Bentuk-bentuk Gaslighting: Kamu Pernah Mengalaminya?

Description

KALMers, di artikel sebelumnya KALM telah membahas mengenai tanda-tanda seseorang telah menjadi korban gaslighting. Tapi ternyata gaslighting ini tidak hanya bisa diidentifikasi setelah kamu mengalaminya saja, lho! Bentuk manipulasi ini juga bisa kamu deteksi sebelum kamu terjebak terlalu jauh dalam belenggu si pelaku.

Dengan memahami wujud atau bentuk-bentuk dari perilaku gaslighting, kamu bisa jadi lebih waspada sebelum bisa dikendalikan oleh pelaku. Nah, apa saja bentuk-bentuknya? Yuk, simak artikel KALM yang satu ini!

Bentuk-bentuk Perilaku Gaslighting yang Perlu Kamu Waspadai

1. Berbohong

Berbohong adalah landasan dari perilaku gaslighting. Para gaslighter biasanya adalah pembohong yang handal, bahkan memiliki tendensi perilaku berbohong patologis. Mereka biasanya berbohong secara terang-terangan dan enggan untuk mengalah meskipun kebohongan mereka terungkap. Ketika orang lain meminta mereka untuk memberikan bukti, mereka mungkin akan menaikkan nada bicaranya dan mengelak seperti, "Kamu mengada-ada, ya!”

2. Pasif-Agresif

Perilaku pasif-agresif terjadi dimana seseorang terus menerus mengekspresikan perasaan negatif mereka secara tidak langsung dan menolak untuk membicarakannya secara terbuka. Seseorang menggunakan perilaku pasif-agresif untuk membuat korbannya merasa terpojok ketika perilaku korban tidak sesuai dengan apa yang pelaku inginkan. Contoh perilaku ini adalah ketika seseorang menunjukan kekesalan dengan berkata-kata ketus tetapi menolak untuk mengaku jika mereka sedang kesal. 

3. Menghakimi

Taktik gaslighting ini membuat manipulator merasa berkuasa dengan cara merendahkan orang lain supaya mereka merasa tidak mampu, lemah, dan inferior. Seorang manipulator akan membuat komentar negatif tentang penampilan, kepribadian, atau kemampuan orang lain hanya untuk menyepelekan pendapat atau perasaan korban.

Contoh kalimat:

  • “Kamu kan hanya lulusan SMA, tahu apa kamu soal hal penting kayak gini?”
  • “Perempuan tahu apa, sih? Udah ke dapur aja sana. Jangan sok tahu!”
  • “Kamu udah gila, ya? Bisa-bisanya mikir kayak gitu!”
4. Playing Victim

Taktik gaslighting ini sepertinya yang paling populer di antara lainnya. Playing victim adalah cara seseorang untuk menghindari tanggung jawab dengan melemparkan kesalahan pada orang lain seolah ialah korbannya. Hal ini dapat menyebabkan perasaan bersalah bagi korban yang sebenarnya tidak bersalah.

Contoh kalimat:

  • “Aku capek dengerin kamu ngomong ngelantur terus. Yang kamu bilang itu bukan fakta, cuma perasaanmu aja.”
  • “Aku sudah melakukan banyak hal untuk kamu, tapi ini balasan yang kamu kasih ke aku?”
  • “Siapa bilang aku nggak peduli? Kamu aja yang terlalu sensitif.”
5. Rayuan Sebagai Senjata

Terkadang seorang gaslighter akan menggunakan rayuan manis pada korban untuk mencoba menenangkan situasi dan lepas dari konsekuensi negatif akan perilaku buruk mereka.

Contoh kalimat:

  • "Kamu tahu betapa aku mencintaimu, kan? Aku tidak akan pernah menyakitimu dengan sengaja."
  • “Maafin aku, ya. Aku tadi nggak sengaja marah sama kamu.”

Harus Bagaimana?

Nah, jika kamu menemui orang terdekatmu memperlakukanmu dengan cara-cara di atas, sebelum mengalaminya terlalu parah, berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan, KALMers:

1. Buat Batasan

Batas memberi tahu orang lain apa yang bisa dan tidak bisa kamu terima dalam suatu hubungan. Jelaskan bahwa kamu tidak akan membiarkan orang lain meremehkan atau menyangkal apa yang kamu katakan. Katakan juga bahwa daripada pasif-agresif, kamu lebih menghargai komunikasi secara asertif.

Baca juga: Batasan Emosional Dengan Pasangan Itu Penting! dan 5 Langkah Menetapkan Batasan Emosional Sehat Dengan Teman

2. Menjauh

Jika batasanmu disepelekan dan mereka masih mencoba untuk melakukan tindakan-tindakan di atas, coba untuk mengambil jarak. Gaslighting dapat membuat korban merasa sangat kelelahan secara emosional, meninggalkan situasi ini dapat membantu menetralkan kembali emosimu. Kamu juga dapat mencoba menggunakan beberapa teknik relaksasi seperti latihan pernapasan atau grounding.

3. Akhiri Hubungan

Meskipun mungkin sulit, mengakhiri hubungan dengan seseorang yang berulang kali meremehkan pendapat atau perasaanmu, bahkan membuatmu lelah secara emosional sering kali merupakan cara paling efektif untuk mengakhiri dampak gaslighting.

Nah, kalau menurutmu gimana, KALMers? Apakah kamu pernah mengalami hal-hal di atas juga?

Jika kamu mengalaminya dan membutuhkan tempat yang aman untuk bercerita, jangan ragu untuk berbicara pada Kalmselor di Aplikasi KALM, ya (unduh di sini). Berkonsultasi di aplikasi KALM akan memberimu pengalaman didengarkan tanpa dihakimi.

 

Penulis: Rachma Fitria

Editor: Lukas Limanjaya

Sumber:

Gordon, S. (2022, 05 January). What is gaslighting? Verywell Mind: https://www.verywellmind.com/is-someone-gaslighting-you-4147470

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...