Dari Perjalanan Melawan Stigma hingga Tips Untukmu yang Insecure (Kalmselor of the Month: Vensi Gunawinata)

Description

Kembali lagi di artikel Kalmselor of the Month November, KALMers! Bagaimana KALMers, siapa nih Kalmselor favorit kamu? Setelah Kalmselor Fira dan Kalmselor Laras, kali ini KALM akan membagikan cerita dari Kalmselor Vensi, nih!

Baca artikel Kalmselor of the Month lain: Menu Self-Care ala Kalmselor Laras (Kalmselor of the Month: Larasati Margaretha) dan Pentingnya Self-Healing Bagi Psikolog (Kalmselor of The Month: Cut Maghfirah F)

Berkenalan dengan Kalmselor Vensi

Kalmselor Vensi atau Psikolog Vensi Anita Ria Gunawinata adalah salah satu Kalmselor KALM yang bergabung sejak tahun 2020. Kalmselor Vensi memilih menjadi seorang Psikolog Klinis Dewasa karena menurutnya masa dewasa adalah saat-saat di mana seseorang memiliki paling banyak tantangan dan tuntutan. Perjalanan menjadi dewasa bukan hal yang mudah. Untuk itu ia ingin membantu dan mendampingi mereka. 

“Seringkali kita tidak hidup untuk diri kita, selalu mendasarkan pondasi pada standar/tuntutan orang lain, ketika kita mandiri dengan usia makin bertambah, muncul konflik atau kesulitan dalam mendewasakan diri kita menyesuaikan dengan tuntutan/harapan lingkungan,” ungkapnya.

Menurutnya ilmu psikologi adalah dasar untuk hidup sesama manusia dan dapat diaplikasikan di mana saja. Dengan menjadi psikolog ia tidak hanya membantu diri sendiri tapi juga orang lain.

Perjalanannya Melawan Stigma

Menjadi seorang psikolog bukanlah hal yang mudah bagi Kalmselor Vensi. Stigma mengenai gangguan mental yang hadir di masyarakat adalah salah satu tantangannya. Apalagi di daerah dengan akses informasi dan edukasi kesehatan mental yang masih terbatas seperti di Tarakan, Kalimantan Utara.

Kalmselor Vensi mengaku bahwa kebanyakan dari masyarakat di sana masih sangat awam dengan kesehatan mental. Mereka hanya mengenal label “gila” sebagai istilah untuk menggambarkan orang yang memiliki kondisi kesehatan mental tertentu. Selain itu, masyarakat juga belum terbiasa menceritakan apa yang mereka rasakan kepada orang lain. Mungkin karena menganggapnya sebagai aib, merasa malu, atau takut. Jadi mengawali karirnya sebagai psikolog memang cukup berat untuknya karena selain menolong, ia juga mengemban tugas mengedukasi masyarakat.

Dedikasinya untuk terus mengedukasi masyarakat ini membuatnya bergabung di HIMPSI Wilayah. Ia berharap perlahan-lahan masyarakat terutama pemerintah setempat menjadi semakin terbuka dengan kesehatan mental. Hebat, ya KALMers!

Tips untukmu yang Insecure

Menurut Kalmselor Vensi, untuk menghadapi perasaan insecure kita harus bisa memahami dulu apa yang menjadi akar dan pemicu perasaan itu muncul. Dengan memahami pemicunya kita bisa mulai memproses rasa insecure tersebut dan mengetahui langkah yang bisa dilakukan selanjutnya. Apakah hanya akan membiarkan insecurities itu selamanya menghantui kita atau menjadikannya alasan menjadi pribadi lebih baik. 

Kemudian, belajar berdamai dengan diri sendiri. Pahami bahwa kita semua tidak sempurna dan itu tidak masalah. Bagian terpentingnya adalah mau berproses, mau menempa diri untuk lebih baik bukan untuk orang lain tapi untuk upgrade diri sendiri. Begitu, KALMers!

Pesan Kalmselor Vensi untuk KALMers

“Pesan untuk KALMers, sayangi dirimu dulu sebelum dapat memberikan kasih sayang kepada orang lain. You are not alone, berikan kesempatan bagi kami, Kalmselor, untuk membantumu.

Buat KALMers yang belum mengunduh aplikasi KALM, segera unduh aplikasinya di link ini supaya kamu bisa segera berkonsultasi dengan Kalmselor Vensi, ya!

 

Penulis: Rachma Fitria

Editor: Lukas Limanjaya

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...