Kalmselor Elaine: Trik Mindfulness untuk Netralkan Rasa Cemasmu

Description

Apa kabarmu hari ini KALMers? Semoga selalu baik. KALM kembali lagi dengan artikel Kalmselor of the Month bulan Januari, nih. Pada kesempatan kali ini KALM akan membahas mengenai mindfulness lebih dalam dengan Kalmselor Elaine, lho! Siapa yang penasaran? Langsung baca artikel ini, ya!

Baca juga: Kalmselor Kadek Pipit: Dear Kamu yang Sedang Patah Hati…Kalmselor Siska Mithalia: Terjebak Toxic Workplace, Resign Nggak Ya?

Kenalan dengan Kalmselor Elaine, Yuk!

Nah, karena tak kenal maka tak sayang, kita berkenalan dulu, yuk, dengan Kalmselor Elaine. Kalmselor Elaine Novieany adalah seorang Psikolog Klinis Umum lulusan Universitas Tarumanegara. Setelah lulus magister profesi psikologi di tahun 2021 lalu, ia langsung memutuskan untuk bergabung menjadi Kalmselor, lho KALMers! Dalam praktiknya, Kalmselor Elaine biasanya menangani permasalahan terkait stres, emosi dan mood, trauma, dan masalah hubungan. Ia juga sudah terbiasa menangani klien anak-anak hingga dewasa.

Buat KALMers yang ingin berkonsultasi dengan Kalmselor Elaine bisa langsung unduh Aplikasi KALM (di sini) dan masukkan kode kalmselor ELA-339 ya, KALMers!

Nah, sekarang kita lanjutkan ke pembahasan mengenai mindfulness.

Mindfulness Menurut Kalmselor Elaine

Beberapa tahun belakangan, istilah mindfulness rasanya jadi makin familiar di telinga orang Indonesia, ya KALMers. Tapi tahu nggak sih kalau ternyata istilah ini sebenarnya sudah ada sejak lama, lho! Menurut Kalmselor Elaine, mindfulness muncul pertama kali dalam filosofi Budha yaitu Sati yang dianggap sebagai langkah pertama menuju pencerahan.

Kalmselor Elaine menambahkan, “Istilah mindfulness ini sederhananya adalah kondisi di mana kita bisa fokus pada saat ini, here and now, be present. Bagaimana kita bisa fokus pada kesadaran dan menikmati setiap momen yang kita jalani.”

Pentingnya Mindfulness dalam Kehidupan

Konsep mindfulness ini menjadi relevan seiring perkembangan zaman yang semakin menuntut manusia untuk serba cepat. Kondisi hustle ini membuat seseorang semakin sulit menikmati setiap momen yang dijalani hingga mudah kehilangan fokus. Nah, dalam kondisi inilah mindfulness penting untuk mempertahankan ‘kewarasan’ dan kefokusan manusia, KALMers.

“Dengan mempraktikkan mindfulness, seseorang jadi bisa menjalani hari dengan lebih meaningful, tidak dikejar-kejar waktu,” tegas Kalmselor Elaine.

Hilangkan Cemas dengan Mindfulness

Nah, dalam praktiknya konsep mindfulness ternyata sudah banyak digunakan oleh psikolog sebagai metode terapi, lho! Beberapa di antaranya adalah Mindfulness-based Stress Reduction (MBSR) dan Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT). Beberapa permasalahan yang cocok dengan terapi mindfulness adalah stres, kecemasan, depresi, hingga penyalahgunaan obat-obatan.

Selain dalam terapi, banyak cara dalam menerapkan konsep mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah menggunakan trik mindfulness untuk mengurangi rasa cemas, KALMers. Menurut Kalmselor Elaine, ada 2 teknik mindfulness yang bisa kamu praktikkan ketika merasa cemas:

1. Latihan Pernapasan

Ketika rasa cemas sedang melanda, ritme pernapasan dan detak jantungmu mungkin jadi tidak stabil. Nah, untuk mengatasinya kamu bisa melakukan teknik pernapasan 4-7-8. 4 hitungan tarik napas, 7 hitungan tahan napas, dan kemudian 8 hitungan hembuskan.

2. Be Present (Grounding Technique)

Ketika kamu merasa cemas, pikiranmu cenderung menjadi tidak fokus here and now, makanya penting untuk menerapkan teknik be present ini KALMers, supaya pikiranmu lebih terkendali. Kamu bisa coba lihat 5 benda yang ada di sekitarmu, kemudian pilih 4 benda yang bisa disentuh, 3 suara yang bisa kamu dengar, 2 benda yang bisa kamu cium baunya, dan 1 benda yang bisa kamu cicipi.

Jadi, bagaimana menurutmu, KALMers? Tertarik mencobanya?

Pesan Kalmselor Elaine

Layaknya kesehatan fisik, kesehatan mental juga butuh check-up. Kamu tidak harus memiliki kondisi mental tertentu untuk bisa konseling. Ketika kamu ingin tahu seberapa baik kondisi kesehatan mentalmu atau hal apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkannya, saat itulah konseling bisa jadi pilihan yang tepat.

 

Penulis: Rachma Fitria

Editor: Lukas Limanjaya

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...