Adakah diantara KALMers yang sejak melakukan WFH (Work From Home) merasa semakin kelelahan setiap selesai bekerja? Padahal ketika bekerja dari rumah, tidak perlu menghadapi kemacetan, atau bangun lebih awal untuk bersiap-siap berangkat. Hmm… hati-hati, bisa jadi yang KALMers rasakan adalah Zoom Fatigue.
Semenjak pandemi dan harus bekerja maupun belajar dari rumah, kita dituntut untuk segera beradaptasi dengan menggunakan berbagai platform meeting virtual seperti Google Meets, Microsoft Teams, atau Zoom untuk berkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan Microsoft dan beberapa perusahaan lainnya, menunjukkan bahwa selama pandemi, durasi dan jumlah meeting yang dilakukan setiap orang bertambah. Peningkatan meeting online yang terjadi ini, memungkinkan timbulnya Zoom Fatigue.
Zoom Fatigue sendiri adalah kondisi kelelahan, kecemasan, dan burnout yang ditimbulkan karena penggunaan platform komunikasi virtual yang berlebihan. Zoom Fatigue ditandai dengan perasaan frustrasi, kesulitan konsentrasi, mudah lupa, munculnya keluhan-keluhan fisik seperti nyeri otot, kelelahan dan insomnia, hingga menjadi sering timbul masalah dengan rekan kerja, lho!
Baca artikel tentang stres dan burnout di sini: Webinar KALM untuk Populix: Bebaskan Diri Dari Stres, 5 Fase Burnout, Kamu Yang Mana?, dan Bye-bye Burnout: Cara Mencegah Burnout
Mari kita cari tahu bersama KALMers, mengapa Zoom Fatigue ini dapat terjadi. Simak artikelnya ya!
Melakukan meeting secara online membuatmu kesulitan untuk mengenali ekspresi wajah, intonasi suara, dan juga menjaga kontak mata dengan lawan bicara sehingga menuntut otak bekerja lebih keras hingga kelelahan.
Dengan adanya kemudahan teknologi untuk melakukan meeting, memungkinkan semakin mudahnya untuk melakukan meeting secara tidak terencana. Akibatnya jam kerja dan batasan pun semakin tidak jelas. Kita seolah dituntut untuk selalu di depan laptop setiap saat.
Suasana dan kondisi tempat tinggal yang berbeda-beda pada setiap orang. Berbagai gangguan seperti kesulitan sinyal, suara anak menangis, kendaraan lewat, tentu hal yang sangat mungkin terjadi. Hal inilah yang sering kali membuat kita jadi sulit berkonsentrasi.
Kita paham WFH membuat batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi tidak jelas. Batasan yang rusak ini memaksa kita melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Bekerja sambil mengajari anak mengerjakan PR? Bukan hal yang tidak mungkin. Akhirnya kelelahan tidak bisa dihindari.
Kita semua setuju bahwa pandemi telah berdampak pada hampir semua aspek kehidupan. Rasa takut dan cemas terhadap kondisi kesehatan kita. Hingga masalah keuangan karena perekonomian menurun adalah pemicu stres yang tidak dapat terelakkan.
Nah, setelah paham penyebabnya, sekarang KALM akan memberikan tips agar KALMers dapat meminimalisir dampaknya. Berikut tipsnya:
Jika KALMers mulai merasakan kelelahan setiap kali keluar dari ruangan meeting virtual, lebih baik untuk segera mengkonsultasikan pada Kalmselor di Aplikasi KALM (unduh di sini). Jangan sampai kondisi kesehatan mental kamu menjadi lebih serius ya!
Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kondisi kesehatan mental karyawan, KALM juga memiliki layanan Kalmporate dalam bentuk asesmen psikologi, webinar, workshop, hingga group counseling yang siap membantumu. Jika tertarik dan ingin tahu lebih lanjut mengenai Kalmporate, silakan hubungi kami di [email protected]!
Penulis: Nadya Anindita
Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya
Sumber:
Lee, Jena. (2020, November 18). A Neuropsychological Exploration of Zoom Fatigue. Psychiatric Times. Retrieved from: https://www.psychiatrictimes.com/view/psychological-exploration-zoom-fatigue
White, Taneasha. (2021, February 22). ‘Zoom Fatigue’ Is Real – Here’s How to Cope (and Make It Through Your Next Meeting). healthline. Retrieved from : https://www.healthline.com/health/zoom-fatigue