Dampak Didikan Berbahaya Part 3: Memarahi Anak di Depan Umum

Description

Menurut KALMers, apa arti marah? Bagaimana caramu meluapkan emosi marah dalam keseharian? Minggu sebelumnya kita sudah bahas seputar tradisi mendidik anak dengan kekerasan fisik. Nah, di part 3 ini KALM ingin melanjutkan pembahasan tentang tradisi memarahi anak di depan umum.

Rasa marah yang diungkapkan orang tua sering kali bertujuan baik dan berkaitan dengan nilai-nilai kedisiplinan yang ingin diterapkan dalam keluarga. Ada kalanya, anak jadi rewel, sulit diatur, bahkan melakukan kesalahan yang jelas-jelas merugikan diri sendiri dan orang lain. Namun, tak jarang orang tua kesulitan dalam menyampaikan kemarahannya pada anak. Alhasil alih-alih menasihati anaknya dengan tepat, justru impulsif dengan marah di depan umum.

Nyatanya, dalam hal ini orang tua perlu mengerti lebih lanjut tentang tahap perkembangan anak, lho! Selain untuk menyesuaikan cara mengekspresikan emosinya, orang tua juga dapat mengetahui perilaku apa saja yang wajar dilakukan anaknya di usia tertentu. Berikut penjelasan selengkapnya dari Kalmselor Karina Negara (KAR-522)!

Tahap Perkembangan Anak

Ketika jalan-jalan di mall, anak tantrum karena tidak diperbolehkan untuk membeli mainan favoritnya di toko. Sebagai orang tua, respon spontan yang dilakukan adalah memarahi anak karena perilaku tersebut mengganggu orang-orang di sekitar. Namun, pada kenyataannya, anak sering kali merasa semakin tertekan dan justru mengamuk lebih kencang daripada sebelumnya. Apakah KALMers pernah mengalami hal ini, atau pernah melihat kejadian ini?

Orang tua bisa menyesuaikan cara menegur anak sesuai dengan perkembangan anak. Anak yang usianya masih sangat kecil, kerewelannya perlu ditangani sesegera mungkin. Cara menegurnya pun perlu disesuaikan, yaitu dengan membawa anak menjauhi kerumunan sehingga teguran orang tua tidak menjadi tontonan orang-orang. Selain itu, orang tua juga bisa menegur tanpa perlu membentak, apalagi mengeluarkan kata kasar pada anak.

Sedangkan untuk anak yang sudah mulai lancar berbicara dapat diajak diskusi dan mengingat kembali perbuatannya. Pada anak usia SD hingga remaja misalnya, yang sudah mulai bisa mengambil keputusan dengan alasan yang rasional. Teguran yang diberikan dapat ditunda dulu sampai menemukan waktu yang tepat untuk diajak berdiskusi.

Nah, kenapa, sih, orang tua perlu menghindari marah-marah di depan umum? Berikut dampak negatifnya!

Dampak Memarahi Anak di Depan Umum

1. Malu dengan Orang Lain

Ketika dimarahi di depan umum, anak tentu merasa malu. Rasa malu yang dialami pun berbeda-beda bentuknya, tergantung situasi di sekitarnya. Apakah orang di sekitarnya merupakan teman sebayanya? Orang tua lain? Karyawan-karyawan toko? Sangat wajar jika anak kesal karena merasa dipermalukan di depan orang lain.

Cara berbicara orang tua yang terlalu keras, kata-kata yang digunakan orang tua, atau bahkan kesalahan yang disebutkan di depan umum menjadi alasan mengapa anak merasa malu. Padahal terkadang masalah yang terjadi merupakan masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan mudah. Rasa malu timbul karena anak merasa dianggap tidak bisa mencapai hal baik dan hanya bisa membuat orang tua marah.

2. Kecewa terhadap Orang Tua

Anak cenderung berekspektasi bahwa orang tua adalah sosok yang akan melindunginya dari berbagai ancaman di sekitarnya. Ketika dimarahi di depan umum, anak justru merasa diserang. Biasanya, orang tua membalut kemarahannya dengan kata-kata seperti, “Mama-Papa marah supaya kamu jera dan nggak ngulangin kesalahan lagi.”

Rasa kecewa yang dialami anak perlu ditangani oleh orang tua dengan permintaan maaf dan rekonsiliasi dengan anak. Jika tidak ditindaklanjuti dengan tepat, dalam jangka panjang dapat timbul trust issues. Kesulitan untuk percaya pada orang lain muncul beriringan dengan pola pikir bahwa orang-orang terdekatku berpotensi untuk menyerangku, bahkan di depan umum. Seiring berjalannya waktu, anak juga mungkin kesulitan untuk menjalin relasi pertemanan, hubungan romantis, atau bahkan relasi profesional dalam pekerjaan.

3. Takut

Alih-alih membuat anak jera dengan perilakunya, anak justru merasa jera untuk berbicara dengan orang tua. Dipermalukan di depan umum membuat anak takut untuk mencoba hal baru atau pun mengakui kesalahannya. Ketakutan-ketakutan ini dapat mengarah kepada intensi anak untuk berbohong menutupi kesalahannya supaya tidak dimarahi di depan orang lain. Selain takut dengan orang tua, anak juga mungkin takut untuk mengekspresikan diri di depan umum. Tatapan orang lain yang memperhatikan dirinya ketika dimarahi orang tua akan terus terbayang-bayang dan memicu pikiran negatif dalam diri anak.

Bagaimana menurutmu, KALMers? Bener banget ya semua penjelasan dari Kalmselor Karina di atas. Kamu mungkin salah satu yang relate dengan situasi-situasi tersebut.

Baca juga: Pentingnya Batasan Emosional Dengan Keluarga dan Perasaan Insecure Mengganggumu?

Nantikan Lanjutannya…

Setelah membahas dampak negatif memarahi anak di depan umum, masih ada satu artikel kelanjutan dari KALM tentang bentuk didikan lainnya yang berbahaya untuk kesehatan mental anak dan tentunya masih bersama Kalmselor Karina Negara. Ditunggu update selanjutnya melalui aplikasi KALM (unduh di sini), ya!

Jika kamu pernah merasa kecewa, sedih, marah, atau memiliki pikiran-pikiran yang mengganggu keseharianmu, jangan ragu untuk menghubungi Kalmselor melalui aplikasi KALM untuk mendapatkan bantuan profesional.

 

Penulis: Tanita

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

Sumber:

Agustin, M., Saripah, I., & Gustiana, A. D. (2018). Analisis tipikal kekerasan pada anak dan faktor yang melatarbelakanginya. Jurnal Ilmiah Visi, 13(1), 1-10.

Utami, F., & Prasetyo, I. (2021). Pengasuhan keluarga terhadap perkembangan karakter disiplin anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1777-1786.

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...