Belum lama ini, publik digemparkan dengan isu prediksi resesi global di tahun 2023. Tidak hanya itu, banyak perusahaan besar baik di dalam maupun di luar negeri melakukan layoff atau pemutusan hubungan kerja besar-besaran. Akibatnya, muncul kerisauan di tengah masyarakat, khususnya para pekerja, tentang bagaimana mereka dapat bertahan hidup di tengah situasi persaingan kerja yang ketat. Lantas apa yang harus dilakukan? Simak paparan Kalmselor Siska berikut ini, yuk!
Terpilih sebagai salah satu Kalmselor of The Month bulan Desember, Kalmselor Siska Mithalia sudah bergabung dengan KALM sejak tahun 2021, lho! Sejauh ini, Kalmselor Siska telah dipercayakan oleh banyak klien untuk membantu menangani masalah mereka, dimulai dari masalah pekerjaan, pendidikan, krisis identitas, stres, hingga masalah hubungan romantis dan pengalaman traumatik.
Kecemasan bisa dirasakan siapa pun tanpa terkecuali, apalagi para karyawan perusahaan yang sekarang sedang diterpa isu perubahan kondisi perekonomian, politik global, serta nilai mata uang yang memengaruhi kebijakan layoff ini.
Pada dasarnya, rasa cemas akan dampak layoff dapat muncul karena rasa aman yang dirasakan ketika bekerja kini hilang. Akibatnya, individu jadi dihantui bayang-bayang ketakutan akan ketidakmampuan menyelesaikan masalah dan tuntutan lebih besar yang mungkin akan muncul di masa mendatang. Dengan kata lain, seseorang jadi merasa cemas akan isu layoff karena adanya keinginan untuk berkembang, yang mana merupakan suatu kewajaran.
Namun, meskipun kecemasan akan dampak layoff wajar dialami, hal ini tetap tidak boleh dianggap sepele.
Dampak dari layoff anxiety dapat berupa dampak fisik dan psikis. Secara psikis, rasa cemas ini dapat menimbulkan stres hingga depresi. Ketakutan terkena dampak kebijakan layoff membuat diri terus bekerja lebih keras setiap hari nya dengan maksud untuk menunjukkan kelayakan dipertahankan dalam perusahaan. Sayangnya, ketakutan tersebut justru akan semakin membawa diri ke dalam keterpurukan, sehingga memengaruhi performa kinerja.
Nah, untuk kamu yang bingung bagaimana caranya menghadapi rasa cemas yang tidak kunjung reda, Kalmselor Siska punya beberapa tips:
Perbanyak diskusi dengan dirimu sendiri agar dapat mengenal dirimu dengan lebih baik. Segala kelebihan dan kekurangan yang kamu miliki perlu kamu ketahui untuk membantu mengatasi rasa cemas akan hal yang belum pasti.
Pola pikir dalam menghadapi ketidakpastian masa depan perlu kamu kelola dengan baik. Selain itu, pergunakan waktu yang ada untuk mengembangkan kemampuan yang kamu miliki.
Kamu bukan robot. Kamu manusia biasa yang butuh istirahat. Berilah waktu pada diri sendiri untuk memproses berita yang ada.
Jika hal ini sudah sangat mengganggumu hingga kamu merasa kesulitan untuk mengelolanya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, ada baiknya untuk segera konsultasikan dengan konselor.
“Sering kita terus menerus menakuti diri kita dengan segala pikiran kekhawatiran, hingga kita lupa untuk berterima kasih kepada diri yang sudah selalu berusaha.”
KALMers yang tertarik untuk berdiskusi dengan Kalmselor Siska dapat melakukan konseling melalui aplikasi KALM (unduh di sini) dengan menggunakan kode SIS-486.
Penulis: Santiara
Editor: Rachma Fitria