Teman Mengalami Panic Attack, Harus Gimana?

Description

Apakah KALMers pernah ikut merasa panik ketika teman atau keluarga mengalami gejala panic attack atau serangan panik? Rasanya ingin membantu, tapi bingung harus melakukan apa untuk mengurangi rasa cemas dan panik yang dialami. Tidak apa-apa, supaya KALMers mengerti tindakan yang perlu dilakukan, yuk, simak artikel yang satu ini!

Kenali Gejala Panic Attack 

Sebelum mengetahui tindak lanjutnya, KALMers tentu perlu tahu mengenal gejala-gejala panic attack. Hal ini perlu dilakukan supaya kita tidak salah dalam memberikan bantuan dan penanganan. Bagaimana mau membantu jika tidak paham apa yang dialami orang lain, kan?

Gejala yang mungkin timbul pada orang yang mengalami panic attack antara lain pusing, keringat dingin, detak jantung berdebar-debar, tubuh gemetar, sakit perut dan mual, perasaan seperti tersedak, kesemutan atau mati rasa pada anggota tubuh, tubuh menggigil (panas dingin), takut akan kematian, hilang kesadaran, serta rasa takut yang berlebihan akan kehilangan kendali. Selain itu, serangan panik biasanya juga terjadi secara intens, bisa berlangsung selama kurang lebih 10 menit. Setelahnya, gejalanya akan berkurang atau bahkan menghilang. Nah, karena intensitas gejala panik ini tinggi dan berlangsung sebentar, KALMers bisa segera memberikan bantuan dengan menerapkan cara-cara di bawah!

Apa yang Perlu KALMers Lakukan? 

1. Tetap Tenang

Hal yang paling penting untuk diingat adalah tetap tenang. Ketika orang lain mengalami serangan panik, kita perlu tetap tenang untuk mencegah situasi yang semakin buruk. Gejala panik umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka dari itu, KALMers disarankan untuk tidak banyak memberikan pertanyaan seputar penyebab gejala panik tersebut muncul.

2. Percakapan dan Tindakan

KALMers bisa menjalin percakapan sambil melakukan beberapa tindakan bantuan seperti menanyakan apakah ia ingin tetap berada di ruangan tersebut atau ingin dibantu berpindah tempat, mengingatkannya untuk mengambil nafas panjang, menawarkan minuman, menanyakan adakah hal yang ingin dibantu, dan sebagainya.

3. Penerapan Teknik Grounding 

Ketika orang tersebut mulai kehilangan kendali diri, kamu dapat memintanya melakukan teknik 5-4-3-2-1 untuk membantunya kembali fokus pada masa kini. Pastikan orang tersebut duduk di tempat yang nyaman. Kemudian, minta orang tersebut untuk memperhatikan benda-benda dalam ruangan. KALMers dapat mulai mengajaknya menyebutkan lima benda yang ia lihat, empat benda yang dapat disentuh dengan tangannya, tiga hal yang terdengar di sekitarnya, dua aroma yang dapat dicium baunya, dan satu benda yang memiliki rasa.

Selain teknik 5-4-3-2-1, KALMers juga bisa memulai percakapan seputar hal-hal yang dapat membantunya untuk fokus pada masa kini, seperti membicarakan cuaca, suhu ruangan, warna baju yang dipakai, atau berhitung sampai angka tertentu. Intinya adalah membuat orang tersebut kembali fokus pada situasi saat itu.

4. Hati-hati dan Tetapkan Batasan untuk Diri

Terkadang memang sulit rasanya untuk mendampingi seseorang dengan masalah kesehatan mental. Jadi, wajar saja jika terkadang KALMers merasa kewalahan. Hal yang penting untuk diingat yaitu tetapkan batasan untuk diri sendiri. Jangan memaksakan diri untuk terlibat terlalu banyak dalam membantu jika memang tidak bisa - it’s okay, KALMers. Selain itu, KALMers juga bisa meminta bantuan orang lain sehingga pertolongan tidak hanya datang dari kamu saja.

5. Memberikan Bantuan Berkelanjutan

Ketika gejala panik sudah mereda, kita bisa tetap menawarkan bantuan dengan cara menanyakan kondisinya. Jika kita mengenal kondisinya dengan baik, maka kita dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan apabila serangan panik terjadi lagi di kemudian hari. Kamu bisa bertanya seperti, “Jika hal ini terjadi lagi, apa yang bisa aku bantu supaya kamu bisa merasa lebih baik?” atau “Bantuan seperti apa yang bisa membuatmu merasa nyaman?”

Baca juga: Kamu Harus Tahu: Tentang Fobia Spesifik dan Kamu Harus Tahu: Tentang Post-traumatic Stress Disorder (PTSD)

Nah, selain mengenal gejala dan melakukan beberapa tahap tersebut, KALMers juga dapat menyarankan untuk melakukan konsultasi dengan profesional. Jika pernah mengalami gejala tersebut, atau merasa kewalahan karena berusaha membantu orang lain dengan gejala, KALMers bisa menghubungi Kalmselors melalui aplikasi KALM. Para Kalmselor di aplikasi KALM sudah berpengalaman menangani berbagai permasalahan psikologis, jadi kamu tidak perlu ragu untuk konseling. Selain aksesnya mudah karena dilakukan secara online, dari banyaknya Kalmselor yang ada di KALM kamu bisa memilih sendiri dengan siapa kamu akan berkonsultasi.

Unduh aplikasi KALM melalui link ini (unduh di sini) dan segera mulai konselingmu, ya KALMers.

 

Penulis : Tanita

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

Sumber:

Bell, A. (July 2020). How to help someone who is having a panic attack. MedicalNewsToday: https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-help-someone-who-is-having-a-panic-attack 

Martin, D. S. (October 2021). How to help someone who’s having a panic attack. WebMD: https://www.webmd.com/anxiety-panic/panic-attack-how-to-help 

Raypole, C. (January 2020). How to help someone having a panic attack. HealthLine: https://www.healthline.com/health/how-to-help-someone-having-a-panic-attack

 

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...