KALMers pernahkah kamu menonton film yang memiliki karakter berperilaku self-injury atau melukai diri? Apa kejadian seperti itu memang ada? Sebenarnya kenapa orang bisa melukai diri mereka sendiri (self-injury)? Nah, di artikel Cerita Kalmselor kali ini Kalmselor Dwi akan memberikan cerita dan informasi mengenai masalah ini. Disimak, ya!
Perhatian: Artikel ini mungkin memuat konten/topik yang membuatmu merasa tidak nyaman. Jika kamu merasa terganggu atau terpicu segeralah berhenti membacanya!
Berikut adalah ilustrasi cerita yang dialami oleh klien Kalmselor Dwi:
“Nama saya adalah W. Saya punya pacar bernama D. Saya sering bertengkar dengannya karena D selalu berselingkuh di belakang saya sehingga membuat saya sakit hati. Sakit hati tersebut membuat saya menyakiti diri dengan menyayat tangan menggunakan silet. Hal tersebut saya lakukan agar pacar saya peduli dan mau menyayangi saya lagi dengan tulus. Setiap kali bertengkar saya mencoba menyakiti diri dengan menyayat tangan dengan silet.”
Self-Injury adalah perilaku melukai diri yang dilakukan dengan sengaja sebagai mekanisme koping tanpa maksud untuk bunuh diri. Hal ini dilakukan untuk meredakan kesedihan yang tak tertahankan atau mati rasa emosional. Contoh-contoh perilaku self injury adalah:
Self-Injury sebenarnya adalah kondisi kompleks yang sulit dijelaskan. Kebanyakan orang melakukan self-injury sebagai mekanisme koping dari stres yang ia rasakan. Karenanya, seseorang yang tumbuh dalam keluarga yang melarang ekspresi emosi “negatif”, korban kekerasan, atau diabaikan cenderung lebih rentan akan hal ini.
Mereka yang tumbuh dalam kondisi tersebut akan kesulitan mengekspresikan atau mengkomunikasikan emosinya. Akibatnya self-injury dipilih sebagai salah satu cara untuk menahan dan/atau melampiaskan emosi tersebut. Mereka melakukannya untuk menghukum diri ketika merasa merasa dirinya buruk atau justru ingin memperlihatkan kepada orang lain betapa berat penderitaannya.
Bunuh diri adalah tindakan melarikan diri dari penderitaan dengan mengakhiri hidup. Seseorang yang ingin bunuh diri biasanya dilatarbelakangi oleh perasaan putus asa atau hilangnya minat dan keinginan untuk hidup. Berbeda dengan self-injury yang dilakukan karena seseorang tidak mampu mengekspresikan rasa sakit dan emosinya. Tujuan mereka adalah untuk menghilangkan perasaan tertekan bukan mengakhiri hidup.
Namun beberapa orang yang melakukan self-injury juga rentan bunuh diri. Tidak mudah untuk membedakannya. Satu-satunya cara adalah dengan bertanya langsung kepada orang tersebut apakah mereka ingin bunuh diri. Jangan ragu untuk menanyakan kepada mereka secara langsung.