Bertumbuh Setelah Pulih dari Trauma Menurut Kalmselor Jessica

Description

Peristiwa traumatis memang sebuah pengalaman yang tidak mudah dan sering membuat kita ingin menghapus ingatan tentangnya begitu saja. Tapi menurut Kalmselor Jessica, manusia itu selalu punya kapasitas dan potensi yang unik untuk bertumbuh pasca mengalami trauma. Mungkin memang perjalanannya pahit dan tidak instan, tapi bukankah obat juga pahit rasanya? Yuk, simak lebih lanjut penjelasan Kalmselor Jessica tentang bertumbuh setelah pulih dari trauma (post-traumatic growth) ini!

Bagaimana Tanda Seseorang Mengalami Post-traumatic Growth?

Setelah mengalami kejadian traumatis yang mengerikan atau mengancam jiwa, seseorang bisa dikatakan mengalami post-traumatic growth saat berhasil bangkit dan pulih dari pengalaman traumatis itu. Seseorang yang berhasil bertumbuh jadi memiliki cara pandang baru, perasaan baru, serta pilihan sikap baru dalam kehidupannya tentang pengalaman traumatis tersebut. Atau sederhananya hal ini ditandai dengan ingatan yang tak lagi menyakitkan untukmu, KALMers

Berapa Lama Proses Munculnya Post-traumatic Growth ini?

Menurut Kalmselor Jessica, setiap orang memiliki proses dan durasi yang berbeda-beda. Namun, post-traumatic growth akan tercapai saat seseorang mampu menciptakan kepercayaan dan koneksi (trust and connection). Secara umum, ada beberapa tahap yang biasa dialami dalam siklus pertumbuhan diri:

  1. Mulai berani melihat kembali pengalaman traumatis dan menerima pengalaman pahit sebagai sebagai bagian dari perjalanan hidup.
  2. Muncul harapan dan keinginan kuat untuk bertumbuh dan menghadapi perasaan tidak nyaman yang ada pasca kejadian traumatis itu, seperti rasa takut, malu, atau kecewa.
  3. Berusaha bertumbuh dengan melakukan self-care, membangun koneksi dengan orang terdekat, dan mengikuti kegiatan self-improvement sebagai media untuk merefleksikan pengalaman. Refleksi ini akan mengubah respons trauma dari reaktif-reflektif menjadi lebih mindful dan adaptif. 
  4. Belajar meregulasi perasaan dan pikiran yang muncul terkait pengalaman traumatis itu sehingga bisa menumbuhkan ketenangan.
  5. Dari ketenangan itu, kamu mulai memaknai hikmah dari “luka” yang kamu alami. Sehingga tidak lagi fokus pada penderitaannya tapi pada hikmah (wisdom) di balik pengalaman tersebut.
  6. Dan akhirnya, berani untuk menceritakan hikmah (wisdom) tersebut pada orang lain tanpa khawatir jadi ketrigger lagi.

Bagaimana Cara Agar Mencapai Post-traumatic Growth?

Ada berbagai cara untuk bisa bertumbuh dan pulih dari pengalaman traumatis (post-traumatic growth), yaitu:

  1. Beri ruang dan waktu untuk diri dalam memproses trauma. Lakukan kegiatan yang menenangkan, misalnya mendengarkan musik, jalan pagi, atau tidur. Lalu ambil waktu untuk merefleksikan kembali pengalaman yang telah dialami. Mulai dari: 
    1. Apa yang dialami dan dirasakan?
    2. Bagaimana reaksi tubuh saat mengingatnya?
    3. Apa pikiran yang muncul?
    4. Apa pandangan tentang masa depan setelah peristiwa itu?
    5. Apa kekuatan yang membuatmu bertahan melewati peristiwa itu?

Jika merasa tidak nyaman, berhentilah sementara, dan coba lakukan kegiatan lain yang menenangkan.

  1. Ikuti kegiatan yang meningkatkan pemahaman terkait pemulihan diri. Misalnya ikut kelas/workshop terkait kesehatan mental dan topik yang terkait dengan traumamu, di event KALM, misalnya.
  2. Mencari dukungan dari orang terdekat. Jika diperlukan, hubungi profesional seperti Kalmselor yang siap membantumu kapan pun kamu butuhkan, KALMers. 

Lihat kembali “belief and value” personal kamu yang bisa mendukungmu untuk memaknai kembali pengalaman traumatis itu. Misalnya value dari keluarga atau sistem agama tertentu.

Jadi, tumbuh dari pengalaman traumatis itu tidaklah mustahil ya, KALMers. Semoga penjelasan dari Kalmselor Jessica ini bisa membantumu memulai perjalanan pulihmu ya! Kalau kamu mengalami kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Kalmselor Jessica (JES-098) di aplikasi KALM ya! Kamu juga bisa pakai kode BRAVE-33-33-33-33 dari Maybelline New York dapatkan sesi konseling gratis bersama Kalmselor pilihanmu. 

 

Penulis: Sofi Maharani

Editor: Ama

Referensi:

Anna, Jessica Amelia. Juni, 2024. Interview Kalmselor of the Month. KALM.

 

Baca Artikel Lainnya

Pertanda Kamu Mengalami Post Traumatic Relationship Stress

Mungkin istilah ini terdengar asing, tapi pernahkah KALMers mendengar ada orang yang habis putus dari mantannya yang toxic lalu jadi butuh konseling karenanya? Nah, Post Traumatic Relationship Stre...

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Begini Trauma Memengaruhi Hubungan Romantismu

KALMers, trauma, terutama yang terjadi di masa kanak-kanak atau dalam hubungan sebelumnya, bisa memiliki dampak secara mendalam dan bertahan lama pada kehidupan seseorang. Salah satu area yang sang...