Ketika Mereka Sedang Berduka

Description

Berita duka di tengah pandemi Covid-19 ini rasanya tak kunjung usai. Setiap harinya kasus kematian akibat Covid-19 masih terus terjadi. Berita-berita tersebut tentu saja membuat kita merasa campur aduk antara sedih, marah, dan tak berdaya. Apalagi jika teman atau kerabat dekat kita yang sedang merasakan duka itu.

KALMers, apakah kamu pernah merasa kesulitan memberi dukungan untuk orang yang sedang berduka? Rasanya setiap kata yang kita ucapkan tidak dapat meringankan beban mereka, ya?

Orang yang sedang berduka biasanya akan bergumul dengan banyak emosi yang intens dan menyakitkan. Di dalamnya termasuk perasaan depresi, marah, rasa bersalah, tak berdaya, hingga kesedihan yang mendalam. Seringkali mereka juga merasa terisolasi dalam menghadapi kesedihan karena rasa sakit yang hebat dan emosi yang sulit. Hal inilah yang kadang membuat kita sulit untuk menawarkan dukungan. Kamu mungkin takut mengganggu, mengatakan hal yang salah, atau malah membuat mereka merasa lebih buruk.

Note: Jika mau, kamu bisa baca lebih lagi mengenai emosi marah di link ini dan sedih di link ini.

Tapi jangan menyerah ya KALMers. Kamu mungkin tidak dapat menghilangkan rasa sakit mereka, tetapi ketahuilah bahwa kehadiranmu sangat berharga bagi mereka yang sedang berduka. Pada artikel ini KALM mencoba merangkum respons-respons yang bisa dilakukan ketika kamu ingin memberikan dukungan pada orang yang berduka. Keep reading!

Hal-hal Sebaiknya Kamu Pahami dan Lakukan untuk Mereka yang Berduka:

Pahami Bahwa Tidak Ada Cara yang Benar atau Salah dalam Berduka

Walaupun ada istilah “5 Stages of Grief” namun tidak serta merta itu adalah tahapan yang pasti. Berduka bisa menjadi rollercoaster emosional dengan pasang surut yang tidak terduga. Ketahuilah bahwa setiap orang punya perjalanan dukanya sendiri. Jadi tidak perlu memberi tahu mereka apa yang seharusnya dan tidak seharusnya mereka rasakan, ya...

Temani dan Bantu

Tidak perlu menanyakan kabar mereka. Sudah jelas bahwa kondisi mereka sedang tidak baik-baik saja. Lakukanlah sesuatu. Kebanyakan orang yang berduka merasa kesulitan untuk melakukan hal-hal sederhana sekalipun. Meskipun mereka tidak memintanya, sering mereka membutuhkan orang lain yang berinisiatif membantu. Membantu berbelanja bahan makanan atau mengatur pemakaman akan membuat mereka merasa tidak sendiri menghadapi kedukaan.

Dengarkan dan Validasi Perasaannya

Terkadang kita bermaksud baik dengan menghindari topik tentang kematian saat berbicara dengan orang yang berduka. Tapi KALMers, orang yang sedang berduka sebenarnya ingin perasaan kehilangannya diakui. Jadi tak apa untuk membicarakan hal tersebut. Tetapi bukan berarti kamu boleh memaksa mereka untuk terbuka, ya. Cukup beri tahu bahwa kamu ada di sana untuk mendengarkan mereka. Katakan hal-hal seperti, "Kamu pasti sangat kehilangan, tidak apa-apa kamu boleh berduka selama yang kamu butuhkan. Aku akan menemanimu di sini."

Jangan Menghakimi dan Menasehati

Sebagai orang terdekat, kamu mungkin ingin mereka cepat pulih. Namun, kehilangan sosok berharga dalam hidup akan membawa perubahan besar kepada siapapun. Jadi jangan paksa mereka untuk cepat melupakan atau “move on”. Biarkan mereka sembuh dengan kecepatan yang mereka rasa benar. Hindari penghakiman seperti, "Sudah waktunya merelakannya dan melanjutkan hidup" atau, "Sudah jangan menangis lagi," karena itu tidak membantu.

Jangan Mengomentari dan Berasumsi Tentang Penampilannya

Seseorang yang sedang berduka bisa jadi terlihat tegar. Mereka bisa jadi tetap menjaga senyumannya. Namun kita tidak pernah tahu apa yang benar-benar ia rasakan. Hindari mengatakan hal-hal seperti, "Kamu sangat kuat, ya," atau, "Kamu terlihat baik-baik saja." Hal ini bisa membuat mereka tertekan untuk menjaga penampilan dan menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.

Sadari Kondisi Mental yang Serius

Perasaan-perasaan seperti depresi, bingung, putus asa sangatlah umum bagi mereka yang berduka. Tapi jika gejala-gejala ini tidak berangsur-angsur memudar atau malah semakin memburuk seiring berjalannya waktu, hal ini perlu diwaspadai. Bisa jadi ini adalah tanda bahwa kedukaan telah berkembang menjadi masalah yang lebih serius, depresi klinis misalnya.

Jika hal ini terjadi, dorong mereka untuk mencari bantuan profesional ya KALMers. Terutama jika perasaan-perasaan negatif tersebut semakin intens ketika sudah lebih dari dua bulan sejak terjadinya kematian tersebut.

Aplikasi KALM hadir untuk memudahkan kamu berkonsultasi dengan Kalmselor (Psikolog dan Konselor Profesional di KALM) kapanpun dan dimanapun! Download Aplikasi KALM karena #KitaPerluCerita

Nah, itu tadi hal-hal yang sebaiknya KALMers pahami jika ingin memberi dukungan pada orang yang berduka ya. Semoga artikel ini bermanfaat!

Penulis: Rachma Fitrianing Lestari

Editor: Lukas Limanjaya

Sumber:

Smith, M. (2020, September). Helping someone who’s grieving. HelpGuide. Retrieved from: https://www.helpguide.org/articles/grief/helping-someone-who-is-grieving.htm#

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...