Sering Prokrastinasi Tanda Orang Sedang Self-Sabotage

Description

Apakah KALMers pernah mendengar istilah self-sabotageMenurutmu apa saja yang termasuk perilaku self-sabotageHati-hati KALMers, apabila kamu sering melakukan prokrastinasi bisa saja kamu secara tidak sadar melakukan self-sabotage, lho! 

Self-sabotage atau sabotase diri merupakan bentuk perilaku dan pola pikir yang mencegah seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik dilakukan secara sadar maupun tidak. Lalu, apa saja bentuk perilaku sabotase diri? Simak artikel di bawah ini!

Bentuk Self-Sabotage 

Sabotase diri dapat dilakukan dengan berbagai cara lho, KALMers. Berikut adalah bentuk-bentuk perilaku sabotase diri yang mungkin terjadi padamu: 

1. Prokrastinasi

KALMers sepertinya sudah familiar dengan yang satu ini, ya? Prokrastinasi merupakan salah satu bentuk sabotase diri yang banyak dilakukan. Perilaku ini dapat terjadi tanpa alasan yang jelas, tetapi beberapa faktor yang memengaruhi prokrastinasi adalah sebagai berikut: 

  • Kesulitan dalam mengelola mood
  • Tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri
  • Merasa kewalahan dengan hal yang harus dilakukan 

Apabila kamu seringkali menghindari tugas penting dengan melakukan hal lain, bisa saja kamu sedang menyabotase diri sendiri. 

2. Menyalahkan Orang Lain atau Keadaan

Apabila kamu sering melemparkan kesalahan kepada orang lain, bisa jadi kamu sedang melakukan sabotase diri, KALMers. Dalam menyikapi sebuah masalah, kita juga harus melakukan refleksi diri mengenai kesalahan yang kita perbuat. Menyalahkan orang lain atau keadaan tidak hanya merugikan orang lain lho, tetapi juga diri sendiri. Dengan menyalahkan orang lain kita bisa kehilangan kesempatan untuk introspeksi diri atas kesalahan kita.

3. Kesulitan Mengungkapkan Kebutuhan

Pernahkah KALMers merasa kesulitan mengungkapkan kebutuhanmu? Perilaku ini dapat terjadi di situasi apapun, seperti ketika bersama keluarga, teman, kolega, pasangan, dan pada situasi sehari-hari. Kamu mungkin takut orang lain tidak menyambut pendapat atau keinginanmu dengan baik, alhasil daripada menerima penolakan lebih baik menyimpannya sendiri. Jangan begitu, ya KALMers! Kamu tidak perlu untuk selalu menuruti keinginan orang lain, kok.

4. Merendahkan Diri Sendiri

“Aku nggak bisa melakukan ini dengan baik.”

“Kayaknya aku nggak bakal bisa deh, buat apa aku mencoba?”

“Aku nggak berbakat dalam bidang apapun.”

Kalimat-kalimat di atas mungkin sering kamu katakan saat kamu merasa gagal. Self-talk negatif tersebut dapat membawa dampak yang tidak baik. Lambat laun kita akan mempercayai bahwa kalimat tersebut benar adanya, sehingga hal tersebut mencegah kita untuk mencoba melakukan suatu hal.

5. People Pleaser 

People Pleaser adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang yang hidup untuk menyenangkan orang lain. Seorang people pleaser cenderung takut akan penolakan, sehingga mereka akan melakukan apapun untuk menyenangkan orang lain. Perlu diingat bahwa membantu orang lain tidak seharusnya memberikan dampak negatif pada diri sendiri. 

Baca juga: Inilah 5 Penyebab Seseorang Jadi People Pleaser dan Tips Berhenti Jadi People Pleaser

Bagaimana denganmu, KALMers? Apakah kamu familiar dengan bentuk-bentuk sabotase diri di atas? 

Cara Mengatasi Self-Sabotage

Jika kamu mengalami tanda-tanda self-sabotage di atas, jangan khawatir. KALM punya tips untuk mengatasinya, nih!

1. Kenali Perilaku Self-Sabotage

Perlu diketahui bahwa perilaku sabotase diri merupakan perilaku yang merugikan diri sendiri. Dengan mengenali bentuk-bentuk perilaku sabotase diri, kamu akan lebih mudah menghindari perilaku tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku sabotase diri ini biasanya muncul secara berulang dan berpola. Cari tahu kapan, faktor penyebab, dan dalam situasi apa kamu biasanya melakukan sabotase diri sehingga kamu bisa meminimalkan perilakunya.

2. Cari Tahu Keinginanmu 

Perilaku sabotase diri muncul pada situasi di mana ekspektasi tidak tercapai. Hal tersebut seringkali membuatmu merasa harus ‘keluar’ dari situasi tidak menyenangkan tersebut. Belajar mengenali diri sendiri dan apa yang kita inginkan dapat mengurangi perilaku self-sabotage yang mungkin terjadi tanpa kita sadari. Selain mengenali diri sendiri, kita juga harus berusaha mencapai apa yang kita inginkan.

3. Menerima Kegagalan

Merasa gagal merupakan salah satu emosi negatif yang seringkali dihindari. Dengan belajar menerima dan berdamai dengan kegagalan, kamu dapat menghindari perilaku sabotase diri. Alih-alih menyerah dan menyalahkan diri, kamu bisa coba mengevaluasi hal-hal yang membuatmu gagal dan mencobanya kembali di waktu mendatang.

Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai self-sabotageKALMers? Jika KALMers merasa sedang mengalaminya dan kesulitan mengatasinya sendiri, KALMers bisa konsultasikan hal ini pada Kalmselor di Aplikasi KALM (di sini), ya! Kamu juga bisa ngobrol langsung dengan Kalmselor melalui Video Counseling KALM yang dapat diakses di https://kalm-app.com. KALM ada karena kamu butuh cerita. 

Penulis: Dzulfani S Nisa 

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

 

Sumber: 

Raypole, C. (2021, October 22). How Self-Sabotage Holds You Back. Healthline. Retrieved from https://www.healthline.com/health/self-sabotage#overcoming-it

Everly, G. S. (2020, January 7). Self-Sabotage: How to Recognize and Conquer It. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/when-disaster-strikes-inside-disaster-psychology/202001/self-sabotage-how-recognize-and-conquer 

Bernstein, J. (2020, October 25). Two Proven Ways to Overcome Self-Sabotage. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/liking-the-child-you-love/202010/two-proven-ways-overcome-self-sabotage  

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...