KALMers, beberapa waktu lalu kita sempat dihebohkan dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, ya KALMers. Mengingat ibu yang seharusnya menjadi tempat teraman bagi anaknya justru bertindak sebaliknya.
Nah, Kalmselor Dina selaku Kalmselor of The Month April akan memberikan tanggapannya berkaitan dengan maraknya kasus kekerasan terhadap anak dan apa saja hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjadi orangtua, nih. Simak artikel ini, ya!
Kalmselor Dina Wulandari adalah seorang Psikolog Klinis yang sudah menjadi Kalmselor di KALM sejak 2019, KALMers! Selama menjadi psikolog, ia banyak menangani berbagai permasalahan anak hingga dewasa. Beberapa diantaranya seperti, perilaku tidak patuh, anak sulit fokus, konflik antara orangtua dengan anak, hingga masalah klinis dewasa seperti overthinking dan depresi.
Nah, buat KALMers yang ingin berkonsultasi dengan Kalmselor Dina bisa segera unduh aplikasi KALM (di sini) dan gunakan kode DIN-259, ya!
Kalmselor Dina mengungkapkan keprihatinannya mengenai banyaknya kasus kekerasan pada anak akhir-akhir ini. Tidak hanya kekerasan fisik, tak jarang anak-anak juga menjadi korban kekerasan emosional bahkan seksual. Ironisnya lagi kebanyakan pelaku adalah orang terdekat si anak, misal anggota keluarga dan orangtua.
Menurutnya ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. “Bisa karena keterbatasan pengetahuan mengenai pengasuhan yang baik, kurangnya support system yang mendukung peran orangtua, relasi antar pasangan yang kurang baik, atau bisa juga karena unfinished business yang dimiliki orangtua/pelaku itu sendiri,” terang Kalmselor Dina.
Ketika orangtua masih ‘belum selesai/berdamai’ dengan dirinya, dalam artian masih memiliki trauma yang belum diproses tentu hal ini akan berdampak pada pola pengasuhannya, KALMers. Jika trauma itu serius, tentu dampaknya juga bisa fatal.
“Memiliki anak tidak sebercanda itu. Banyak hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya ya memproses trauma dan luka dalam diri masing-masing (pasangan). Supaya kelak anak-anak kita nggak jadi korban dari kurangnya persiapan orangtuanya,” lanjut Kalmselor Dina.
Nah berbicara soal persiapan, ternyata nggak hanya itu persiapan untuk menjadi orangtua, KALMers. Selain memproses diri dari berbagai unfinished business yang dimiliki, ada beberapa hal lainnya juga. Berikut tips dari Kalmselor Dina:
Jauh sebelum persiapan fisik, mental, dan finansial, kesepakatan pasangan sering kali dilupakan. Padahal hal ini sangat penting, KALMers. Kesepakatan yang perlu dibicarakan misalnya seperti: ingin punya anak berapa dan kapan, metode melahirkan dan pengasuhan nantinya, peran ayah dan ibu dalam pengasuhan, jika ibu kembali bekerja setelah melahirkan siapa yang akan menggantikan untuk mengasuh, dll.
Jika kesepakatan tersebut sudah dikomunikasikan dan dipertimbangkan secara matang, baru lanjut ke persiapan selanjutnya.
Persiapan fisik sering kali hanya dilimpahkan kepada perempuan, padahal nyatanya persiapan fisik bagi laki-laki juga penting, lho! Penuhi kebutuhan nutrisi tubuh, hindari konsumsi alkohol dan rokok, serta olahraga teratur untuk mencapai berat badan yang seimbang. Tak lupa lakukan pemeriksaan pra-kehamilan juga. Persiapan fisik ini bertujuan untuk mempermudah proses kehamilan dan juga ketika anak sudah lahir, KALMers.
Persiapan mental bisa mencakup ilmu parenting, kemampuan meregulasi emosi dengan baik, dan manajemen stres. Selain itu penting juga untuk mencari support system, KALMers. Bicarakan hal-hal yang mengganggu pada orang terdekat. Jika perlu kamu juga bisa berkonsultasi dengan profesional.
Bertambahnya anggota keluarga tentu akan berdampak pada kondisi finansial. Perawatan kehamilan, persalinan, hingga kebutuhan bayi tidaklah murah. Makanya penting untuk mempersiapkannya jauh-jauh hari, KALMers. Kamu bisa berkonsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman mengenai hal ini.
Selain itu sebenarnya masih banyak hal lagi yang harus dipersiapkan, KALMers.
Baca juga: Kalmselor Yudha: Tangani Insecurity dengan Phototherapy dan Kalmselor Ade: Pengalaman Menangani Klien dengan Kondisi Depresi
Pesan Kalmselor Dina
Setiap orang itu unik. Satu situasi yang sama bisa berdampak dengan cara yang berbeda-beda pada setiap orang. Makanya kamu tidak perlu merasa masalahmu ‘receh’. Jika itu mengganggu, kamu boleh banget untuk mengkonsultasikannya ke profesional.
Penulis: Rachma Fitria
Editor: Lukas Limanjaya