Kapan sih, Sebenarnya Kamu Butuh Healing?

Description

KALMers mungkin sudah tidak asing dengan istilah healing, ya. Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar istilah tersebut, KALMers? Liburan selama 6 bulan? Jalan-jalan ke mall? Meditasi? Sebelum kita melakukannya, perlu digarisbawahi bahwa healing tidak sekadar jalan-jalan atau hangouts bersama teman ya, KALMers. 

Biar Nggak Salah Lagi, ini Artinya Healing

Healing merupakan proses penyembuhan terhadap trauma, mental, dan luka batin masa lalu. Mengingat perannya yang sangat penting, healing ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan, KALMers. Proses yang benar akan melibatkan self-healing, self-care, hingga pendampingan profesional.

  • Self-healing: dapat dilakukan dengan cara latihan validasi emosi, journaling, memulai proses memaafkan, hingga latihan berbagai coping skill menghadapi masalah.
  • Self-care: mencakup basic self-care yaitu, tidur cukup, olahraga, menjaga pola makan dan kebersihan, hingga kebutuhan untuk rekreasi/liburan.
  • Pendampingan profesional: konseling untuk memproses luka atau trauma.

Banyak, ya? Begitulah, KALMers. Jadi healing itu bukan hanya sekadar liburan atau jalan-jalan saja, ya. Tapi di dalamnya ada proses panjang yang harus dijalani yang mana tujuan akhirnya tentu untuk sembuh dari luka batin yang kita miliki.

Kapan Kamu Harus Healing?

Berikut KALM sudah merangkum waktu yang tepat untukmu melakukan self-healing, antara lain:

1. Sulit Berkonsentrasi

Pikiran yang bercabang membuat seseorang kesulitan untuk fokus pada satu hal. Penyebab sulitnya berkonsentrasi ini bermacam-macam, contohnya stres berkelanjutan, kurang tidur, dan kondisi medis tertentu. Self-healing yang dapat diterapkan untuk membantu mengatasi hal ini antara lain meditasi dan menerapkan mindfulness.

Sebelumnya, Kalmselor Elaine pernah menjelaskan mengenai mindfulness dan teknik mindfulness yang bisa kamu lakukan, cek artikelnya di sini: Kalmselor Elaine: Trik Mindfulness untuk Netralkan Rasa Cemasmu

2. Burnout

Burnout adalah masalah yang umum dirasakan setiap orang, terlebih selama pandemi. Burnout ditandai dengan beberapa gejala seperti merasa kelelahan yang menyebabkan penurunan produktivitas, perasaan negatif terhadap hal tertentu, dll. Dengan bantuan healing, kamu dapat memproses emosimu secara lebih baik sehingga burnout dapat dihindari.

Metode healing yang bisa kamu lakukan misalnya melakukan self-care dan konseling bersama Kalmselor, KALMers. Berbeda dengan stres, kondisi burnout sebaiknya sudah harus dikonsultasikan pada profesional kesehatan mental supaya tidak berujung pada kondisi mental lain yang lebih serius.

Baca Juga: 5 Fase Burnout, Kamu Yang Mana? 

3. Merasa Overwhelmed 

Ketika merasa overwhelmed atau kewalahan, kita sering kali tidak dapat memproses dan mengatasi berbagai hal. Kewalahan yang disebabkan oleh tanggung jawab, harapan, maupun deadline merupakan hal yang umum dialami oleh tiap orang. Tetapi hati-hati ya, KALMers, kewalahan yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan dampak negatif yang bersifat jangka panjang. Ketika kamu merasa kewalahan, relaksasi dan meditasi dapat diterapkan untuk membantu meredakan ketegangan yang dialami. Selain itu, belajar untuk mengelola emosi dengan baik agar kita bisa berhenti menunda-nunda pekerjaan, ya.

4. Punya Masalah Hubungan 

Masalah hubungan tidak hanya terbatas pada hubungan romantis dengan pasangan, ya. Jika kamu merasa kesulitan untuk mengelola hubungan dengan keluarga, teman, maupun diri sendiri, bisa jadi itu adalah tanda bahwa kamu membutuhkan healing. Permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam sebuah hubungan antara lain komunikasi, batasan dalam hubungan, attachment, hingga hubungan yang toxic.

5. Mudah Marah

Marah merupakan salah satu emosi negatif normal sebagai bentuk respon terhadap situasi yang tidak menyenangkan. Namun, mudah marah dengan meledak-ledak terhadap hal sepele bisa menjadi tanda bahwa kamu butuh istirahat lho, KALMers. Mungkin saja itu terjadi karena kamu kesulitan untuk memproses emosi negatifmu. Ketika kamu merasakan hal tersebut, cobalah untuk mengatur napas dan rileks. Healing akan memberimu waktu jeda untuk memproses emosi marahmu dengan lebih tenang dan terkendali.

6. Lelah Secara Emosional

Hampir sama dengan perasaan overwhelmed, kelelahan secara emosional juga dapat dialami setiap orang. Kelelahan secara emosional juga berdampak pada problem solving dan pemrosesan emosi. Oleh karena itu, ketika kamu merasa lelah secara emosional, langkah healing yang bijak dilakukan adalah dengan beristirahat, baik istirahat fisik maupun mental.

7. Kamu Ingin Memproses Trauma

Terakhir dan paling penting, faktor trauma di masa lalu. Sejalan dengan definisinya, healing tanpa memproses luka sama saja hal yang bohong, kan, KALMers. Makanya healing dalam rangka memproses luka batin dari masa lalu merupakan hal yang penting. Tiap individu memproses trauma dengan cara yang berbeda-beda. Kamu dapat memulai healing ini dengan mengkonsultasikan trauma kamu pada Kalmselor di Aplikasi KALM. Cukup unduh aplikasi KALM di sini dan kamu bisa mulai bercerita dengan banyak pilihan Kalmselor, ya! Tentu saja data pribadimu juga bisa dipastikan aman, KALMers!

Baca juga: Kapan, Sih, Waktu yang Tepat untuk Kamu Konseling?

Bagaimana menurutmu, KALMers? Apakah kamu merasakan beberapa poin yang dijelaskan di atas? Jika iya, mungkin kamu dapat mempertimbangkan untuk melakukan healing ya!

Penulis: Dzulfani S Nisa 

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

Sumber: 

Gold, J. (2021, October 5). 13 Signs It’s Time to Consider Therapy. Self. Retrieved from: 

https://www.self.com/story/signs-to-consider-therapy

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...