ada banyak KALMselor yang bisa membantu kamu disana.

Upgrading diri itu ibarat tanaman yang sedang tumbuh. Ia perlu menerabas tanah yang keras dan rela melakukan pruning untuk kelak bisa menjadi tanaman yang indah. Manusia pun begitu, perlu mengalami banyak rasa ‘nggak nyaman’ untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.” ─ Karina Negara

Penulis: Rachma Fitrianing Lestari

Editor: Lukas Limanjaya

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...