KALMers mungkin merasa telah melakukan segalanya untuk dia. Berusaha tampil baik di hadapannya, menyiapkan segala kebutuhannya, melakukan apa pun yang diminta, mendukung apa pun yang dilakukan pasanganmu. Tetapi mengapa ia berselingkuh?
Jadi... dirangkum dari The Journal of Sex Research (2019), berikut adalah beberapa hal yang bisa memberimu gambaran mengapa dia bisa sampai berselingkuh:
Kata orang jatuh cinta itu berjuta-juta rasanya. Memang itu yang sering kita rasakan. Hanya satu chat WhatsApp dari dia aja bisa bikin kita berbunga-bunga sampai jungkir balik kegirangan. Tetapi berapa lama sih perasaan itu bisa bertahan? Kita tidak bisa terus berada dalam posisi “jatuh” cinta itu, kan? Makin lama makin boring, membosankan, hilang spark-nya. Itulah mengapa untuk bisa menjalankan komitmen jangka panjang kita harus berusaha mempertahankan dan membangun kembali spark dan cinta kita dan pasangan. Sayangnya, sering kali hal ini tidak terjadi.
Lebih dari 77% partisipan dalam penelitian menunjukkan bahwa kurangnya cinta untuk pasangan mereka atau hadirnya perasaan cinta yang lebih besar untuk orang lain menjadi alasan mengapa mereka berselingkuh.
Banyak orang bilang kalau selingkuh itu terjadi karena ada kesempatan. Hmm... kalau kamu setuju nggak, KALMers? Skenario ini paling sering sih terjadi pada pasangan yang menjalankan LDR (Long Distance Relationship). Mereka biasanya menggunakan jarak sebagai alasan kurangnya kedekatan dengan pasangan dan ditambah kesempatan bertemu dengan wanita/pria lain hingga terjadilah perselingkuhan. Katanya, sih, khilaf, KALMers...
KALMers mungkin terkadang merasa marah pada si dia karena merasa tidak dipahami, tidak mendapatkan apa yang kita butuhkan dari hubungan, atau sedang didera rasa cemburu. Tapi kamu perlu tahu, KALMers, bahwa 43% dari partisipan studi mengatakan bahwa rasa marah adalah salah satu faktor mengapa mereka berselingkuh, lho! Makanya hati-hati ketika terbawa emosi, ya…
Dalam suatu hubungan, terkadang ada salah satu pasangan yang merasa bahwa kebutuhan seksual mereka tidak terpenuhi. Tidak jarang lalu pasangan tersebut memilih untuk berselingkuh untuk memenuhi hasrat mereka daripada mengkomunikasikan hal ini kepada pasangan mereka.
Membicarakan soal seks dalam hubungan bisa terasa tabu dan canggung, tapi tetap penting untuk didiskusikan bila perlu. Kalau KALMers tidak yakin bisa berdiskusi dengan siapa, bagaimana membicarakannya, atau takut dihakimi, KALMers bisa mencoba untuk berkonsultasi dengan Kalmselor lewat chat atau video konseling.
Tidak menutup kemungkinan dalam suatu hubungan pasangan memiliki pemikiran atau komitmen yang berbeda. Ketika sedang berpacaran, misalnya, si lelaki berasumsi akan suatu hari melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Tetapi bisa saja pihak perempuan sudah memutuskan untuk berpacaran tanpa memikirkan soal pernikahan. Dalam hal ini selingkuh biasanya dijadikan cara untuk menghindari komitmen tersebut.
Untuk itu, sebelum memutuskan memulai suatu hubungan, pastikan untuk memiliki prinsip dan komitmen yang sama dengan pasangan, ya, KALMers!
Poin keenam ini mungkin sulit dipahami mengingat perselingkuhan akan memberikan konsekuensi negatif tentang bagaimana orang lain memandang diri kita. Namun nyatanya bagi sebagian orang, berselingkuh akan dapat meningkatkan harga diri mereka. Bagi mereka dapat menerima cinta dari orang lain membuat mereka merasa lebih menarik dan percaya diri.
Selain karena adanya masalah dalam hubungan, perselingkuhan bisa juga disebabkan karena adanya rasa bosan. Tidak hanya terkait hubungan seksual, bosan dalam hal ini bisa dalam hal gaya komunikasi dan cara menunjukkan kasih sayang. Laki-laki lebih sering menggunakan alasan ini untuk berselingkuh daripada perempuan.
Beberapa orang melakukan segalanya bagi pasangan dan akan mendukung mereka apapun yang terjadi. Tapi ternyata ini bisa menjadi masalahnya. Ketika seseorang terus menerima begitu saja apapun yang pasangan lakukan pada mereka, ia sedang memberi sinyal bahwa pasangan bisa melakukan apa saja semau mereka, termasuk menyeleweng. Jujur dalam menegakan batasan/ boundary dengan berkata, “Tidak”, adalah hal penting dalam hubungan. Kepedulian dan dukungan berlebihan tanpa batas justru akan terasa sia-sia.
Baca Artikel "Batasan Emosional Dengan Pasangan itu Penting" untuk lebih tahu lagi pentingnya hal ini dalam hubunganmu.
Di samping delapan alasan di atas, Mark Manson, penulis buku “The Subtle Art of Not Giving a Fu*k” membuat alasan seseorang berselingkuh menjadi lebih sederhana. Salah satunya adalah karena kebutuhan yang terlalu besar untuk mendapatkan kepuasan diri.
Ketika seseorang memiliki keinginan yang terlalu besar untuk memenuhi kepuasan diri (nafsu), ia akan menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhinya. Salah satu caranya dengan berselingkuh. Dalam hal ini ‘maturity’ atau kedewasaan berperan penting dalam diri seseorang. Seseorang yang dewasa mampu menunda kepuasannya demi komitmen seumur hidup yang lebih penting.
Jadi, bisa dibilang jika seseorang berselingkuh itu berarti dia belum cukup dewasa untuk menahan diri dan menjalankan komitmen, KALMers.
Nah, itu tadi beberapa hal yang bisa menjadi alasan mengapa seseorang berselingkuh KALMers. Perlu diingat, terlepas dari alasan apapun yang melatarbelakangi, berselingkuh bukanlah hal yang benar untuk dilakukan. Jika ada masalah dalam hubungan sebaiknya dibicarakan baik-baik dengan pasangan ya KALMers.
Ditulis oleh: Rachma Fitria
Diedit oleh: Lukas Limanjaya
Sumber:
Manson, M. (n.d.). Why people cheat in relationships. Mark Manson. Retrieved from: https://markmanson.net/why-people-cheat
Raypole, C. (2019, October 11). Why do people cheat? 17 reasons and tips for moving past it. Healthline. Retrieved from: https://www.healthline.com/health/why-people-cheatSelterman, D., Garcia, J. R., & Tsapelas, I. (2019). Motivations for extradyadic infidelity revisited. The Journal of Sex Research, 56, 273-286