Kalmselor Fira: Apa itu Freeze, Fight, dan Flight Mode?

Description

Kalau dihadapkan dengan situasi yang bikin stres, biasanya kamu ngapain? Diem nggak tahu harus ngapain, berusaha lawan dan atasi masalahnya, atau justru kabur dan cari pelarian? Pernah dengar istilah freeze, fight, dan flight mode? Kira-kira kamu termasuk pengguna mode apa, nih? Simak penjelasan Kalmselor Fira untuk tau lebih lanjut!

Kenalan sama Kalmselor Fira, Yuk!

Kalmselor Cut Maghfirah, atau yang akrab dipanggil Kalmselor Fira, sudah memulai karirnya di KALM sejak empat tahun lalu, lho! Ia juga sudah dua kali terpilih menjadi Kalmselor of The Month, jadi nggak perlu diragukan lagi deh kemampuannya menjadi seorang psikolog. Kasus yang sering ditangani Kalmselor Fira selama ini meliputi masalah kecemasan/overthinking, serta masalah dengan keluarga atau pasangan. Ia juga aktif menangani couple kounseling di KALM.

42 - Cut Maghfirah Faisal, M.Psi, Psikolog

Apa Itu Freeze, Fight, dan Flight Mode?

Saat dihadapkan dengan situasi yang menekan atau dianggap sebagai sebuah ancaman atau bahaya (termasuk trauma), biasanya manusia memunculkan reaksi yang bisa digolongkan ke dalam tiga kategori ini:

  • Fight mode, ketika diri berusaha menghadapi ancaman secara agresif, misalnya dengan cara melawan balik. Biasanya mode ini muncul ketika kita meyakini bahwa kita mampu menghadapi ancaman tersebut.
  • Flight modeketika diri memiliki dorongan untuk lari/kabur/menghindari sumber ancaman tersebut karena merasa tidak mampu menghadapinya.
  • Freeze mode, ketika tubuh kita hanya terdiam terpaku dan tidak berdaya dalam merespons masalah karena tidak mampu melawan maupun kabur. Beda dengan emotional numbness atau mati rasa, ya! Orang yang mengalami freeze mode belum tentu tidak merasakan emosi apapun, hanya saja tidak ada respons yang diberikan.

Bedanya Respons Terhadap Stres dan Trauma

Menurut Kalmselor Fira, mode freeze, fight, dan flight dapat muncul sebagai respons dari stres biasa atau pun trauma, KALMers. Ketika muncul sebagai respons stres biasa, maka mode tersebut muncul secara fleksibel dan hanya pada kondisi tertentu. Seseorang bisa menunjukkan fight mode di satu situasi, namun menunjukkan flight mode di situasi yang lain. Artinya orang itu masih dapat menilai tingkat kemampuannya dalam menghadapi masalah, sehingga memberikan respons yang berbeda di situasi yang berbeda.

Namun lain halnya jika mode tersebut dilakukan sebagai respons terhadap trauma. Respons ini bisa ditandai dengan kecenderungan untuk menunjukkan satu mode yang sama di berbagai situasi, bahkan di situasi aman sekali pun. Misalnya, seseorang yang nge-freeze akibat suatu trauma akan berdiam diri dan pasrah saat menghadapi masalah dan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, jadi terkesan pasrah dan kosong, serta terus menunda.

Freeze, Fight, dan Flight Mode ini Bahaya Nggak sih?

Bukan masalah benar atau salah dan bahaya atau nggak, tapi bagaimana kamu mengenali dirimu sendiri, KALMers. Coba untuk selalu sadari pro dan kontra dari berbagai opsi sebelum kamu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah. Lalu, kamu juga bisa merefleksikan kira-kira apa yang membuat kamu memilih respons tersebut, serta apakah ada opsi lain yang lebih baik yang dapat kamu pilih di masa depan.

Kamu perlu waspada ketika menunjukkan respons yang sama berkali-kali dalam berbagai situasi dalam hidup, bahkan dalam kehidupan sehari-hari yang tidak mengancam. Apalagi kalau hal itu sampai mengganggu kegiatanmu atau bahkan merugikan orang lain.

Pesan Kalmselor Fira

“Nggak perlu nunggu sampai mengganggu, ya… Kalau kamu merasa caramu menghadapi masalah sudah kurang sehat dan efektif, boleh banget untuk berkonsultasi dengan Kalmselor sebelum jadi lebih serius!”

KALMers dapat berkonsultasi dengan Kalmselor Fira melalui aplikasi KALM (unduh di sini) dengan menggunakan kode CUT-706, ya!

 

Penulis: Santiara

Editor: Rachma Fitria

Baca Artikel Lainnya

Karakteristik Penting Seorang Psikolog: Panduan untuk Mengamati Selama Proses Konseling

Psikolog adalah seorang ahli yang memiliki peran penting dalam membantu seseorang memahami, mengatasi, dan mengelola berbagai masalah psikologis. Saat menjalani proses konseling, penting untuk mema...

KALM Tips: Menanti Jodoh dengan Tenang menurut Kalmselor Dina

Memasuki usia 20-an bukan cuma pusing karena tuntutan buat punya pekerjaan yang mapan, tapi juga harus segera punya pasangan. Apalagi saat teman atau saudara seumuran sudah mulai berpasangan bahkan...

Mengenal Apa itu Career Cushioning dari Kalmselor Yudha Heka

Hai, KALMers! Buat kamu yang sudah bekerja saat ini, kira-kira pernah nggak kepikiran ingin resign? Kalau ya, mungkin sudah saatnya kamu mengenal Career Cushioning. Apa sih Career Cushioning itu? P...