KALMers, pada artikel-artikel tentang love language sebelumnya kita sudah mengenal love language dan bagaimana masa lalu bisa memengaruhi proses terbentuknya love language-mu. Pada artikel kali ini, KALM akan mengajakmu untuk membahas mengenai perubahan dan pentingnya love language. Apakah KALMers pernah merasa bahasa cintamu berubah? Apakah hal tersebut bisa terjadi? Mengapa? Yuk simak artikel di bawah ini!
Gary Chapman, pada bukunya yang berjudul, “The Five Love Language” mengemukakan bahwa love language memiliki peran penting dalam hubungan. Bahasa Cinta merupakan cara seseorang menerima dan mengkomunikasikan rasa cinta di dalam sebuah hubungan. Konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan sering kali disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang untuk memahami bahasa cinta pasangannya. Misalnya, jika kita terus menerus memberi hadiah meskipun bahasa cinta pasangan kita adalah quality time, maka rasa cinta kita akan tetap kurang bisa tersampaikan. Namun ketika kedua pasangan tahu love language satu sama lain, mereka akan bisa menyampaikan dan menerima rasa cinta dari satu sama lain dengan lebih baik. Oleh karena itu, pengenalan love language yang baik pada diri sendiri dan pasangan jadi penting untuk meminimalisir konflik dan meningkatkan kualitas hubungan.
Pada teori love language, terdapat istilah top two dan down three love language. Top two love language merupakan dua bahasa cinta teratas yang kamu miliki, sebaliknya down three love language merupakan tiga bahasa cinta terbawah.
Setelah mengetahui Bahasa Cinta kita masing-masing, seseorang cenderung hanya akan berfokus pada love language yang paling dominan. Padahal, semua urutan kelima bahasa cinta tersebut juga berpengaruh pada dinamika bahasa cinta seseorang. Pada kebanyakan individu, perubahan bahasa cinta cenderung terjadi pada urutan love language yang dominan. Contohnya, Bahasa Cinta pertamamu yang awalnya adalah physical touch dapat berubah menjadi words of affirmation yang merupakan Bahasa Cinta keduamu.
Berbicara mengenai sifat manusia sebagai makhluk yang dinamis, love language pun bisa berubah. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan tersebut juga bervariasi, KALMers. Jika menilik kembali pembahasan kita di artikel sebelumnya, sudah dibahas bahwa love language bisa jadi merupakan respon dari apa yang kurang atau tidak kita dapatkan semasa kecil. Nah, hal tersebut juga dapat berhubungan dengan perubahan love language yang kita miliki.
Menurut Kalmselor sekaligus Co-founder KALM, Karina Negara, salah satu faktor yang bisa memengaruhi perubahan love language seseorang adalah konseling. Saat kita melakukan konseling, kita akan dibantu profesional untuk memproses luka dan trauma yang kita alami di masa lalu. Nah, proses healing dari trauma ini bisa berdampak pada perubahan bahasa cinta kamu, KALMers. Kamu yang dulunya mungkin memiliki love language physical touch karena semasa kecil kurang mendapatkan sentuhan hangat dari figur lekat, setelah konseling kecenderungan tersebut bisa saja berkurang. Proses konseling ini membantumu menjadi lebih secure sehingga tidak lagi merasakan ‘defisit’ akan bahasa cinta tertentu.
Jadi, bagaimana menurutmu KALMers? Apakah kamu merasakan adanya perubahan pada bahasa cintamu? Semoga artikel ini dapat membantumu memahami love language dengan lebih baik ya!
Jika kamu ingin mengulik lebih dalam akan hal ini, jangan ragu untuk menghubungi konselor profesional di aplikasi KALM (unduh di sini!), ya. Kamu juga bisa langsung terhubung dengan Kalmselor Karina Negara dengan memasukkan kode kalmselor KAR-522.
Saat ini KALM juga memiliki layanan Couple Counseling yang bisa kamu gunakan untuk berdiskusi bersama pasanganmu! Akses di https://bit.ly/KALMCoupleCouns! Berikut beberapa rekomendasi Kalmselor yang bisa menemani kamu dan pasangan untuk berdiskusi:
Selamat mencoba Couple Counseling di KALM!
Penulis: Dzulfani S Nisa
Editor: Lukas Limanjaya
Sumber:
Gordon, S. (2022, January 23). What Are The Five Languages? Very Well Mind. Retrieved from https://www.verywellmind.com/can-the-five-love-languages-help-your-relationship-4783538