5 Langkah Menetapkan Batasan Emosional Sehat Dengan Teman

Description Apakah KALMers pernah dengar istilah batasan emosional atau emotional boundaries? Yuk, pikir-pikir: pernahkah kamu merasa masalah-masalah temanmu seperti masalahmu juga? Mereka bercerita tentang berbagai hal negatif di hidup mereka, seperti pasangan mereka yang menyebalkan, atau kebiasaan merokok mereka yang mengganggu mereka dalam setahun terakhir, dan lama kelamaan kamu ikut merasa tertekan seperti mereka.

Mungkin temanmu yang lain terus-menerus menceritakan kepadamu tentang masalah pribadi mereka yang membuatmu tidak nyaman, tapi kamu merasa tidak bisa menolak untuk mendengarkan. Melelahkan, bukan? Kelelahan itu bisa timbul karena kamu merasa terlibat dengan masalah yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kamu. Mungkin kamu juga merasa tidak dapat mengambil keputusan untuk dirimu sendiri dan terus berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. Jika kamu merasa seperti ini, mungkin kamu memiliki batasan emosional yang kurang baik.

Apa Itu Batasan Emosional?


Ketika kamu bisa memisahkan perasaanmu dari perasaan orang lain, itu berarti kamu memiliki batasan emosional. Batasan-batasan itu dilanggar saat kamu merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain, merasa bahwa orang lain dapat mengendalikan perasaanmu, memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kebutuhanmu sendiri, berpikir bahwa orang lain bertanggung jawab atas masalah-masalahmu, dan berpikir bahwa kamu pun bertanggung jawab atas masalah mereka. Memiliki batasan menandakan bahwa perasaanmu tidak akan mudah dipengaruhi oleh orang lain, dan bahwa kamu memiliki rasa kesadaran dan otonomi yang kuat. Kamu juga sadar apa yang sedang dialami teman-temanmu dan bagaimana perasaan mereka, tetapi kamu cukup berhati-hati sehingga hal tersebut tidak mengambil alih dirimu. Kamu menyadari apa yang ingin kamu lakukan dan apa yang tidak, dan kamu juga cukup tegas untuk membela diri sendiri ketika perlu.

Mengapa Batasan Emosional Penting?


Seperti yang kamu ketahui, kita semua merupakan individu yang unik di dunia ini. Batasan emosional sangat penting karena dapat membantu kita membangun identitas. Batasan-batasan yang sehat membantu kita menegakkan individualitas kita untuk membedakan diri kita di antara orang lain. Batasan emosional juga dapat membantu kita membela diri sendiri, dan membuat pilihan di antara apa yang sebenarnya ingin kita lakukan dan apa yang tidak kita lakukan. Jadi, menyadari di mana batas antara masalah milikmu dan milik orang lain penting karena itulah yang memisahkan mereka dari kamu sebagai individu, dan dengan itu kamu memiliki lebih banyak ruang bagi untuk merenungkan diri sendiri dan mengembangkan diri.

Pasti teman-temanmu pernah curhat kepadamu tentang masalah yang mereka alami, dan kamu pun pernah melakukan hal yang sama kepada mereka. Bagus apabila mereka cukup mempercayaimu hingga mereka mau berbagi denganmu, dan pemahamanmu terhadap perasaan mereka menunjukkan bahwa kamu adalah kawan yang baik. Namun, mungkin kamu terkadang merasa terjebak di dalam masalah-masalah mereka dan begitu mengkhawatirkannya hingga pikiran dan kegiatanmu sendiri ikut terganggu. Untuk menghentikannya, kita harus menegakkan batasan emosional kita.

Bagaimana Caranya Menegakkan Batasan Emosional?


Katakan Saja, "Tidak"

Dalam menetapkan batasan emosional, pertama-tama kamu harus mampu mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan atau tidak punya waktu untuk melakukannya; bersikaplah tegas dan percaya diri saat melakukannya.
Terima Tawaran Bantuan Orang Lain

Ketika orang lain menawarkan bantuan dan kamu membutuhkannya, jangan ragu atau malu untuk menerima! Setelahnya, ucapkanlah terima kasih tanpa diiringi permintaan maaf, penyesalan, atau rasa malu.
Belajar Meminta Bantuan Orang Lain

Selain menerima, meminta bantuan juga merupakan hal yang sama wajarnya. Ketika temanmu meminta kamu untuk melakukan sesuatu tetapi kamu memilih untuk tidak melakukannya, coba delegasikan permintaan tersebut pada orang lain. Tawarkan temanmu untuk mengajukan permintaannya kepada orang lain yang bersedia. Tidak baik juga bagi temanmu apabila kamu selalu menjadi satu-satunya orang yang bisa ia mintai bantuan.
Komunikasikan Perasaanmu

Jangan mengalah apabila kamu diposisikan dalam situasi yang tidak mengenakkan bagimu; sampaikan ketidaknyamananmu apabila orang lain memperlakukanmu dengan tidak baik atau apabila kebutuhanmu tidak dihiraukan. Masing-masing dari kita memiliki tanggung jawab, maka coba untuk tidak merasa bersalah ataupun bertanggung jawab atas orang lain.
Jangan Lupa Bahwa Kamu Juga Berharga

Kamu boleh berpikir bahwa kebutuhan orang lain penting, namun kebutuhanmu juga sama pentingnya, lho. Jadi, gunakan waktumu dengan baik -- jangan melayani orang lain secara berlebihan, dan luangkan waktu untuk berpikir mengenai dirimu sendiri. Saat kamu mulai merasa sesak, mintalah untuk diberikan ruang. Tentunya kita semua perlu waktu untuk diri kita sendiri.

Jangan Lupa Memperhatikan Diri Sendiri!


KALMers, batasan emosional tidak menjadikanmu teman yang buruk, kok. Terkadang kita hanya perlu memperhatikan diri sendiri sebelum memperhatikan orang lain. Jadi, dirikanlah batasan-batasan tersebut sesuai dengan kebutuhanmu. Dengan menjadi dirimu yang terbaik, kamu bisa saja menjadi teman yang lebih baik!

Catatan: Apabila kamu masih merasa kesulitan untuk menerapkan batasan emosional yang sehat jangan ragu untuk menggunakan KALM dan berbicara dengan seorang Kalmselor (Konselor Online Profesional KALM).

Jika kamu ingin mengetahui langkah-langkah menerapkan batasan emosional dengan keluarga kamu bisa membacanya di sini [link]

Penulis: Alefa Raihani

Editor: Lukas Limanjaya

Ref:

Camins, S. (2020). Setting Emotional Boundaries in Relationships | Road to Growth Counseling. Retrieved 2 June 2020, from https://roadtogrowthcounseling.com/importance-boundaries-relationships/#:~:text=Emotional%20boundaries%20involve%20separating%20your,and%20accepting%20responsibility%20for%20theirs.

Selva, J. (2020). How to Set Healthy Boundaries: 10 Examples + PDF Worksheets. Retrieved 2 June 2020, fromhttps://positivepsychology.com/great-self-care-setting-healthy-boundaries/

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...