Tips Jitu Tangkis Pertanyaan Keluarga di Hari Lebaran

Description

Hai, KALMers! Lebaran sudah dekat, nih! Saatnya untuk pulang kampung dan bertemu dengan keluarga besar yang mungkin sudah lama tidak berjumpa. Hmm.. kumpul bersama keluarga memang menyenangkan tapi kayaknya nggak lengkap tanpa bumbu-bumbu komentar dan pertanyaan julid, ya? Haha.

Apakah ada di antara kamu yang sudah merasa khawatir akan pertanyaan-pertanyaan yang kamu tahu akan mereka lontarkan berulang-ulang setiap tahun?

“Kapan lulus, nih? Si A udah keterima jadi PNS, lho kemarin.”

“Kapan nikah?”

“Kapan punya anak?”

“Duh, kamu gendutan, ya?“

Kamu tidak sendirian kok, KALMers. Pertanyaan-pertanyaan keluarga di saat lebaran ini memang bisa membuat kita merasa dihakimi, diserang, dan dikasihani. Kita juga bisa merasa privasi kita dilanggar. Alhasil bikin diri nggak nyaman dan jadi enggan untuk jujur. Parahnya ini semua terjadi pada hari lebaran yang seharusnya dijadikan momen untuk menumbuhkan rasa hormat dan kekeluargaan!

Nah, oleh karena itu di artikel ini KALM mau kasih kamu tips supaya kamu tidak hanya bisa pasang fake smile sambil memendam rasa kesal, tapi juga bisa mengubah kebiasaan-kebiasaan keluargamu menjadi lebih baik. Wih, keren kan? Simak tipsnya sampai selesai, ya!

Jurus #1: Pahami dengan Empati

Alat pertama dan yang paling ampuh yang bisa kamu gunakan adalah empati. Jika kita bisa berusaha mengerti apa yang sebenarnya mereka tanyakan, kita akan sadar bahwa pertanyaan tersebut sebenarnya sama sekali bukan tentang kita.  Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanyalah cerminan diri mereka sendiri: apa yang telah mereka sudah lalui dan apa yang mereka inginkan namun tidak/belum terwujud. Ini bisa jadi kesempatan untuk mengenal mereka lebih dalam.

Psikolog F. Diane Barth (Psychology Today) mengidentifikasi beberapa alasan mengapa orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyenangkan kepada kita:

1. Mereka tidak paham dengan baik cara berinteraksi dengan orang lain

Ketidakpahaman ini membuat mereka memakai pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai template. Kita sering kan mengulangi beberapa perilaku karena kita hanya tahu satu cara itu untuk melakukan beberapa hal? Nah, sama halnya dengan ini, KALMers. Jadi mungkin anggota keluargamu juga begitu. Menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini adalah satu-satunya untuk merasa terhubung dengan anggota keluarga lain. Pertanyaan ini adalah cara mereka untuk “memecah es” dan memulai obrolan. 

2. Mereka benar-benar ingin tahu dan membantu

Jika kita mau sedikit mengubah sudut pandang, nyatanya tidak semua pertanyaan-pertanyaan nggak menyenangkan itu bertujuan untuk menghina/merendahkan kamu, lho. Bisa saja keluargamu memang benar-benar peduli dan ingin membantumu. Mungkin mereka pernah mendengar bahwa kamu memang sedang mengalami masa sulit, jadi mereka ingin membantu.

3. Mereka ingin membuat kamu tidak nyaman

Hmm… terlepas dari dua poin sebelumnya, sayangnya memang ada beberapa orang yang niatnya bikin kamu nggak nyaman. Mereka merasa lebih mampu dari kamu, dan merendahkanmu akan menyenangkan atau membuat mereka merasa lega. Hal ini mungkin berasal dari rasa cemburu, atau refleksi dari masalah yang mereka alami sendiri.

Jika kita dapat mengidentifikasi mengapa mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita dapat merespons dengan lebih baik. Dengan begitu, kita dapat mengubah kebiasaan tersebut dan menentukan cara baru dalam berhubungan dan menghormati satu sama lain.

Jurus #2: Tanggapi dengan 3K (Komedi, Kejelasan, Kepercayaan Diri)

Mari kita coba untuk membawa harmoni dan rasa hormat di dalam kebiasaan keluarga kita, KALMers! Kamu bisa saja memilih untuk merespon mereka secara agresif untuk melindungi, tapi hal itu nggak akan berdampak apa-apa ke keluargamu. Alih-alih bikin mereka memperbaiki sikap, justru kamu yang dirugikan karena dianggap pemarah dan nggak sopan. Ketika kita bete dan marah, kita kehilangan kesempatan untuk bisa ke arah yang lebih baik.

Melalui jurus empati sebelumnya kita bisa tahu bahwa anggota keluarga kita bisa jadi menanyakan hal-hal tersebut bukan untuk tahu jawabanmu. Sebaliknya, mereka hanya menginginkan hal-hal lain. Mereka ingin merasa terhubung, ingin membantu, dan ingin merasa kuat. Jadi kita dapat menghormati mereka dengan menjawabnya dengan metode ini:

1. Komedi

Lelucon selalu membantu kita untuk merasa terhubung! "Sebenernya Ji-min katanya udah mau ngelamar, tapi aku yang bilang dia fokus dulu ke BTS aja nggak papa," Jangan menganggap dirimu terlalu serius, jangan juga menganggap pertanyaan mereka terlalu personal. Buat saja kesempatan itu untuk memecahkan kebekuan dengan cara yang berbeda.

2. Kejelasan

Untuk seseorang yang ingin membantu, mereka tidak selalu tahu bagaimana. Kamu dapat memberi mereka kejelasan dengan benar-benar menceritakan situasimu, atau akui bahwa kamu merasa tidak nyaman ditanya pertanyaan-pertanyaan itu. Kalau tidak, kamu juga bisa memilih untuk tidak memikirkannya dan hanya ingin bersenang-senang dengan keluarga saja.

3. Kepercayaan Diri

Orang-orang ingin merasa berkuasa karena mereka biasanya merasa tidak aman atau tidak berdaya di salah satu area kehidupan mereka. Jadi belajar untuk percaya diri dalam situasimu. “Kebetulah akhir-akhir ini lagi senang, nih. Rejekinya lagi lancar jadi makan enak terus, deh, makanya berat badan agak naik." Ini akan mengajarkan mereka untuk menemukan rasa aman dalam diri mereka juga.

Baca juga: Yang Terjadi dalam Tubuh Saat Kita Marah dan Lakukan 6 Trik ini Saat Marah Meledak-ledak

Nah, gimana KALMers? Kami berharap dengan jurus-jurus di atas kamu tidak lagi takut dengan pertemuan keluargamu, ya! KALM mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi KALMers yang merayakannya! Sampai jumpa di artikel KALM (unduh aplikasi KALM di sini) selanjutnya!

 

Penulis: Evannia Handoyo

Editor: Rachma Fitria & Lukas Limanjaya

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...