KALMers, di artikel sebelumnya kita sudah membahas mengenai, “Tips Berhenti Menjadi People Pleaser.” Tapi sebagian dari KALMers mungkin masih penasaran kenapa sih seseorang bisa menjadi People Pleaser?
Baca artikel Tips Berhenti Menjadi People Pleaser di sini: Tips Berhenti Jadi People Pleaser
Di artikel ini KALM ingin berbagi informasi mengenai alasan di balik seseorang menjadi People Pleaser, nih. Jika kamu penasaran, simak artikel ini sampai selesai, ya!
Sebelumnya, jika masih tidak yakin apakah kamu seorang People Pleaser atau hanya sekadar ingin berbuat baik kepada orang lain, berikut beberapa karakteristik People Pleaser yang bisa kamu cek dalam diri:
Bagaimana, KALMers? Apakah kamu mengalami hal-hal di atas?
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu penyebab yang pasti yang menyebabkan seseorang menjadi People Pleaser. Kecenderungan ini berkembang dari berbagai faktor, termasuk hal-hal berikut ini:
Sejak kecil kita diajarkan untuk saling mengasihi sesama. Hingga tak jarang orang salah mengartikan kebaikan sebagai sesuatu yang ‘harus’ dilakukan, meskipun merugikan diri. Jangan begitu ya, KALMers! Lebih baik lakukan kebaikan karena kamu ‘ingin’. Bukan karena terpaksa agar dipandang baik di lingkungan sosial. Dengan begitu kebaikanmu akan memberi dampak positif bagi dirimu juga.
Saat masih kecil, mungkin orang tuamu sering menyalahkanmu atas hal yang tidak kamu lakukan. Ketika orang tua tidak mampu mengatasi emosinya sendiri, mereka melakukan playing the victim untuk memanipulasi situasi dan menimbulkan rasa bersalah pada orang lain. Nah, hal ini membuat anak tumbuh dengan penyesalan, rasa malu, dan terus-menerus mengkhawatirkan kesalahan mungkin membuat orang lain kesal. Ketakutan ini berlanjut ketika kamu dewasa dan mempengaruhi sikapmu dalam hubungan lain. Seorang People Pleaser akan mati-matian mencoba menghindari mengecewakan orang lain.
Apakah kamu tipe orang yang mudah terpengaruh lingkungan dan trend? Investasi saham karena teman-temanmu melakukannya atau membeli koleksi pakaian Chanel karena Jennie Blackpink juga memakainya? Jika iya, bisa jadi itu salah satu indikasi kamu seorang People Pleaser. Seseorang yang mudah dipengaruhi orang lain biasanya akan mendengarkan dan mengikuti instruksi orang lain tanpa berpikir.
Berkonflik memang melelahkan, ya. Begitu pula bagi para People Pleaser. Berkonflik membuat mereka tidak nyaman karena harus melibatkan adu argumen, saling menyerang, dan membuat suasana jadi tidak menyenangkan. Akhirnya People Pleaser sering kali mengiyakan semua hal demi menghindari konflik ini dan menjaga perasaan orang lain.
Kebanyakan orang takut penolakan. Namanya juga makhluk sosial, ya KALMers. Meskipun hidup sendiri di era modern akan jauh lebih mudah, rasanya tetap ada saja yang kurang. Sebagian besar dari kita ingin memiliki hubungan dekat dengan orang lain. Kita takut sendirian karena sendiri berarti tidak disukai atau tidak menyenangkan. Jadi, kita berusaha keras menyenangkan orang lain untuk menghindari penolakan dan kesendirian.
Baca artikel lainnya di sini: Menemukan Ikigai Bersama KALM dan Ketika Rasa Bersalah Menghantui
Jadi itulah tadi penjelasan mengenai penyebab seseorang menjadi People Pleaser, KALMers. Jika kamu butuh konseling berkaitan dengan topik ini, langsung unduh Aplikasi KALM di sini! Kalmselor siap memberikan kamu tips yang lebih sesuai untukmu agar terbebas dari perilaku ini.
Penulis: Rachma Fitria
Editor: Lukas Limanjaya
Sumber:
Cherry, K. (2021, September 03). How to stop being a people pleaser. Verywell Mind. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/how-to-stop-being-a-people-pleaser-5184412
Leonard, E. (2020, November 23). The underpinnings of people pleasing. Psychology Today. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/peaceful-parenting/202011/the-underpinnings-people-pleasing