Tentang Diri: Akhiri Tahun dengan 4 Langkah Memaafkan Diri ini!

Description

Orang bilang, memaafkan paling sulit adalah memaafkan diri sendiri. Benar nggak, KALMers? Rasanya tidak ada yang lebih membebani dari perasaan frustrasi ketika kamu menyadari bahwa kamu telah melakukan kesalahan.

Sesederhana melupakan ulang tahun orang yang dicintai, mengirim pesan yang menyakitkan, menyontek saat ujian, atau berbohong kepada pasangan. Kenyataannya adalah, kita terkadang menyakiti orang yang kita cintai, ceroboh mengerjakan sesuatu, dan melakukan hal-hal yang berada di bawah standar moral yang kita pegang sendiri.

Namun jika kejadian-kejadian tersebut hanya berakhir menjadi sebuah penyesalan tentu tidak ada dampak positif yang bisa kita ambil. Kita punya pilihan untuk dapat memperbaikinya dengan cara memaafkan diri. Memaafkan diri sangat penting supaya kita tidak terjebak dalam belenggu rasa bersalah dan membenci diri.

Tentang Self-Forgiveness

Memaafkan diri sendiri bukan berarti melepaskan diri dari kesalahan. Mengakui kesalahan juga bukan tanda kalau kamu lemah. Memaafkan berarti kamu mengakui perilaku tersebut salah, menerima apa yang telah terjadi, dan bersedia untuk melewatinya dan melanjutkan hidup tanpa menyesalkan peristiwa masa lalu yang tidak dapat diubah.

Semua orang pernah membuat kesalahan, tetapi tidak semua orang bisa belajar dari kesalahan. Padahal memaafkan paling baik adalah saat kita bisa melepaskan, berdamai, dan memperbaiki diri. Bagaimana caranya?

Langkah Memaafkan Diri

Untuk bisa memaafkan diri, setidaknya kamu harus melakukan langkah 4R ini:

1. Responsibility (Pertanggungjawaban)

Menerima tanggung jawab atas apa yang telah kamu lakukan atau apa yang telah terjadi adalah langkah pertama dan tersulit dalam memaafkan diri. Dalam proses ini kamu membutuhkan keberanian untuk melepaskan semua ego yang kamu miliki dan mengakui kesalahan. Seseorang terkadang sulit memaafkan diri karena masih saja membuat alasan, merasionalisasi, atau membenarkan tindakan mereka untuk membuatnya tampak benar dan dapat diterima. Jika kamu ingin berdamai dengan diri, inilah saatnya untuk menghadapi apa yang telah kamu lakukan. Dengan mengambil tanggung jawab dan menerima bahwa kamu berbuat salah, kamu  dapat menghindari menyalahkan diri yang berlebihan. 

2. Remorse (Penyesalan)

Setelah menerima tanggung jawab dan mengakui kesalahan, kamu mungkin akan merasakan berbagai perasaan negatif, termasuk rasa bersalah. Ketahuilah bahwa perasaan tersebut sangat wajar, bahkan sehat untuk dirasakan. Perasaan bersalah dan penyesalan ini dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk perubahan perilaku yang positif, lho! Jadi jangan disangkal. Pahami bahwa membuat kesalahan itu manusiawi dan jangan biarkan kesalahanmu menggambarkan dirimu yang seutuhnya.

3. Restoration (Perbaikan)

Nah, setelah menerima perasaan bersalah, langkah selanjutnya adalah memperbaiki kesalahan. Sama seperti ketika orang lain berbuat salah pada kita, kita mungkin meminta orang tersebut memperbaiki diri untuk menebus kesalahannya, kan? Begitu juga dengan diri sendiri.

Untuk melakukan ini, kamu perlu memahami mengapa kamu berperilaku seperti itu dan mengapa kamu merasa bersalah. Selanjutnya pikirkan langkah-langkah apa yang dapat kamu ambil untuk mencegah perilaku yang sama lagi di masa depan? Kamu mungkin salah, tetapi itu adalah pengalaman belajar yang dapat membantumu menjadi lebih baik lagi di masa depan.

4. Renewal (Pembaharuan)

Setiap orang membuat kesalahan dan memiliki hal-hal yang membuat mereka menyesal. Tapi menjerumuskan diri ke dalam perangkap kebencian terhadap diri sendiri tidak akan membantu apapun. Bahkan hanya akan merusak dan mempersulit kamu untuk tumbuh menjadi pribadi lebih baik.

Memaafkan diri sendiri seringkali membutuhkan cara untuk belajar dari pengalaman. Lepaskan semua perasaan negatif terhadap diri sendiri. Perhatikan apakah ada perilaku atau proses berpikir yang tidak membantu yang melanjutkan siklus hukuman diri. Perlakukan diri Anda dengan belas kasih, dan validasi nilai Anda sebagai pribadi, mungkin dengan menggunakan afirmasi atau meditasi terbimbing.

Kata-kata Afirmasi untuk Diri

Melakukan afirmasi positif pada diri sendiri dapat membantumu dalam melalui proses memaafkan diri. Mengaplikasikannya secara teratur dapat membantu kamu mengurangi self-talk negatif dan memperkuat lebih banyak penegasan diri yang positif.

Berikut adalah beberapa contoh afirmasi pemaafan diri yang dapat kamu coba:

  • Aku layak untuk dimaafkan atas kesalahanku.
  • Aku juga manusia dan terkadang aku membuat kesalahan.
  • Aku memaafkan diriku sendiri atas apa yang aku lakukan dan akan belajar dari kesalahanku.
  • Aku berhak berbuat baik pada diriku sendiri.
  • Aku mencintai, memaafkan, dan menerima diriku dengan segala ketidaksempurnaan saya.
  • Aku akan menjadi lebih bijaksana karena aku telah belajar dari kesalahanku.
  • Aku akan terus hidup sejalan dengan nilai-nilai yang kupercaya, seperti yang selalu kulakukan.

Nah, bagaimana menurutmu KALMers? Sudah siap berproses memaafkan diri? Jika kamu perlu bimbingan untuk mempraktikkan self-forgiveness ini, jangan ragu untuk konsultasi dengan Kalmselor di Aplikasi KALM, ya!

Beberapa rekomendasi Kalmselor yang bisa kamu pilih di antaranya:

  • Seruni Yuniarti (Kode Kalmselor: SER-523)
  • Grace Maretta (Kode Kalmselor: GRA-584)
  • Ria Rizki Utami (Kode Kalmselor: RIA-264)

Para Kalmselor di atas memiliki spesialisasi di bidang pengembangan diri, lho! Langsung aja masukkan kode Kalmselornya, ya KALMers!

Penulis: Rachma Fitria

Editor: Lukas Limanjaya

Sumber:

Brown, H. (2021, August 16). Fostering self-forgiveness: 25 powerful techniques and books. Positive Psychology: https://positivepsychology.com/self-forgiveness/

Cherry, K. (2021, Februari 17). Taking the steps to forgive yourself. Very wellmind: https://www.verywellmind.com/how-to-forgive-yourself-4583819#:~:text=Forgiving%20yourself%20is%20about%20more,It's%20also%20the%20hardest%20step.

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...