KALMers, belakangan kasus pelecehan seksual semakin marak diperbincangkan. Rendahnya perlindungan hukum terhadap korban pelecehan seksual, bahkan stigma dan diskriminasi, membuat korban enggan mencari pertolongan. Alih-alih mendapat pertolongan yang diperlukan, korban malah menanggung trauma dan rasa malu sendirian akibat kurangnya dukungan dari orang sekitar.
Lalu mengapa hal itu bisa terjadi dan bagaimana kita bisa membantu mereka yang menjadi korban pelecehan seksual? Yuk, bersama kita mengedukasi diri lewat artikel KALM kali ini!
Baca juga: Ketika Kita Mengalami Pelecehan Seksual, Cerita Kalmselor: Efek Catcalling pada Psikologis Korban!, dan Pelaku Kekerasan Seksual Kok Diberi Panggung?
Dampak kekerasan seksual jauh melampaui cedera fisik. Trauma diperkosa atau diserang secara seksual dapat menghancurkan mental korban, membuat mereka merasa takut, malu, dan sendirian. Tidak hanya itu, trauma akibat kilas balik kenangan tidak menyenangkan dan dihantui mimpi buruk juga merupakan dampak jangka panjang yang bisa terjadi. Dunia tidak terasa seperti tempat yang aman lagi bagi korban. Mereka tidak lagi mempercayai orang lain, bahkan dirinya sendiri. Selain itu mereka mungkin juga menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi atau percaya bahwa dirinya “kotor”. PTSD, kecemasan, dan depresi pun bukan tidak mungkin mereka alami.
Sebagian besar penyintas pelecehan seksual akan menceritakan pengalaman tidak menyenangkannya itu kepada setidaknya satu orang, biasanya teman. Kamu mungkin tidak dapat menyelamatkan temanmu atau memecahkan masalahnya. Tetapi dukunganmu dapat memengaruhi proses penyembuhan mereka.
Bagian penting dalam membantu korban pelecehan seksual adalah membantu mereka menciptakan rasa aman secara fisik dan emosional. Tanyakan kepadanya apa yang akan membuat mereka merasa aman dan bagaimana caramu dapat membantu mereka.
Tidak ada yang siap ketika seorang teman memberitahumu bahwa mereka menjadi korban pelecehan seksual. Kamu mungkin tidak dapat menyelesaikan masalah mereka, tapi Kamu bisa memberikan dukungan. Dukungan dan pengertian sangat penting bagi mereka. Dibutuhkan banyak keberanian bagi seorang penyintas untuk berbagi pengalaman mereka, jadi cobalah untuk menyediakan suasana yang aman/tidak menghakimi, kenyamanan emosional, dan dukungan bagi penyintas untuk mengungkapkan perasaan.
Alasan paling umum korban memilih untuk tidak memberitahu siapa pun tentang pelecehan seksual yang ia alami adalah ketakutan bahwa pendengar tidak akan mempercayainya. Jadi jika seseorang bercerita padamu, itu karena ia mempercayaimu. Sebagai balasannya, tolong percaya dan dengar cerita mereka juga.
Singkirkan pertanyaan seperti, “Kok bisa?”. Tugasmu adalah mendukungnya. Berhati-hatilah untuk tidak menafsirkan ketenangan sebagai tanda bahwa peristiwa itu tidak terjadi atau berarti ia berbohong. Setiap orang merespons peristiwa traumatis secara berbeda. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah menerima dan mendengarkan mereka.
Korban mungkin menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang dialaminya, pastikan kamu meyakinkan bahwa itu tidak benar. Pelecehan seksual tidak pernah merupakan kesalahan korban/penyintas. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin dilecehkan secara seksual tidak peduli apa pun yang mereka kenakan, katakan, atau lakukan. Pelaku lah yang salah.
Ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Jika kamu merasa kewalahan membantu temanmu, kamu bisa menyarankan supaya ia menghubungi pihak profesional di bidang kesehatan mental mengingat dampak psikologis yang mungkin dialaminya selepas kejadian. Konseling dan perawatan kesehatan mental dapat membantunya.
Kalmselor di KALM siap membantu kamu dan/atau orang terdekatmu memproses emosi dan dampak psikologis akibat pelecehan seksual. Cek daftar Kalmselor di https://get-kalm.com/id/daftar-konselor/ untuk memilih dengan siapa kamu ingin melakukan konseling. Kemudian download aplikasi KALM melalui link berikut (ini) untuk memulai konselingmu!
Ditulis oleh: Rachma Fitria
Ditinjau secara psikologis oleh: Karina Negara
Diedit oleh: Lukas Limanjaya
Sumber:
The University of New Hampshire Sexual Harassment & Rape Prevention Program. (n.d). Helping a friend. https://www.unh.edu/sharpp/helping-friend
Smith, M., Segal, J. (2021, November). Recovering from rape and sexual trauma. HelpGuide. https://www.helpguide.org/articles/ptsd-trauma/recovering-from-rape-and-sexual-trauma.htm