Kamu pernah mendengar istilah Highly Sensitive Person atau HSP, KALMers? Menurutmu apa itu Highly Sensitive Person? Kalau diterjemahkan secara harfiah dalam bahasa Indonesia sih artinya “Orang yang memiliki sensitivitas tinggi.” Tapi bagaimana maksud dari sensitivitas tinggi itu, KALMers? Baperan, banyak drama, atau cengeng? Yuk, baca artikel ini supaya nggak salah kaprah lagi memahami si HSP!
Baca artikel KALM lainnya: Perasaan Insecure Mengganggumu?, Mengejar Rasa Bahagia
Highly Sensitive Person (HSP) adalah istilah untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki reaksi kuat baik secara fisik, mental, dan emosional terhadap stimulus, KALMers. Seorang HSP memiliki kepekaan emosional yang tinggi dan reaktivitas kuat terhadap rangsangan eksternal dan internal, seperti rasa sakit, rasa lapar, paparan cahaya, atau kebisingan. Hal ini terkadang membuat mereka merasa lelah dan kewalahan.
Highly sensitive bukanlah gangguan atau penyakit mental, dan juga tidak ada hubungannya dengan jenis kepribadian introvert. Faktanya 30% dari Highly Sensitive Person adalah orang dengan kepribadian ekstrovert. HSP adalah aspek kepribadian yang sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, hanya saja dengan tingkatan yang berbeda-beda. Alane Freund, peneliti yang meneliti hal ini mengatakan bahwa orang dengan kecenderungan HSP memiliki beberapa area di otak yang berbeda, neuron cermin misalnya, yang lebih reaktif dibandingkan bagian lainnya.
DOES adalah akronim yang menggambarkan karakteristik Highly Sensitive Person yang diperkenalkan oleh Elaine Aron, yaitu:
HSP memiliki proses pemikiran yang dalam akan setiap pengalaman mereka, jejak pikiran, perasaan, kesan, dan ingatan. Mereka memperhatikan banyak informasi kecil yang mudah terlewatkan orang lain dan mengintegrasikannya menjadi informasi yang utuh. Inilah yang memungkinkan HSP lebih teliti dan kreatif saat mengerjakan sesuatu.
Mereka peka terhadap banyak hal dan itulah yang membuat mereka mudah merasakan overstimulated dan kewalahan. Mereka terlalu banyak memproses informasi yang membuatnya mudah stress, sulit berkonsentrasi, dan bahkan memicu kecemasan.
Seorang HSP sering diidentikkan sebagai orang yang baperan atau overreacting dalam konteks negatif. Kebanyakan orang berpikir bahwa HSP hanya sensitif pada emosi-emosi negatif. Padahal tidak begitu, KALMers! Studi membuktikan bahwa seorang HSP ternyata justru lebih reaktif pada emosi positif, lho! Mereka sangat sensitif dengan perasaan-perasaan positif seperti kesenangan dan kegembiraan. Mereka juga punya empati yang tinggi.
Jika diibaratkan, HPS mungkin adalah tipe orang yang ketika masuk ke dalam sebuah ruangan dia akan memperhatikan setiap hal kecil di dalamnya. Mereka dapat merasakan jika cahaya lampu terlalu terang, suhu udara lebih dingin, bahkan debu yang menempel di meja. Mereka juga tidak suka kebisingan karena kepekaan mereka terhadap suara.
Baca tentang tanda jika kamu seorang HSP di sini: 10 Tanda & Kebiasaan si Highly Sensitive Person
Menjadi orang yang sangat sensitif bisa memiliki banyak tantangan. Hidup sebagai HSP yang hanya 20% dari populasi di dunia bersama 80% orang yang bukan HSP bukan perkara mudah. Terkadang orang tidak memahami proses yang HSP alami.
Tantangan setiap HSP bisa jadi bervariasi. Mereka mungkin kesulitan beradaptasi dengan situasi baru, menunjukkan respons emosional yang tampaknya tidak pantas dalam situasi sosial, atau yang paling umum mudah kewalahan di dalam keramaian. Namun HSP juga memiliki sisi lain. Mereka sering merasa bahagia sebagai HSP karena merasa mudah terkoneksi dengan orang-orang terdekatnya, mudah berempati, dan menemukan kesenangan tersendiri dalam seni dan musik.
Seperti semua ciri kepribadian, ada pro dan kontra untuk menjadi sangat sensitif. Dengan dukungan yang tepat dan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri, HSP dapat mengatur lingkungan di mana mereka dapat berkembang.
Self-care adalah hal yang sangat krusial untuk HSP, terutama ketika dihadapkan dengan situasi stres. Tidur yang cukup, makan makanan yang sehat, membatasi kafein dan alkohol, dan membuat jadwal kegiatan bisa menjadi strategi yang berguna mengurangi stres.
Untuk mengurangi kelelahan, fokuslah untuk melakukan self-care. Carilah hal-hal yang dapat menetralkan overstimulated-mu. Membaca buku atau mendengarkan musik misalnya. Kedua hal tersebut dapat membantumu berkonsentrasi pada satu hal dan mengabaikan stimulus-stimulus lain yang mengganggu.
Berbicara dengan teman atau profesional di bidang kesehatan mental juga dapat membantu HSP mengatasi respons emosional yang meningkat terhadap stres. Unduh Aplikasi Konseling KALM (di sini) untuk berdiskusi dengan Kalmselor profesional.
Penulis: Rachma Fitria
Editor: Lukas Limanjaya
Sumber:
Psychology Today. (n.d). Highly Sensitive Person. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/intl/basics/highly-sensitive-person
Scott, E. (2020, September 18). What is a highly sensitive person? Verywell Mind. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/highly-sensitive-persons-traits-that-create-more-stress-4126393