Apa yang terlintas di benak KALMers ketika mendengar kata ‘persiapan pernikahan’? Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum menikah? Menyiapkan budget yang cukup? Venue dan katering? Atau banyaknya undangan yang akan diberikan kepada kerabat dekat?
Ternyata persiapan pernikahan tidak terbatas pada persiapan-persiapan teknis lho, KALMers! Bagi KALMers yang akan atau sedang mempersiapkan pernikahan, artikel ini akan membantumu untuk mempersiapkan mental sebelum menikah. Apa saja? Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
Selain persiapan yang berhubungan dengan serba-serbi pernikahan, KALMers juga harus memperhatikan persiapan secara mental. Melansir Psychology Today, ada dua hal utama yang dapat dijadikan sebagai acuan persiapan pernikahan, yaitu:
Kualitas adalah tentang bagaimana masing-masing individu menumbuhkan kualitas diri yang diperlukan untuk hidup bersama dengan pasangan, antara lain komitmen, kesetiaan, tanggung jawab, dll.
Skills berkaitan tentang keterampilan yang dibutuhkan oleh kedua pasangan dalam menjalin sebuah hubungan, yaitu kemampuan berkomunikasi secara verbal dan non-verbal, manajemen konflik, menetapkan batasan, partisipasi aktif bersama pasangan, dll.
Nah, kedua hal tersebut bisa kamu ketahui dan gali dengan menanyakan pertanyaan yang tepat, KALMers. Menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada pasangan dapat membantumu mengidentifikasi, menerima, dan mendiskusikannya persamaan dan perbedaan yang bisa atau tidak bisa dikompromikan bersama pasangan.
Nah, kira-kira pertanyaan apa saja yang bisa KALMers tanyakan ke pasangan? Yuk, simak contoh pertanyaan di bawah ini!
Sebelum KALMers memutuskan untuk menikah, berikut adalah beberapa hal yang dapat KALMers tanyakan dan diskusikan kepada pasangan masing-masing:
Apakah ada kesepakatan tentang memiliki anak? Kapan? Berapa banyak? Siapa yang akan merawat mereka? Berapa lama ibu atau ayah akan tinggal di rumah? Jika ada masalah dengan kesuburan, apakah adopsi bisa menjadi pilihan? Jika kamu dan pasangan berubah pikiran tentang pertanyaan-pertanyaan ini, bagaimana kalian akan merundingkannya?
Beberapa pasangan ada yang merasa tidak nyaman jika harus tinggal bersama mertua, namun ada juga yang tidak masalah. Hal ini sebaiknya didiskusikan sebelum menikah untuk meminimalisir konflik dalam rumah tangga.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai siapa yang harus bekerja dan bagaimana cara mengatur keuangan juga penting untuk didiskusikan, KALMers. Apa harapan satu sama lain untuk kontribusi keuangan bagi keluarga? Berapa jumlah maksimum yang dapat dibelanjakan satu orang tanpa persetujuan dari orang lain?
Konflik yang terjadi pada rumah tangga merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, resolusi konflik yang sehat sangat dibutuhkan dalam sebuah pernikahan. Adanya pertanyaan ini akan membuat KALMers mengetahui anger management pasanganmu. Apa yang akan ia lakukan ketika sedang berkonflik atau sedang marah. Dengan itu, KALMers dapat mencari tahu langkah yang tepat dalam menyelesaikan konflik bersama pasangan.
Sebagai pasangan, kita tidak harus selalu bersama setiap saat lho, KALMers! Waktu dengan diri sendiri sama pentingnya dengan waktu yang dihabiskan bersama pasangan. Dengan adanya pertanyaan ini, kamu dapat mengetahui adakah perbedaan mengenai privasi dengan pasangan. Kamu juga dapat menanyakan kapan saja waktu dengan diri sendiri yang dibutuhkan pasangan.
KALMers mungkin sudah familiar dengan istilah Love Languages, kan? Love Languages menjelaskan bahwa setiap orang ternyata memiliki perbedaan dalam menunjukkan kasih sayang. Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, KALMers dapat lebih memahami bagaimana cara pasangan dalam menunjukkan kasih sayang mereka.
Diskusi mengenai tujuan utama sebagai pasangan juga tidak kalah penting dalam sebuah pernikahan. Pertanyaan ini akan membantumu memahami apakah masing-masing pasangan akan mempertimbangkan perceraian jika hubungan memburuk, atau apakah mereka mengharapkan pernikahan untuk seumur hidup, apapun yang terjadi.
Jika sudah mendiskusikannya lalu selanjutnya apa?
Premarital counseling atau konseling pranikah merupakan salah satu bentuk konseling pasangan yang dapat membantumu mempersiapkan pernikahan. Konseling pranikah ditujukan untuk membantu pasangan mendiskusikan permasalahan penting, mulai dari keuangan hingga anak. Konseling pranikah juga dapat membantu mengidentifikasi area konflik potensial dan membantu pasangan membangun fondasi yang kuat untuk pernikahan.
Konseling pranikah ini membutuhkan partisipasi dari kedua belah pasangan ya, KALMers. Jika salah satu dari pasangan enggan melakukan konseling pranikah, jelaskan mengapa konseling pranikah ini penting bagi pasangan yang akan memutuskan untuk menikah.
Baca juga: Tipe Attachment Styles, Cari Tahu Punyamu! dan Hubungan yang Sehat, Seperti Apa?
Kamu juga bisa mengunduh aplikasi KALM di sini atau langsung booking di https://bit.ly/KALMCoupleCouns untuk melakukan konseling pranikah bersama dengan Kalmselor profesional. Kalmselor akan membantumu dan pasangan dalam mempersiapkan pernikahan yang sehat.
Nah, setelah mengetahui beberapa tips sebelum menikah, KALMers kira-kira sudah siap untuk menikah belum, nih?
Penulis: Dzulfani S Nisa
Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya
Sumber:
Gupta, S. (2021, June 21). What Is Premarital Counseling? Very Well Mind. Retrieved from https://www.verywellmind.com/premarital-counseling-definition-types-techniques-and-efficacy-5189767
Huston, M. (2017, May). The Best Preparation for Marriage. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/stronger-the-broken-places/201705/the-best-preparation-marriage
Kirby, S. (2021, July 13). Premarital Counseling: What It Is And Why You Should Do It. Better Help. Retrieved from https://www.betterhelp.com/advice/counseling/premarital-counseling-what-it-is-and-why-you-should-do-it/
Stanford, E. (2016, March 24). 13 Questions to Ask Before Getting Married. New York Times. Retrieved from https://www.nytimes.com/interactive/2016/03/23/fashion/weddings/marriage-questions.html