KALMers, sudah di penghujung bulan April, nih. Setelah kemarin Kalmselor Yudha dan Kalmselor Dina yang berbagi cerita, sekarang giliran Kalmselor Dara. Di kesempatan kali ini Kalmselor Dara ingin menceritakan pengalaman pribadinya menjalani Long Distance Marriage (LDM). Wah! Penasaran sama ceritanya? Simak artikel ini sampai selesai, ya!
Baca juga: Kalmselor Dina: Tips Persiapan Sebelum Menjadi Orangtua dan Kalmselor Yudha: Tangani Insecurity dengan Phototherapy
Seperti di artikel-artikel sebelumnya, sebelum masuk ke topik pembahasan, kita berkenalan terlebih dahulu dengan Kalmselor Dara, ya KALMers. Kalmselor Dara Maulina adalah Psikolog Klinis yang memiliki bidang keahlian di masalah hubungan romantis, pernikahan, pengasuhan anak, hingga pengembangan diri, KALMers.
Buat KALMers yang ingin berkonsultasi dengan Kalmselor Dara di aplikasi KALM (unduh di sini) bisa gunakan Kode Kalmselor DAR-265, ya! Tutorial menggunakan Kode Kalmselor bisa cek di sini: Tutorial Konseling di aplikasi KALM
Sedikit berbeda dengan Kalmselor-Kalmselor sebelumnya yang mengangkat cerita dari klien, Kalmselor Dara memilih untuk menceritakan pengalaman pribadinya, nih! Yup, Kalmselor Dara dan suaminya ternyata menjalani pernikahan jarak jauh (Long Distance Marriage), KALMers. Nggak tanggung-tanggung LDM-nya ini sudah ia jalani lebih dari 10 tahun.
Selama 10 tahun lebih menjalani LDM tentu banyak suka duka yang dirasakannya. Menurutnya dampak terbesar dari LDM justru dirasakan oleh anak-anaknya. Ibu 2 anak ini bilang bahwa ketidakhadiran ayah ternyata memengaruhi anak-anaknya di beberapa aspek, seperti berkurangnya motivasi belajar hingga ketidakstabilan emosi anak.
“Kalau kita sebagai orang dewasa mungkin sudah bisa manajemen emosi ya, paham apa yang harus dilakukan, dan sebagainya. Tapi kalau anak? Mereka kan sebetulnya masih butuh untuk dipenuhi kebutuhan emosionalnya. Kasih sayang, rasa aman, dan lain-lain. Kalau salah satu orang tuanya pergi, tentu kebutuhan tersebut tidak bisa terpenuhi dengan maksimal,” jelas Kalmselor Dara.
Hmm.. benar juga ya, KALMers!
Nah, berdasarkan pengalamannya sendiri menjalani LDM, Kalmselor Dara ingin membagikan beberapa tips nih buat KALMers yang mungkin sedang menjalani LDM juga. Apa saja tipsnya?
Sudah bukan rahasia lagi bahwa komitmen adalah salah satu landasan penting dalam hubungan. Tanpa adanya komitmen, meskipun tidak menjalani LDM, hubungan akan sulit dipertahankan. Tak hanya komitmen dalam hubungan, Kalmselor Dara juga menambahkan bahwa komitmen kepada Tuhan juga tak kalah penting.
“Ketika kita berkomitmen pada Tuhan, apa pun bentuk situasinya, ini pasti akan memudahkan kita. Karena dengan komitmen ini kita akan dibantu untuk memilah dan memilih perilaku yang baik untuk dilakukan dan tidak. Jadi semacam pengingat buat diri gitu.”
Orang bilang 80% isi pernikahan adalah komunikasi. Jadi meskipun berjauhan, bukan alasan untuk tidak berkomunikasi dengan pasangan kita, KALMers. Apalagi saat ini teknologi sudah semakin canggih. Luangkan waktu setiap harinya untuk mengobrol melalui telepon atau bertukar pesan. Jangan menunggu ada hal penting untuk disampaikan saja, kamu bisa bertukar cerita hal-hal sepele dengan pasangan untuk mempertahankan kualitas komunikasi kalian.
Komunikasi ini juga bukan hanya antara kita dan pasangan saja, tapi anak-anak juga. Meskipun berjauhan, jangan sampai kebutuhan emosional anak jadi hilang sepenuhnya. Komunikasi yang rutin ini bisa membangun bonding antara anak dan orang tua.
Pertemuan pasangan yang menjalani LDM tidak akan sesering pasangan yang tinggal bersama. Namun, justru karena itu rasanya setiap pertemuan akan terasa sangat spesial dan ditunggu-tunggu, kan? Kamu dan pasangan bisa buat agenda liburan bersama untuk memaksimalkan quality time bersama pasangan dan anak-anak.
Gimana, nih KALMers tipsnya? Semoga tipsnya bisa membantu kamu dan pasangan yang sedang berhubungan jarak jauh, ya! Kamu juga bisa tonton video penjelasan Kalmselor Dara di sini: Tips Buat Kamu yang Jalani Hubungan Jarak Jauh — Kalmselor Dara
Ketika kita melibatkan Allah, semua hal pasti akan terasa lebih mudah. Nggak terkecuali Long Distance Marriage. Ingatkan pada diri kalau semua hal yang kita lakukan diniatkan sebagai ibadah. Menikah sebagai ibadah, harus menjalaninya dengan jarak pun juga bagian dari ibadah itu.
Penulis: Rachma Fitria
Editor: Lukas Limanjaya