Sudah akhir minggu, KALMers. Saatnya bertemu dengan Kalmselor-Kalmselor favorit KALMers di bulan November, nih! Yup, Kalmselor of the Month hadir kembali! Kali ini KALM berkesempatan untuk ngobrol-ngobrol dengan Kalmselor of the Month Hertha Hambalie. Sudah familiar dong pastinya dengan Kalmselor satu ini?
Baca juga Kalmselor of the Month lainnya: Dari Perjalanan Melawan Stigma hingga Tips Untukmu yang Insecure (Kalmselor of the Month: Vensi Gunawinata), Menu Self-Care ala Kalmselor Laras (Kalmselor of the Month: Larasati Margaretha), dan Pentingnya Self-Healing Bagi Psikolog (Kalmselor of The Month: Cut Maghfirah F)
Psikolog Hertha Hambalie atau kerap disapa Kalmselor Hertha adalah seorang Psikolog Klinis yang saat ini berpraktik di KALM. Ia sudah bergabung bersama KALM sejak tahun 2019.
Saat ditanya mengenai motivasinya menjadi seorang psikolog, Kalmselor Hertha menjawab bahwa menjadi psikolog adalah salah satu kebahagiaan yang tidak tergantikan baginya. Dengan menjadi psikolog ia bisa menggunakan keterampilan dan kemampuannya untuk membantu orang lain.
“Bagaimana kita bisa membantu seseorang menjadi lebih baik, secara kualitas hidup dan secara psikologis. Itu yang memotivasi aku menjadi psikolog,” tambahnya.
Menjadi seorang psikolog tentunya bukan hal mudah, ya KALMers! Siapa bilang menjadi psikolog hanya perlu mendengarkan cerita orang lain. Nyatanya membangun kepercayaan dan membuat klien mau terbuka mengungkapkan permasalahannya itu membutuhkan banyak upaya dan ilmu yang perlu dipelajari. Begitu pula yang dirasakan Kalmselor Hertha.
Dalam perjalanannya menjadi psikolog, ada saat-saat ketika Kalmselor Hertha merasa kecewa jika klien tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, ketika itu terjadi ia selalu berusaha mengingatkan dirinya:
“Bagaimana pun, setiap orang berhak memilih pilihan sesuai tujuannya. Tapi kita bertanggung jawab secara profesional membantu klien sesuai dengan kapasitas dan keilmuan kita. Selebihnya, ya kita tidak bisa bertanggung jawab atas pilihan dan kebahagiaan orang lain,” ungkapnya.
Hal tersebut juga merupakan salah satu caranya membuat batasan antara kehidupan profesional dan pribadinya.
Saat ini mungkin masih ada Kalmselor yang belum terlalu terbiasa dengan konseling ongoing chat. Dalam pengaplikasian, menurut Kalmselor Hertha sangat penting bagi Kalmselor untuk selalu bertanya dan mengkonfirmasi ulang setiap kesimpulan yang diberikan kepada klien. Hal ini dilakukan untuk mencegah mispersepsi antara apa yang disampaikan oleh klien dengan apa yang ditafsirkan oleh Kalmselor. Mengingat salah satu keterbatasan dari chat counseling adalah psikolog tidak dapat mengobservasi secara langsung ekspresi klien.
Selain itu, tips praktis juga diperlukan. Tujuannya agar klien tidak hanya mendapatkan solusi dari psikolog selama proses konseling tetapi juga secara mandiri mempraktikkan skill-skill pengembangan diri.
Kita bertanggung jawab terhadap pilihan kita dan kebahagian kita sendiri. Jadilah orang pertama yang percaya kamu berharga dan berhak untuk bahagia.
Nah, buat KALMers yang mau konseling dengan Kalmselor Hertha bisa langsung download Aplikasi KALM di sini (download link) ya!
Penulis: Rachma Fitria
Editor: Lukas Limanjaya