Psikolog, Psikiater, Konselor, Apa sih Perbedaannya?

Description

Siapa yang belum tahu perbedaan psikolog, psikiater, dan konselor? KALM sering banget dapat pertanyaan dari KALMers tentang perbedaan dari ketiga profesi tersebut, nih. Kamu mungkin bingung, ya, lebih pas untuk konsultasi ke siapa? Walaupun sama-sama menangani masalah kesehatan mental, ternyata ada perbedaan spesifik antara psikolog, psikiater, dan konselor. Yuk, kita bahas perbedaan dari ketiga profesi tersebut supaya kamu nggak bingung lagi!

Psikolog

Psikolog merupakan tenaga kesehatan mental dengan latar belakang pendidikan gelar psikologi profesi. Artinya, psikolog telah menyelesaikan pendidikan sebagai sarjana psikologi (S1) dan program psikologi profesi (S2), KALMers. Psikolog bertugas melakukan diagnosis atas gejala yang dialami klien berdasarkan asesmen yang dilakukan sebelumnya. Nah, metode asesmen yang biasa dilakukan seorang psikolog adalah dengan wawancara, observasi, dan tes psikologi. 

KALMers mungkin pernah dengar tentang tes minat bakat, tes kepribadian, atau tes IQ. Nah, psikolog juga berkompetensi untuk memberikan dan menginterpretasi hasil tes tersebut untuk klien. Psikolog juga berwenang untuk memberikan treatment sebagai tindak lanjut dari diagnosis yang ditegakkan. Psikolog dapat menjalankan praktik di rumah sakit, puskesmas, biro konseling, lembaga pendidikan, hingga perusahaan.

Psikiater

Serupa tapi tak sama, psikiater adalah tenaga kesehatan mental dengan latar belakang pendidikan gelar kedokteran spesialis. Psikiater merupakan seorang dokter spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran (S1) dan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa (S2). 

Psikiater melakukan pemeriksaan berdasarkan sisi medis dan susunan saraf dalam tubuh. Nah, ini dia KALMers, perbedaan yang paling jelas antara psikiater dengan tenaga kesehatan mental lainnya. Jika seorang psikolog memberikan treatment dengan terapi kognitif dan perilaku, psikiater akan meresepkan obat pada klien. Psikiater, dengan kompetensinya sebagai dokter berwenang memberikan resep obat ketika memang dibutuhkan. Hal ini tentu tidak boleh dilakukan oleh konselor atau psikolog. Lingkup kerja psikiater biasanya juga lebih terbatas di rumah sakit umum atau rumah sakit jiwa.

Konselor

Terakhir, konselor merupakan tenaga kesehatan mental yang menangani isu-isu sosial dan emosional yang dialami klien. Isu tersebut bisa muncul karena sumber stres dalam keluarga, pergaulan, pekerjaan, dll. Untuk bisa menjadi konselor, kamu tidak diharuskan memiliki latar belakang pendidikan psikologi. Konselor bisa berasal dari berbagai jurusan yang kemudian mendapatkan pelatihan khusus konseling.

Umumnya, perusahaan dan lembaga pendidikan memiliki konselor untuk menangani isu kesehatan mental ringan. Sedangkan untuk isu yang cukup serius, mereka akan merujuk klien untuk melakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Salah satu pekerjaan bidang konselor yang cukup umum dikenal adalah guru Bimbingan & Konseling (BK) di sekolah. 

Baca juga: KALM Town Hall Meeting: Bedah Praktik Konseling Online Bersama Kalmselor dan Yuk, Mulai Konseling Pertamamu di KALM!

Setelah membahas tentang perbedaan tenaga kesehatan dan ruang lingkup kerjanya, KALMers bisa memilih sesuai dengan kebutuhanmu. Sama seperti kesehatan fisik, kita juga perlu menjaga kesehatan mental. Maka dari itu, jika KALMers merasa butuh bantuan, jangan ragu menghubungi Kalmselor melalui aplikasi KALM, ya! Saat ini Kalmselor di aplikasi KALM merupakan para psikolog dan konselor yang sudah memiliki izin praktik, KALMers. Jadi kamu tidak perlu meragukan profesionalitasnya.

Oh iya, saat ini KALM bersama dengan Shopee sedang ada diskon Voucher Konseling, lho! Masih dalam rangka Hari Belanja Konsumen 3.15, KALM dan Shopee akan kasih kamu diskon spesial untuk setiap pembelian Voucher Konseling melalui Shopee. Jadi tunggu apa lagi? Buka aplikasi Shopee-mu atau klik link berikut ini untuk checkout voucher-nya, ya!

Shopee 3.15 Hari Belanja Konsumen: bit.ly/Shopee315VoucherKonseling

Jangan sampai terlewat karena promo ini akan segera berakhir!

 

Penulis: Tanita

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

Sumber:

Cherney, K. (September 2021). What’s the difference between a psychologist and therapist? How to choose. Healthline: https://www.healthline.com/health/psychologist-vs-therapist 

Lauretta, A. (November 2021). Therapist vs. psychologist: What’s the difference? Forbes Health: https://www.forbes.com/health/mind/therapist-vs-psychologist/ 

Chamlou, N. (January 2022). The differences between psychology and psychiatry. Psychologyorg: https://www.psychology.org/resources/differences-between-psychology-and-psychiatry/

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...