Siapa KALMers di sini yang terbiasa baru akan tidur jika waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam? Apa alasan KALMers menunda waktu tidur? Untuk menonton film karena siangnya terlalu sibuk bekerja? Scrolling media sosial karena belum sempat update sejak pagi hari? Merasa belum “me time” dan bersantai karena pekerjaan tak kunjung usai?
Tahukah KALMers kalau ternyata ada istilah ‘Revenge Bedtime Procrastination’ atau ‘Prokastinasi Waktu Tidur untuk Balas Dendam’ untuk menjelaskan hal ini. Hm.. kok terdengar seram ya KALMers, apa maksudnya?
Melansir Sleep Foundation, Revenge Bedtime Procrastination dapat didefinisikan sebagai perilaku menunda atau mengorbankan waktu tidur yang dilakukan seseorang untuk melakukan aktivitas yang ia sukai karena kurangnya waktu luang di siang harinya.
Bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan dengan tingkat stres tinggi, menunda waktu tidur adalah cara mereka menikmati hiburan sejenak meskipun akhirnya berdampak pada kurangnya tidur.
Penambahan kata “balas dendam” pada konsep prokrastinasi waktu tidur menjadi populer di media sosial beberapa waktu belakangan ini. Dilansir dari BBC Worklife, istilah Revenge Bedtime Procrastination muncul dari terjemahan ungkapan bahasa Cina yang menggambarkan perasaan frustasi seseorang terkait jam kerja yang panjang dan penuh tekanan hingga hanya menyisakan sedikit waktu untuk istirahat atau kesenangan pribadi.
Berangkat dari hal itu, Revenge Bedtime Procrastination dipandang sebagai cara untuk “balas dendam” terhadap hilangnya waktu luang di siang hari. Meskipun awalnya diungkapkan oleh orang-orang di Cina, konsep ini kemudian mendunia dan mendapatkan banyak perhatian sebagai respons terhadap stres karena pandemi COVID-19. Beberapa dari KALMers mungkin juga merasakan betapa sulitnya membuat batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi saat WFH (Work From Home).
Tidur adalah kebutuhan semua orang. Untuk dapat beraktivitas secara maksimal kita perlu mengistirahatkan badan secara berkala dengan tidur. Jadi bisa KALMers bayangkan ya jika kita memotong waktu tidur untuk tetap terjaga dan beraktivitas?
Ya, kemampuan kita melakukan aktivitas tentu saja akan terpengaruh karena secara langsung hal ini berdampak negatif pada kesehatan. Secara fisik, kurang tidur dapat dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti menurunkan imunitas, meningkatkan resiko penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Selain itu, kurang tidur juga dapat mengganggu kesehatan mental dengan meningkatkan kemungkinan depresi dan cemas, mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan, dan menurunkan konsentrasi. Sangat tidak dianjurkan di saat-saat kita seharusnya meningkatkan imun tubuh untuk melawan Covid-19, KALMers!
Lalu bagaimana cara mengatasi hal ini? Sayangnya tidak ada tips paling ampuh untuk mengurangi perilaku Revenge Bedtime Procrastination kecuali dengan mengatur ulang pola tidur kita KALMers. Hm.. KALMers mungkin merasa tidak adil ya, “Lalu kapan dong bisa bersantai kalau hanya bisa bekerja dan tidur?” KALM memiliki beberapa cara sederhana mengenai untuk itu. Beberapa cara berikut mungkin dapat membantu:
Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai konsep ini KALMers? Jika KALMers merasa sedang mengalaminya dan kesulitan mengatasinya sendiri, KALMers bisa konsultasikan hal ini pada Kalmselor di Aplikasi KALM yang bisa kamu unduh di sini. Kalmselor dapat membantumu mengidentifikasi sumber stres dan cara mengelolanya serta mengatasi gejala kesehatan mental yang Anda alami akibat kurang tidur.
Penulis: Rachma Fitrianing Lestari
Editor: Lukas Limanjaya
Sumber:
Liang, L. H. (2020, November 26). The psychology behind 'revenge bedtime procrastination'. BBC Worklife. Retrieved from: https://www.bbc.com/worklife/article/20201123-the-psychology-behind-revenge-bedtime-procrastination
Suni, E. (2021, February 23). What Is “Revenge Bedtime Procrastination”? Sleep Foundation. Retrieved from: https://www.sleepfoundation.org/sleep-hygiene/revenge-bedtime-procrastination