Anak muda di awal usia 20-an mungkin tidak asing dengan krisis seperempat baya alias Quarter Life Crisis. Krisis yang muncul akibat kegalauan dan kegelisahan tentang tujuan hidup dan masa depan ini ternyata lumrah terjadi. Bahkan menurut penelitian Yale Medicine, 70% dari orang-orang berusia 20-40 tahun (dewasa muda) pernah mengalami krisis ini. Apakah kamu juga salah satu dari mereka, KALMers? Coba simak penjelasan ini untuk lebih kenal tentang Quarter Life Crisis.
Menurut seorang Anxiety Coach, secara umum penyebab krisis ini terbagi menjadi 2 tipe. Tipe pertama, disebabkan karena terjebak dalam pilihan yang tidak sesuai keinginan. Sedangkan tipe kedua disebabkan karena kegagalan mencapai tujuan seperti menganggur atau gagal dapat pekerjaan. Lebih spesifiknya, beberapa tantangan hidup berikut juga bisa memicu munculnya krisis ini:
Setelah lulus kuliah, tidak semua orang bisa langsung mendapatkan karir impiannya. Krisis ini bisa muncul karena karir yang dijalani tidak sesuai keinginan atau ketika kehilangan pekerjaan pertama.
Hubungan yang dimaksud bukan cuma percintaan, KALMers. Tapi juga bisa renggangnya hubungan pertemanan yang sudah terjalin lama karena mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Hal ini akhirnya bisa memicu stres dan perasaan kesepian.
Saat terlepas dari dunia perkuliahan, seseorang pasti diharapkan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja. Hidup mandiri ini memunculkan tekanan karena banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Misalnya kebutuhan makan, tempat tinggal, transportasi, dan lain sebagainya.
Ekspektasi dari lingkungan sosial bisa begitu besar. Pertanyaan basa-basi yang muncul saat pertemuan keluarga besar menjadikan pencapaian hidup seakan-akan perlombaan. Hal ini kemudian jadi memicu seseorang untuk selalu membandingkan pencapaiannya dengan pencapaian orang lain terutama orang-orang seusianya.
Memasuki kehidupan dewasa berarti memikul berbagai tanggung jawab baru. Mulai dari komitmen hubungan serius, hidup mandiri, membangun rumah tangga dan punya anak, serta menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Beratnya tanggung jawab itu menimbulkan keraguan, “Benarkah ini hidup yang ingin dijalani hingga akhir hayat nanti?”.
Krisis ini semakin marak terjadi seiring akrabnya kita dengan media sosial, KALMers. Hal ini memudahkan kita untuk sering membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Jika kamu merasa sepertinya sedang mengalami krisis ini, kamu bisa diskusikan bersama Kalmselor melalui aplikasi KALM, ya!
Penulis: Sofi Maharani Putri
Editor: Ama
Referensi:
Cherry, K. (2023, Agustus). Surviving Your Quarter Life Crisis: Strategies and Support. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/surviving-your-quarter-life-crisis-7642328
Moriarty, Colleen. (March, 2019). Having a Quarter-Life Crisis? How to Make Life Better for Future You. Retrieved from: https://www.yalemedicine.org/news/quarter-life-crisis-health
Zilca, Ran. (March, 2016). Why Your Late Twenties is the Worst Time of Your Life. Retrieved from: https://hbr.org/2016/03/why-your-late-twenties-is-the-worst-time-of-your-life