KALMers, apakah kamu memiliki teman yang memiliki fobia atau ketakutan tidak wajar dan spesifik pada hal tertentu? Takut pada jarum suntik misalnya. Bagi orang pada umumnya, mungkin jarum suntik hanyalah salah satu alat medis yang tidak akan memberikan ancaman apapun. Namun, bagi beberapa orang jarum suntik bisa sangat menakutkan, lho!
Bagaimana perasaan takut tersebut bisa muncul dan apakah hal tersebut bisa dikategorikan sebagai fobia atau tidak, simak artikel ini!
Melansir Healthline, fobia adalah reaksi ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional pada sesuatu yang spesifik. Jika seseorang memiliki fobia, ia mungkin mengalami rasa takut, cemas, atau panik yang mendalam ketika dihadapkan pada sesuatu yang menjadi sumber ketakutannya. Sumber ketakutan ini dapat berupa tempat, situasi, atau objek tertentu. Berbeda dengan gangguan kecemasan (anxiety) yang tidak memiliki sumber kecemasan secara langsung, fobia biasanya memiliki sumber yang spesifik.
Tak jauh berbeda dengan gangguan psikologis lainnya, faktor genetik dan lingkungan adalah faktor yang berperan menyebabkan fobia, KALMers. Berbagai kejadian yang dialami seseorang dapat menjadi faktor risiko fobia, misalnya seperti anak-anak yang memiliki kerabat dekat dengan gangguan kecemasan, peristiwa menyedihkan atau traumatis, seperti kecelakaan juga dapat menimbulkan fobia. Selain itu, paparan ruang sempit, ketinggian ekstrim, dan gigitan hewan atau serangga semuanya bisa menjadi sumber fobia.
Sebelumnya KALMers harus paham terlebih dahulu bahwa memiliki ketakutan pada suatu hal bukan berarti fobia, ya! Ketakutan dan fobia tidaklah sama. Banyak orang merasa takut terhadap objek atau situasi, tetapi tidak berarti mereka bisa didiagnosis dengan fobia tertentu. Diagnosis fobia hanya bisa dilakukan oleh ahli kesehatan mental yang berpedoman pada DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual, 5th Edition). Nah, seseorang dapat didiagnosis dengan fobia spesifik haruslah memenuhi kriteria berikut ini:
Fobia memiliki gejala yang berbeda dari gangguan mental yang serius lain seperti skizofrenia. Pada gangguan skizofrenia, orang mengalami halusinasi visual dan pendengaran, delusi, paranoia, hingga anhedonia. Namun, pada fobia, ketakutan yang dirasakan seseorang mungkin saja tidak rasional, tetapi orang dengan fobia biasanya tidak menunjukkan gejala psikotik sehingga masih mampu kontak dengan realita.
Ada lima jenis fobia spesifik:
Gangguan fobia spesifik bisa menjadi masalah yang serius jika tidak mendapatkan perawatan. Saat kamu berkonsultasi dengan para profesional kesehatan mental, hal-hal berikut mungkin akan kamu lakukan:
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah terapi yang paling umum digunakan untuk fobia. Dalam prosesnya kamu mungkin akan dipaparkan pada sumber ketakutan kamu dan dibantu untuk belajar mengidentifikasi kemudian mengubah pikiran negatif yang berkontribusi pada reaksi fobia. Perawatan ini telah terbukti dapat mengurangi kecemasan.
Pada kasus fobia, penggunaan obat-obatan sebenarnya tidak digunakan untuk menghilangkan fobianya tetapi lebih kepada membantu orang mengelola reaksi fisik dan emosional yang terkait dengan fobia. Psikiater mungkin akan meresepkan obat antidepresan dan anti-kecemasan yang dapat membantu menenangkan reaksi emosional dan fisik terhadap rasa takut.
Baca juga: Tolong, Aku Fobia Jatuh Cinta! (Philophobia Part 1), Takut Jatuh Cinta, Aku Bisa Apa? Philophobia, Part 2, atau Kamu Harus Tahu: Tentang Gangguan Kecemasan
Sekian artikel kali ini. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Kalmselor profesional di Aplikasi KALM (download di sini). Kalmselor di Aplikasi KALM adalah para psikolog profesional yang dibekali dengan berbagai skill dan kemampuan diagnosis yang mumpuni. Dengan konseling di KALM kamu bisa mendapatkan perawatan yang dibutuhkan, KALMers!
Sumber:
Flitscher, L. (2021, May 28). DSM-5 Diagnostic criteria for a specific phobia. Verywell Mind: https://www.verywellmind.com/diagnosing-a-specific-phobia-2671981
Wolede, A. (2019, March 22). Phobias. Healthline: https://www.healthline.com/health/phobia-simple-specific