Hobi Curhat di Media Sosial, Hati-Hati Bahaya Oversharing!

Description

Di samping kelebihan yang ditawarkan media sosial seperti, mempermudah interaksi, membantu self-branding, atau bahkan sebagai media marketing untuk beberapa kalangan, nggak bisa dipungkiri jika media sosial juga punya sisi kelam. Oversharing salah satunya.

Oversharing adalah perilaku membagikan informasi pribadi di media sosial secara berlebihan. Masalah oversharing tak lepas dari kebiasaan curhat dan membagikan kegiatan sehari-harinya di media sosial. Kebiasaan ini jika melebihi batas, hal ini bisa berbahaya untuk diri, lho. Yuk, kita simak penjelasannya!

Kenapa Orang Hobi Curhat di Media Sosial?

KALMers tahu gak, sih, kalau sekitar 35% dari obrolan manusia setiap harinya berbicara tentang dirinya sendiri? Namun ketika kita bermain media sosial, sekitar 80% dari postingan biasanya berisi tentang diri sendiri. Wah, artinya orang-orang lebih berani untuk sharing tentang kehidupannya di media sosial, ya! 

Beberapa hal yang menjadi alasan orang suka curhat di media sosial:

1. Self-presentation atau Personal Branding

Zaman sekarang, banyak orang yang mulai beralih profesi menjadi content creator, atau disebut dengan influencer. Sebagian orang yang menjadikan hal ini sebagai hobi atau pun pekerjaan utamanya. Seorang content creator membentuk image tertentu untuk bisa meraih audiens di media sosial dengan preferensi yang sesuai.

2. Anonymity

Kalau KALMers perhatikan, banyak orang yang menggunakan “nama samaran” sebagai username di media sosialnya. Situasi ini mempermudah orang-orang untuk leluasa bercerita tentang kehidupan pribadinya karena identitasnya tidak diketahui. Di media sosial, kita bisa langsung membagikan cerita melalui tulisan, gambar, atau video tanpa memikirkan apa reaksi orang lain.

Bahaya di Balik Oversharing

Walaupun sudah menjadi hal yang wajar, KALMers tetap perlu hati-hati dalam membagikan kehidupan sehari-hari di media sosial. Terkadang, terlalu nyaman berbagi kehidupan pribadi di media sosial, bikin kita lupa kalau kita sedang oversharing.

Kita bahas yuk, KALMers, kenapa kita harus hati-hati ketika curhat tentang kehidupan kita di media sosial.

1. Rekam Jejak Digital

Dengan kemudahan mengakses keseharian orang lain melalui media sosial, perilaku kita sering kali dinilai melalui postingan yang diunggah. Tak jarang bahkan perusahaan melihat media sosial kandidat karyawannya sebagai salah satu metode seleksi masuk perusahaan. Untuk itu kita perlu berhati-hati menggunakan media sosial. Walaupun kita bebas menyampaikan pendapat di akun media sosial kita, memahami setiap konsekuensi dari tindakan kita juga penting. Jangan sampai hal-hal yang kita sampaikan di media sosial justru merugikan diri kita di dunia nyata, ya.

2. Kejahatan di Media Sosial

Ketika curhat di media sosial, tak jarang orang menyebutkan nama, tempat bekerja, daerah tempat tinggal, atau informasi lain terkait identitas pribadi. Perlu diingat bahwa hal ini bisa menuntun kita ke arah yang buruk. KALMers tahu kan, kalau pemalsuan identitas dan penipuan lagi marak-maraknya terjadi melalui media sosial? Kita perlu waspada akan hal itu, ya!

3. Dampak Negatif untuk Kesehatan Mental

Penelitian eksperimental  yang dilakukan di Pennsylvania USA menyatakan bahwa tingkat waktu mengakses media sosial berkorelasi dengan rasa kesepian dan kesedihan seseorang. Rasa kesepian inilah yang menuntun seseorang untuk mencari validasi di media sosial. Selain itu, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) juga banyak dialami para pengguna media sosial. Tak masalah memang mencoba mengikuti trend, tetapi jika trend tersebut tidak sesuai dengan gaya hidup kita, jangan sampai memaksakan diri, ya KALMers.

Penasaran dengan dampak-dampak lainnya? Kamu bisa baca konten Instagram KALM yang ini, ya KALMers: Bahaya Oversharing di Dunia Maya

Baca juga: Dari FOMO Jadi JOMO, Kamu yang Mana? dan Kalmselor Ummi: Alasan Psikologis Banyaknya Hate Comments Media Sosial

Nah, itulah kenapa KALMers perlu membatasi penggunaan media sosial. Kalau KALMers ingin curhat, kamu bisa mempertimbangkan opsi lain yaitu konseling. Dengan berbicara pada tenaga profesional, selain kerahasiaan cerita kamu pasti terjaga, kamu juga bisa mendapatkan saran yang tepat akan masalahmu.

Jangan lewatkan kesempatan menarik untuk check-out Voucher Konseling dalam rangka promo Shopee 4.4 Sambut Ramadan, ya KALMers! Dengan membeli Voucher Konseling KALM melalui Shopee kamu akan secara otomatis dapat potongan harga spesial ini. Kamu bisa cek akun Instagram KALM @get.kalm untuk informasi selengkapnya dan download aplikasi KALM di sini!

 

Penulis: Tanita

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

Sumber:

KALM. (2021, June 03). Bahaya oversharing di dunia maya. KALM Instagram @get.kalm: https://www.instagram.com/p/CPqVL6UAss2/ 

Mammoser, G. (December 2018). Social media increases depression and loneliness. HealthLine: https://www.healthline.com/health-news/social-media-use-increases-depression-and-loneliness 

Reed, P. (January 2022). Avoiding an open life: the case against over-sharing on social media. PsychologyToday:  https://www.psychologytoday.com/us/blog/digital-world-real-world/202201/avoiding-open-life-the-case-against-over-sharing-social-media 

Seiter, C. (August 2016). Psychology of social media. Buffer: https://buffer.com/resources/psychology-of-social-media/ 

Storey, B. (November 2019). 5 reasons behind oversharing on social media and how to stop it. LearningMind: https://www.learning-mind.com/oversharing-on-social-media-reasons/

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...