9 Alasan “Dia” Berselingkuh

Description

Bingung Kenapa Dia Bisa Berselingkuh?

Mengetahui ternyata si Dia telah berselingkuh mungkin akan membuat kita merasa marah, kecewa, dan sedih. Tetapi lebih dari itu semua kita mungkin bertanya-tanya, “Mengapa?”

KALMers mungkin merasa telah melakukan segalanya untuk dia. Berusaha tampil baik di hadapannya, menyiapkan segala kebutuhannya, melakukan apapun yang diminta, mendukung apapun yang dilakukan pasanganmu. Tetapi mengapa ia berselingkuh?

Jadi... dirangkum dari The Journal of Sex Research (2019), berikut adalah beberapa hal yang bisa memberi gambaran pada KALMers mengapa dia bisa sampai berselingkuh:

Alasan #1: Jatuh Cinta (Lagi)

Kata orang jatuh cinta itu berjuta-juta rasanya. Memang itu yang sering kita rasakan. Hanya satu chat WhatsApp saja kita sudah merasa berbunga-bunga. Tetapi kita tidak bisa terus berada dalam posisi “jatuh” cinta. Kita lalu harus “mempertahankan” dan “membangun” cinta kita dan pasangan. Sayangnya, sering hal ini tidak terjadi.

Lebih dari 77% partisipan dalam penelitian menunjukkan bahwa kurangnya cinta untuk pasangan mereka atau hadirnya perasaan cinta yang lebih besar untuk orang lain menjadi alasan mengapa mereka berselingkuh.

Alasan #2: Faktor Situasi Dan Kesempatan

Sebagian orang merasa bahwa situasi dan kesempatan sangat berperan dalam terjadinya perselingkuhan. Skenario ini paling sering terjadi pada pasangan LDR (Long Distance Relationship). Mereka biasanya menggunakan jarak sebagai alasan kurangnya kedekatan dengan pasangan dan ditambah kesempatan bertemu dengan wanita/pria lain hingga terjadilah perselingkuhan. Katanya, sih, khilaf, KALMers...

Alasan #3: Marah

KALMers mungkin terkadang merasa marah pada si Dia (atau sebaliknya) karena merasa tidak dipahami, tidak mendapatkan apa yang kita butuhkan dari hubungan, atau sedang didera rasa cemburu. Tapi kamu perlu tahu, KALMers, bahwa 43% dari partisipan studi mengatakan bahwa rasa marah adalah salah satu faktor mengapa mereka berselingkuh. Makanya hati-hati ketika terbawa emosi, ya… 

Alasan #4: Kebutuhan Seksual 

Dalam suatu hubungan, terkadang ada salah satu pasangan yang merasa bahwa kebutuhan seksual mereka tidak terpenuhi. Tidak jarang lalu pasangan tersebut memilih untuk berselingkuh untuk memenuhi hasrat mereka daripada mengkomunikasikan hal ini kepada pasangan mereka. 

Membicarakan soal seks dalam hubungan bisa terasa tabu dan canggung, tapi tetap penting untuk didiskusikan bila perlu. Kalau KALMers tidak yakin bisa berdiskusi dengan siapa, bagaimana membicarakannya, atau takut dihakimi; KALMers bisa mencoba untuk berkonsultasi dengan Kalmselor lewat chat atau video (link). 

Alasan #5: Masalah Perbedaan Komitmen

Tidak menutup kemungkinan dalam suatu hubungan pasangan memiliki pemikiran atau komitmen yang berbeda. Ketika sedang berpacaran, misalnya, si lelaki berasumsi akan suatu hari melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Tetapi bisa saja pihak perempuan sudah memutuskan untuk berpacaran tanpa memikirkan soal pernikahan. Dalam hal ini selingkuh biasanya dijadikan cara untuk menghindari komitmen tersebut.

Untuk itu, sebelum memutuskan memulai suatu hubungan, pastikan untuk memiliki prinsip dan komitmen yang sama dengan pasangan, ya, KALMers!

Alasan #6: Masalah Harga Diri

Poin keenam ini mungkin sulit dipahami mengingat perselingkuhan akan memberikan konsekuensi negatif tentang bagaimana orang lain memandang diri kita. Namun nyatanya bagi sebagian orang, berselingkuh akan dapat meningkatkan harga diri mereka. Bagi mereka dapat menerima cinta dari orang lain membuat mereka merasa lebih menarik dan percaya diri.

Alasan #7: Bosan/ Ingin Mencoba Hal Baru

Selain karena adanya masalah dalam hubungan, perselingkuhan bisa juga disebabkan karena adanya rasa bosan. Tidak hanya terkait hubungan seksual, bosan dalam hal ini bisa dalam hal gaya komunikasi dan cara menunjukkan kasih sayang. Laki-laki lebih sering menggunakan alasan ini untuk berselingkuh daripada perempuan.

Alasan #8: Tidak Adanya Batasan/ Boundary

Beberapa orang melakukan segalanya bagi pasangan dan akan mendukung mereka apapun yang terjadi. Tapi ternyata ini bisa menjadi masalahnya. Ketika seseorang terus menerima begitu saja apapun yang pasangan lakukan pada mereka, ia sedang memberi sinyal bahwa pasangan bisa melakukan apa saja semau mereka, termasuk menyeleweng. Jujur dalam menegakan batasan/ boundary dengan berkata, “Tidak”, adalah hal penting dalam hubungan. Kepedulian dan dukungan berlebihan tanpa batas justru akan terasa sia-sia.

Baca Artikel "Batasan Emosional Dengan Pasangan itu Penting" untuk lebih tahu lagi pentingnya hal ini dalam hubunganmu.

Alasan #9: Mencari Kepuasan Diri

Di samping delapan alasan di atas, Mark Manson, penulis buku “The Subtle Art of Not Giving a Fu*k” membuat alasan seseorang berselingkuh menjadi lebih sederhana. Salah satunya adalah karena kebutuhan yang terlalu besar untuk mendapatkan kepuasan diri.

Ketika seseorang memiliki keinginan yang terlalu besar untuk memenuhi kepuasan diri (nafsu), ia akan menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhinya. Salah satu caranya dengan berselingkuh. Dalam hal ini ‘maturity’ atau kedewasaan berperan penting dalam diri seseorang. Seseorang yang dewasa mampu menunda kepuasannya demi komitmen seumur hidup yang lebih penting.

Jadi, bisa dibilang jika seseorang berselingkuh itu berarti dia belum cukup dewasa untuk menahan diri dan menjalankan komitmen, KALMers.

Berselingkuh Sebaiknya Tidak Dilakukan

Nah, itu tadi beberapa hal yang bisa menjadi alasan mengapa seseorang berselingkuh KALMers. Perlu diingat, terlepas dari alasan apapun yang melatarbelakangi, berselingkuh bukanlah hal yang benar untuk dilakukan. Jika ada masalah dalam hubungan sebaiknya dibicarakan baik-baik dengan pasangan ya KALMers.

Ditulis oleh: Rachma Fitrianing Lestari

Diedit oleh: Lukas Limanjaya

Sumber:

Manson, M. (n.d.). Why people cheat in relationships. Mark Manson. Retrieved from: https://markmanson.net/why-people-cheat

Raypole, C. (2019, October 11). Why do people cheat? 17 reasons and tips for moving past it. Healthline. Retrieved from: https://www.healthline.com/health/why-people-cheatSelterman, D., Garcia, J. R., & Tsapelas, I. (2019). Motivations for extradyadic infidelity revisited. The Journal of Sex Research, 56, 273-286

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...