Kamu Harus Tahu: Tentang Panic Disorder (Gangguan Panik)

Description

Setiap orang terkadang merasakan panik. Sama halnya dengan emosi negatif lainnya, panik merupakan respon normal seorang individu terhadap situasi yang dianggap membahayakan dirinya. Namun, pernahkah KALMers mendengar istilah panic disorder (gangguan panik)? Individu dengan gangguan panik sering kali merasakan ketakutan secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas. 

Lalu, apa bedanya gangguan panik ini dengan perasaan panik pada umumnya? Bagaimana perasaan panik dapat dikategorikan sebagai panic disorder? Simak artikel di bawah ini untuk tahu lebih lanjut mengenai hal ini, ya!

Tentang Panic Disorder

Panic disorder atau gangguan panik merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang kemunculan ditandai dengan rasa takut yang intens tanpa penyebab yang jelas. Gangguan panik dapat ditandai dengan kemunculan gejala fisik seperti jantung berdebar, gemetar, masalah pernapasan, dll. Seseorang yang mengalami gangguan panik dapat mengalami panic attack (serangan panik) kapan pun, bahkan saat mereka sedang tidur.

Gejala yang Muncul

Individu dengan gangguan panik mengalami beberapa gejala umum seperti: 

  • Serangan panik tiba-tiba dan berulang.
  • Kecemasan akan serangan panik lanjutan yang mungkin terjadi.
  • Ketakutan pada tempat di mana serangan panik sebelumnya terjadi.
  • Munculnya gejala fisik, seperti mual, nyeri dada, masalah pernapasan, jantung berdebar, gemetar, berkeringat secara berlebihan, dan tangan kesemutan atau mati rasa. 

Lama gangguan panik dapat berbeda-beda pada tiap orang, tergantung tingkat keparahan kondisi. Pada umumnya, serangan panik dapat terjadi selama 5 - 20 menit dan juga dapat terus berlanjut selama beberapa jam.

Penyebab dan Faktor Risiko

Panic disorder ini disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berbeda-beda pada tiap individu, KALMers. Beberapa penyebab dan faktor risiko seseorang bisa menderita panic disorder yang paling sering ditemukan adalah:

  • Stres berkelanjutan yang tidak segera ditangani
  • Riwayat gangguan panik dalam keluarga 
  • Peristiwa traumatis di masa lalu
  • Rasa takut saat mengalami masa transisi kehidupan seperti pernikahan, perceraian, kematian orang terdekat, dll. dapat meningkatkan risiko panic disorder
  • Umur, penelitian menunjukkan bahwa gangguan panik umumnya berkembang dalam rentang usia 18 hingga 35 tahun
  • Gender, dilansir dari National Institute of Mental Health Amerika Serikat, perempuan memiliki risiko gangguan panik dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. 

Diagnosis Gangguan Panik

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), seseorang yang dikategorikan mengalami panic disorder setidaknya merasakan serangan panik berulang, intens, dan spontan tanpa pemicu yang jelas. Selain itu, serangan panik tersebut juga diikuti oleh serangan panik lainnya dalam rentang waktu satu bulan atau lebih.

Diagnosis gangguan panik juga harus mempertimbangkan penyebab lain yang dapat memengaruhi, misalnya: 

  • Efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti penggunaan obat)
  • Gangguan mental lainnya, seperti fobia sosial atau fobia spesifik lainnya, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), PTSD, atau separation anxiety.

Jika kedua kemungkinan tersebut ditemukan, penegakkan diagnosis tidak bisa dilakukan karena bisa jadi serangan panik yang dialami merupakan efek samping atau turunan dari kondisi-kondisi di atas, KALMers.

Dalam diagnosis gangguan panik, perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang mengalami serangan panik memiliki gangguan panik. Itulah mengapa ada istilah panic attack dan panic disorder, KALMers! Apa bedanya? Cek penjelasan Kalmselor Meity di artikel ini: Kalmselor Meity: Cek! Ini Bedanya Panic Attack dan Gangguan Panik

Penanganan Panic Disorder

Tujuan utama penanganan gangguan panik adalah untuk mengurangi frekuensi terjadinya serangan panik dan meringankan gejalanya. Dua langkah penanganan yang banyak diterapkan oleh profesional kesehatan mental adalah: 

1. Psikoterapi 

Beberapa jenis psikoterapi telah terbukti efektif dalam penanganan gangguan panik. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah terapi yang paling umum digunakan untuk gangguan panik. CBT dapat membantu individu dengan gangguan panik untuk mempelajari cara berpikir dan reaksi terhadap situasi yang memicu gangguan panik. Terapis akan membantu individu dengan gangguan panik mengidentifikasi pola berpikir negatif dan mengganti pemikiran tersebut dengan cara berpikir yang lebih realistis.

2. Perawatan dengan Obat

Perawatan dengan obat pada gangguan panik dikategorikan menjadi dua jenis obat, yaitu antidepresan dan anti-kecemasan. Dalam prosesnya, pengobatan panic disorder ini dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala, mual, kesulitan tidur, dan penurunan gairah seksual. Oleh karena itu, penanganan gangguan panik yang melibatkan obat-obatan harus didampingi oleh psikiater. 

Sekian artikel tentang panic disorder, KALMers! Semoga artikel ini dapat membantumu memahami gangguan panik. Jika kamu merasakan gejala panic disorder ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Kalmselor profesional di Aplikasi KALM (download di sini). Kalmselor di Aplikasi KALM adalah para psikolog profesional yang dibekali dengan berbagai skill dan kemampuan untuk memahami kondisimu. Dengan konseling di KALM kamu bisa mendapatkan perawatan yang dibutuhkan, KALMers!

Penulis: Dzulfani S Nisa 

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

Sumber:

American Psychiatric Association. (n.d). Answers to Your Questions About Panic Disorder. APA. Retrieved from: https://www.apa.org/topics/anxiety/panic-disorder 

Burke, D. & Collins, D. (2022, Feb 22). A Guide to Panic Attacks and Panic Disorder. Healthline. Retrieved from: https://www.healthline.com/health/panic-disorder 

Cherry, K. (2021, February 21). What is Panic Disorder? Very Well Mind. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/what-is-a-panic-disorder-2795468

Renton, C. (2020, December 12). What is Panic Disorder? Very Well Health. Retrieved from: https://www.verywellhealth.com/what-is-a-panic-disorder-5088442

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...