Bangkit dari Trauma Bullying

Description

Berkat media sosial, kini banyak kasus bullying yang menjadi viral sehingga ada sanksi sosial yang menjadi efek jera bagi pelaku. Namun selain memberikan sanksi sosial, kita juga perlu berperan dalam mengembalikan mental korban bullying. Seperti yang kita tahu, trauma bullying bisa punya dampak jangka panjang jika tidak diatasi. Bahkan tercatat 40% korban bunuh diri diakibatkan bullying. Yuk, simak penjelasan Kalmselor Citra Tyas untuk lebih tahu tentang cara bangkit dari trauma bullying, KALMers.

Apa yang bisa dilakukan oleh korban bullying agar bisa pulih dari traumanya?

Menurut Kalmselor Citra Tyas, menghadapi trauma bullying bukanlah sesuatu yang mudah. Namun, bukan berarti mustahil untuk bisa pulih dan melanjutkan hidup dengan layak dan sejahtera. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan korban bullying untuk perlahan pulih dan move-on:

1. Maafkan

Membuka pintu maaf sama dengan membuka lembaran baru dalam hidup,” ucap Kalmselor Citra Tyas. Pintu maaf itu bukan hanya untuk pelaku, tapi juga untuk diri sendiri yang tidak selalu punya kesempatan membela diri saat bullying terjadi. Memaafkan berarti melepaskan diri dari rasa sakit hati dan dendam yang justru bisa menyakiti dan merugikan diri sendiri jika terlalu lama dipendam. 

2. Terima

Setelah berusaha memaafkan, kamu akan lebih mudah untuk belajar menerima kenyataan pahit yang kamu alami. Belajar menerima bahwa bullying telah terjadi di masa lalu, tidak lagi di masa sekarang. Dengan ini, kamu akan perlahan bangkit karena tidak lagi khawatir akan mengalami hal yang sama.

3. Yakini

Kamu perlu menanamkan mindset bahwa bullying yang kamu alami bukan salahmu. Itu adalah salah satu perjalanan hidup yang perlu kamu lewati untuk bisa membentuk dirimu yang sekarang. Kamu perlu percaya bahwa kamu tetap berharga dan berhak bahagia apa pun yang terjadi, KALMers. Sehingga apa pun yang terjadi, termasuk bullying ini takkan bisa menghancurkan mimpi dan dan harapanmu. 

4. Eksplor

Eksplorasi untuk menemukan lingkungan baru yang bisa jadi support system alias menguatkan kamu memulihkan trauma bullying ini. Tentunya harapannya dengan rasa aman dan nyaman yang diberikan, kamu bisa jadi lebih fokus pada hal-hal baik dalam hidupmu. Misalnya, fokus pada prestasi maupun pencapaian hidup yang membuatmu perlahan bangkit dari trauma bullying.

5. Konsultasi

Kamu bisa konsultasi pada tenaga profesional seperti psikolog maupun psikiater sebagai langkah terakhir jika situasi yang kamu alami sulit diatasi sendiri dan dampak trauma bullying mengganggu aktivitasmu sehari-hari. 

Bagaimana cara membantu mereka yang mengalami bullying?

Apabila teman, keluarga, atau pasanganmu mengalami bullying, kamu bisa membantunya untuk pulih dari trauma dan move-on  dengan cara berikut ini. 

1. Temani

Sebisa mungkin, temani korban dan berikan lingkungan yang aman dan nyaman sehingga ia merasa bahwa masih ada orang yang bisa dipercaya dan mau membantunya dengan tulus. Berikan waktu yang berkualitas dengan benar-benar hadir, memberikan perhatian penuh padanya, dan tidak sambil melakukan aktivitas lainnya, KALMers. Hal ini bisa membuatnya merasa berharga.

2. Dengarkan

Kamu bisa mendengarkan cerita dan keluh kesahnya dengan seksama dan aktif tanpa menghakimi atau memberikan komentar menyudutkan. Kamu juga perlu mendengarkannya dengan sungguh-sungguh dan berempati sehingga ia tidak merasa sendirian dalam berjuang untuk pulih. Kamu tidak perlu memberikan solusi jika tidak diminta ya, KALMers.

3. Anjurkan

Kamu bisa menganjurkan korban untuk mencari petolongan pada profesional seperti psikolog/psikiater jika kamu merasa kondisinya memburuk/berbahaya. Pertolongan ini akan membantunya mendapatkan penanganan yang lebih tepat sesuai kondisi yang dialaminya. 

Semoga penjelasan ini bisa membantumu memahami lebih dalam tentang cara bangkit dari trauma bullying. Apabila dampak trauma memburuk, Kalmselor Citra Tyas (CIT-997)  siap membantu melalui aplikasi KALM yang bisa didownload di sini

 

Penulis: Sofi Maharani Putri

Editor: Rachma Fitria

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...