KALM Tips: Cara Berhenti Bandingkan Diri Menurut Kalmselor Grace

Description

Kebiasaan membanding-bandingkan atau social comparison rasanya telah turun temurun dilakukan oleh banyak orangtua yang sering membanding-bandingkan anaknya dengan anak teman atau anak tetangga. Budaya ini membuat kita jadi terbiasa untuk membandingkan diri dengan orang lain dan sebenarnya membuat kita tidak nyaman. Nah, untuk menyudahi kebiasaan ini, yuk simak pandangan Kalmselor Grace Sutrisnadipraja tentang kebiasaan ini, KALMers!

Apa yang Dimaksud dengan Social Comparison?

Menurut Kalmselor Grace, social comparison adalah proses membandingkan aspek-aspek tertentu dari diri sendiri dengan orang lain, dengan tujuan untuk mengevaluasi dan menilai diri. Secara umum, social comparison terbagi menjadi dua jenis:

  1. Upward Comparison, yaitu membandingkan diri dengan seseorang yang dianggap lebih baik dari kita.
  2. Downward Comparison, yaitu membandingkan diri dengan seseorang yang dianggap lebih buruk dari kita.

Berbagai aspek yang dibandingkan dalam social comparison ini biasanya berupa kemampuan, status sosial atau ekonomi, bentuk fisik, penampilan, dan sebagainya. Seseorang bisa membandingkan diri dengan siapa saja dan di mana saja. Misalnya, membandingkan diri dengan saudara, teman, rekan kerja, tetangga, bahkan dengan orang asing yang baru saja ditemui. Apalagi dengan adanya media sosial yang kini membuat orang semakin mudah terpancing untuk melakukan social comparison.

 Apa yang Perlu Dilakukan Saat Mengalami Social Comparison?

Ketika terbersit keinginan untuk membandingkan diri dengan orang lain, kamu perlu memperhatikan langkah-langkah ini agar tidak menimbulkan dampak negatif. 

  • Usahakan untuk melakukan perbandingan secara realistis.
  • Bandingkan diri dengan orang yang kurang lebih “setara” dengan dirimu agar tidak muncul perasaan sombong atau rendah diri yang berlebihan.
  • Batasi dirimu untuk tidak terus-menerus melakukan social comparison apalagi jika dirasa lebih banyak berdampak buruk daripada bermanfaat bagi diri.

Bagaimana Cara Menghentikan Kebiasaan Social Comparison?

Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan kebiasaan ini, KALMers.

  1. Daripada membandingkan diri dengan orang lain, coba bandingkan dirimu versi hari ini dengan versi sebelumnya. Misalnya, bandingkan dirimu hari ini dengan dirimu 6 bulan yang lalu. Kemajuan apa yang sudah kamu lakukan selama 6 bulan terakhir hingga menjadikan dirimu yang sekarang. Melalui retrospeksi ini, kamu bisa melihat progress dirimu dan tentu memotivasi diri untuk memperbaiki dan meningkatkan diri.
  2. Sadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga kamu tidak perlu hanya fokus pada kekuranganmu saja, tapi juga melihat kelebihan diri untuk lebih semangat memperbaiki diri. Mulailah dengan menulis hal-hal yang jadi kelebihan dan kekuranganmu supaya bisa lebih objektif menilai diri.
  3. Bersyukur atas segala hal yang telah dimiliki. Dengan bersyukur rasa cukup dan bahagia akan mengiringi bahkan dalam kondisi tersulit hidup sekali pun. Ingat bahwa kamu tidak perlu menunggu hal-hal luar biasa terjadi untuk bersyukur. Masih bisa menjalani hari dengan produktif, masih diberikan kesehatan fisik dan mental juga termasuk hal-hal yang bisa kamu syukuri, lho! Isi Gratitude Journal gratis di aplikasi KALM (download di sini) untuk mempermudah kamu mensyukuri berbagai hal di hidupmu setiap harinya!
  4. Batasi waktu penggunaan media sosial agar tidak terus-menerus terpapar hal-hal yang bisa menjadi bahan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Kapan Seseorang Perlu Bantuan Psikolog?

Seseorang perlu berkonsultasi atau mendapat bantuan dari psikolog apabila:

  1. Merasa kesulitan mengurangi atau berhenti melakukan social comparison.
  2. Mengalami berbagai dampak negatif social comparison sehingga merasakan ketidaknyamanan yang intens dan/atau berkepanjangan.
  3. Mengalami berbagai dampak negatif social comparison hingga aktivitasnya terganggu.

Demikian penjelasan mengenai kebiasaan social comparison. Sebagaimana kata Kalmselor Grace, “Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau,” sehingga perlu diingat bahwa bisa jadi kenyataannya tak sebaik yang terlihat oleh mata. Apabila kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut tentang kebiasaan ini, gunakan kode Kalmselor Grace GRA-836 di aplikasi KALM yang bisa kamu unduh dari sini.

IG Story - KOTM - Januari 2024 - Grace Sutrisnadipraja, M.Psi, Psikolog

Ditulis oleh: Sofi Maharani

Diedit oleh: Ama

Referensi: 

Sutrisnadipraja, Grace. (Januari, 2024). Social Comparison. Retrieved from: Artikel Kalmselor of The Month.

Cherry, Kendra. (Oktober, 2022). Social Comparison Theory in Psychology. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/what-is-the-social-comparison-process-2795872 

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

WHO Apresiasi Maybelline Brave Together dalam Mengatasi Isu Kecemasan dan Depresi Lewat 40 Ribu Sesi Konseling Gratis

8 Mei 2024 — Isu kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi kini semakin terbuka dibicarakan oleh banyak orang. Kesadaran akan pentingnya merawat kesehatan mental ini tak lantas terjadi begitu ...

Anxiety Bikin Asam Lambung Naik, Emang Bisa?

Selama ini yang kita tahu penyebab asam lambung naik itu makanan pedas, tapi ternyata bisa juga dari rasa cemas/anxiety berlebihan, lho! Asam lambung kambuh bukan lagi karena makan tidak teratur, t...