KALM Tips: Menanti Jodoh dengan Tenang menurut Kalmselor Dina

Description

Memasuki usia 20-an bukan cuma pusing karena tuntutan buat punya pekerjaan yang mapan, tapi juga harus segera punya pasangan. Apalagi saat teman atau saudara seumuran sudah mulai berpasangan bahkan menikah dan punya anak, tentu tekanannya semakin terasa. Tapi, nggak perlu khawatir karena kamu tetap bisa hidup tenang walaupun belum punya pasangan. Yuk, simak tips dari Kalmselor Dina Wulandari berikut ini agar bisa tetap tenang walaupun jodoh tak kunjung datang! 

Mengapa usia 20-an ‘dituntut’ segera punya pasangan?

Menurut Kalmselor Dina, secara psikologis, saat seseorang memasuki usia 20-an berarti memasuki fase perkembangan lanjutan dan salah satu tugas perkembangannya adalah menjalin relasi dengan lawan jenis. Selain itu, secara sosial ketika seseorang sudah mulai bekerja dan mampu hidup mandiri akan dinilai layak oleh masyarakat untuk mulai membangun rumah tangga. Hal ini berarti akan ada dorongan sosial untuk memiliki pasangan dan menuju jenjang yang lebih serius. 

Bagaimana jika usia 20-an belum punya pasangan?

Dorongan sosial ini biasanya nampak dalam pertanyaan yang rutin terlontar saat momen kumpul keluarga atau bertemu tetangga. Misalnya, “Kapan nikah?” “Udah punya calon belum?” “Si X udah mau nikah tahun ini, kamu kapan?”. Sayangnya, pertanyaan itu kerap terasa seperti sindiran ya, KALMers? Hal ini tentu lama-lama membuat tertekan dan wajar saja ketika menjadi malas bergaul atau bertemu banyak orang saat lebaran, menutup diri, insecure, overthinking, bahkan hingga depresi. 

Apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi situasi ini?

Ada beberapa tips dari Kalmselor Dina agar kamu bisa tetap tenang dalam menghadapi situasi dan tuntutan ini. Apalagi saat jodoh tak kunjung datang dan kamu masih nyaman menjadi single. Beberapa tips yang bisa langsung kamu coba adalah:

  1. Menyadari kalau ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti omongan orang atau kapan waktu pastinya si jodoh ini datang.
  2. Menghindari kebiasaan membanding-bandingkan diri dengan orang lain agar tidak memicu perasaan insecure.
  3. Tetap prioritaskan kesiapan dan kebahagiaan diri sendiri. Tak perlu buru-buru mulai hubungan atau enggan meninggalkan hubungan toxic hanya karena takut akan omongan orang. 
  4. Kamu bisa fokus pada self-growth agar bisa menjadi high quality single idaman itu, KALMers!
  5. Manfaatkan waktumu sekarang untuk eksplorasi hal-hal baru, menambah wawasan dan pengalaman baru karena belum tentu setelah menikah kamu akan punya kesempatan yang sama.
  6. Latihan mengelola respon untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan rutin itu agar tetap nyaman bergaul tanpa merasa tersakiti atau tersinggung.

Apakah situasi ini perlu dikonsultasikan ke psikolog?

Perlu jika memang merasa kewalahan mengelola stres dari tekanan atau tuntutan yang ada, atau merasa ragu-ragu untuk meninggalkan hubungan toxic karena terlalu takut tidak segera mendapat jodoh. Selain itu, apabila merasa kesulitan berdamai dengan situasi ini lalu cenderung mengurung diri dan muncul ketakutan atau kesulitan untuk menjalin hubungan akibat ada trust issue atau trauma, kamu juga perlu mengkonsultasikannya pada psikolog, KALMers.

 Sebagaimana kata Kalmselor Dina kalau lelahnya menunggu jodoh tak sebanding dengan lelahnya menikah dengan orang yang salah. Karena menikah tak melulu tentang cinta, tapi tentang bersama orang yang bersedia berjuang bersamamu. Kamu bisa berkonsultasi lebih lanjut bersama Kalmselor Dina (DIN-962) di aplikasi KALM yang bisa kamu unduh di sini

 

Penulis: Sofi Maharani Putri

Editor: Ama

Referensi: 

Wulandari, Dina. (Maret, 2024). Berani Jadi High Quality Jomblo di Usia Matang. Retrieved from: Interview Kalmselor of the Month.

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Pertanda Kamu Mengalami Post Traumatic Relationship Stress

Mungkin istilah ini terdengar asing, tapi pernahkah KALMers mendengar ada orang yang habis putus dari mantannya yang toxic lalu jadi butuh konseling karenanya? Nah, Post Traumatic Relationship Stre...

Begini Trauma Memengaruhi Hubungan Romantismu

KALMers, trauma, terutama yang terjadi di masa kanak-kanak atau dalam hubungan sebelumnya, bisa memiliki dampak secara mendalam dan bertahan lama pada kehidupan seseorang. Salah satu area yang sang...