7 Sinyal Seseorang Saat Membutuhkan Konseling

Description

Seiring banyaknya orang yang mulai terbuka tentang pengalamannya ke psikolog atau psikiater jadi salah satu alasan untuk kita mulai menyamakan pergi konseling seperti pergi berobat ke dokter. Mulai menormalisasi kehadiran gangguan mental seperti penyakit flu yang bisa menyerang kapan saja ketika imun tubuh sedang kurang baik.

Untuk itu sinyal-sinyal saat keadaan mental kurang stabil juga penting dipahami agar tahu cara mengatasi masalah atau gangguan yang muncul karena beberapa sinyalnya sering tidak disadari. Oleh karena itu, simak penjelasan berikut sampai selesai ya, KALMers!

Kapan Seseorang Perlu Pergi Konseling?

Menurut anjuran APA (American Psychological Association), seseorang perlu mendapatkan bantuan profesional seperti konseling apabila mengalami:

  1. Menghabiskan setidaknya satu jam per hari untuk menghadapi suatu masalah/gangguan
  2. Masalah/gangguan ini terasa memalukan sehingga selalu disembunyikan ketika di depan orang lain
  3. Masalah/gangguan telah menurunkan kualitas hidup 
  4. Masalah/gangguan mengganggu atau berdampak negatif pada rutinitas hidup seperti aktivitas di sekolah, kantor, atau hubungan dengan orang lain
  5. Masalah/gangguan menimbulkan perubahan kebiasaan dalam hidup sebagai bentuk perlindungan diri

Sinyal-Sinyal Diri yang Menunjukkan Seseorang Butuh Konseling

Apabila kamu atau orang-orang terdekatmu menunjukkan sinyal-sinyal berikut dalam perilaku sehari-hari, mungkin sinyal itu pertanda bahwa diri sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Sinyal-sinyal tersebut adalah:

1. Kewalahan dan jadi sulit bernafas tiba-tiba

Hal ini biasanya karena merasa terlalu banyak beban yang ditanggung dan terlalu banyak masalah yang dihadapi dalam waktu bersamaan.

2. Kelelahan berkepanjangan

Biasanya, rasa lelah ini membuat seseorang jadi lebih banyak tidur, KALMers. Namun, sayangnya hal tersebut sering kali belum cukup untuk menghilangkan rasa lelah ini. Sehingga membuat seseorang merasa berat untuk bangun dari tempat tidur dan memulai aktivitas.

3. Reaktif dan mudah tersinggung

Mudah marah, kesal, dan reaksi emosi berlebihan karena hal-hal kecil bisa jadi sinyal bahwa sudah terlalu banyak emosi yang dipendam. Hal ini dikhawatirkan akan diikuti dengan melampiaskan emosi pada hal-hal yang membahayakan keselamatan.

4. Mengisolasi diri

Merasa takut keluar rumah karena khawatir akan mengalami hal-hal tidak menyenangkan. Biasanya waktu menyendiri memang bisa membuat perasaan lebih baik, terutama bagi orang-orang introvert. Namun, seseorang yang terindikasi menarik diri karena kondisi yang tidak baik-baik saja ini didasari karena tidak nyaman ketika berinteraksi dengan orang lain, atau lelah karena harus berpura-pura baik-baik saja.

5. Cemas dan overthinking

Memang wajar untuk merasa cemas, namun perlu diwaspadai apabila rasa cemas terus menerus muncul dan berdampak buruk pada kesehatan fisik.

6. Kehilangan minat (apati)

Perasaan hilang minat ini bisa berdampak pada enggan beraktivitas dan tidak lagi merasa senang ketika melakukan hobi atau hal-hal yang tadinya menyenangkan.

7. Kehilangan motivasi dan harapan

Hal ini mungkin terdengar seperti perasaan pesimis dan merasa tidak punya harapan lagi di masa depan. Namun, patut diwaspadai ketika hal ini berlangsung terus-menerus dan mulai mengarah pada keinginan untuk melukai diri dan mengakhiri hidup.

 

Bagaimana pun, pergi konseling memang tidak selalu bisa langsung menyelesaikan masalah/gangguan yang dialami saat itu juga. Namun, apabila kamu atau orang terdekat yang ternyata membutuhkan konseling justru memilih untuk tidak pergi konseling, maka masalah/gangguan itu tidak akan pergi dengan sendirinya atau malah bisa bertambah parah, KALMers.

Oleh karena itu, pergi konseling perlu dilakukan untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Tidak perlu khawatir dan takut, karena Kalmselor akan membantumu berproses untuk mengatasi masalah/gangguan yang kamu alami. Janjian dengan Kalmselor bisa dilakukan kapan saja melalui aplikasi KALM.

 

Penulis: Sofi Maharani 

Editor: Ama

Referensi:

Raypol, Crystal. (Januari, 2022). Why Should I Go to Therapy? 8 Signs It’s Time to See a Therapist. Retrieved from: https://www.goodtherapy.org/blog/why-should-i-go-to-therapy-8-signs-its-time-to-see-a-therapist 

 

 

Baca Artikel Lainnya

World Mental Health Day 2024: Berani Prioritaskan Kesehatan Mental

Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia, KALMers!  Tahu nggak? Menurut polling yang dilakukan oleh Kumparan WOMAN secara online, ternyata 95,4 persen Gen Z setuju kalau menjaga kesehatan mental itu p...

Karakteristik Penting Seorang Psikolog: Panduan untuk Mengamati Selama Proses Konseling

Psikolog adalah seorang ahli yang memiliki peran penting dalam membantu seseorang memahami, mengatasi, dan mengelola berbagai masalah psikologis. Saat menjalani proses konseling, penting untuk mema...

WHO Apresiasi Maybelline Brave Together dalam Mengatasi Isu Kecemasan dan Depresi Lewat 40 Ribu Sesi Konseling Gratis

8 Mei 2024 — Isu kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi kini semakin terbuka dibicarakan oleh banyak orang. Kesadaran akan pentingnya merawat kesehatan mental ini tak lantas terjadi begitu ...