KALMers, kamu pasti sudah sering mendengar istilah gaslight atau gaslighting. Istilah ini menjadi populer di media sosial beberapa waktu terakhir karena ternyata banyak orang yang merasa relate dan merasa menjadi korban perilaku gaslighting ini. Metode manipulasi ini umumnya terjadi pada konteks hubungan orang tua dan anak, hubungan antar pasangan, bahkan juga dilakukan oleh pelaku kekerasan atau pelecehan seksual untuk mengendalikan korbannya.
Bagaimana sebenarnya psikologi memandang perilaku gaslighting ini? Yuk, simak artikel ini untuk menambah wawasan kamu!
Melansir dari Medical News Today, gaslighting adalah bentuk manipulasi dan pelecehan psikologis di mana seseorang atau kelompok membuat seseorang lainnya mempertanyakan kewarasan, ingatan, bahkan persepsi realita mereka. Akibatnya, korban akan merasa bingung, cemas, dan tidak bisa mempercayai diri sendiri. Pelaku melakukan gaslighting untuk mengontrol/mengendalikan korbannya. Mereka (pelaku) merasa bahwa pemikiran dan perasaannya lebih penting daripada pikiran dan perasaan korban.
Mengingat dampak buruk dari gaslighting pada kondisi mental kamu, penting untukmu memahami tanda-tandanya supaya bisa keluar dari situasi tersebut sesegera mungkin.
Contoh kalimat yang sering dikatakan para gaslighter:
Tanda-tanda kamu adalah korban gaslighting:
Jika kamu mulai merasakan tanda-tanda di atas, apalagi ketika sedang berhadapan dengan orang atau kelompok tertentu, bisa jadi kamu adalah korban gaslighting. Jangan ragu untuk meminta bantuan dan keluar dari lingkungan tersebut, ya KALMers.
Perilaku gaslighting ditujukan untuk meragukan ingatan korban, untuk itu jurnal menjadi penting dalam hal ini. Kamu bisa menuliskan setiap kejadian yang kamu alami termasuk tanggal, waktu, dan detail yang terjadi. Jurnal ini bisa menjadi bukti bahwa apa yang kamu katakan tidak salah, sehingga kamu tidak perlu meragukan dirimu sendiri. Selain jurnal, jika memungkinkan kamu juga bisa merekam pembicaraan dengan orang yang bersangkutan.
Menjadi korban gaslighting tidaklah mudah. Hal ini bisa membuatmu merasa sendiri dan terisolasi karena merasa selalu salah di hadapan orang lain. Oleh karenanya, peran support system, seperti teman atau keluarga yang mau mendengarkan dan percaya akan apa yang kamu alami sangat penting.
Berbicara dengan konselor terpercaya dapat membantumu mendapatkan perspektif luar yang netral tentang situasi tersebut. Selain itu, trauma dan dampak psikologis lain yang dirasakan akibat gaslight yang diterima tentu perlu diproses supaya tidak menghambat kehidupan sehari-harimu.
Kamu bisa berkonsultasi dengan para Kalmselor profesional di aplikasi KALM (unduh di sini). Aplikasi KALM memberimu jaminan kerahasiaan saat kamu melakukan konseling. Untuk itu kamu tidak perlu takut jika ceritamu akan disebarluaskan. Kamu juga bisa menggunakan nama samaran supaya identitas pribadimu tetap terjaga.
Penulis: Rachma Fitria
Editor: Lukas Limanjaya
Sumber:
Gordon, S. (2022, 05 January). What is gaslighting? Verywell Mind: https://www.verywellmind.com/is-someone-gaslighting-you-4147470
Huizen, J. (2020, July 14). What is gaslighting? Medical News Today: https://www.medicalnewstoday.com/articles/gaslighting#causes
Morris, S. Y., Raypole, C. (2021, 24 November). How to recognize gaslighting and get help. Healthline: https://www.healthline.com/health/gaslighting#how-to-respond