Batas Privasi dalam Hubungan Romantis

Description

Banyak orang mengira bahwa dalam hubungan romantis tidak ada lagi privasi di antara kedua belah pihak. Tentunya hal ini tidaklah sepenuhnya salah, namun seseorang tetap boleh memiliki privasi dalam sebuah hubungan, lho KALMers. Hanya saja, batasan privasi ini harusnya disepakati bersama dan batasannya disesuaikan dengan prinsip yang dijalani dalam hubungan tersebut. Bagaimana bentuk batasan privasi dalam sebuah hubungan sekaligus cara membangunnya? Simak penjelasannya berikut ini ya, KALMers!

Apa saja Batasan Privasi dalam Hubungan Romantis?

Biasanya, dalam sebuah hubungan romantis ada batasan privasi seperti:

  1. Membuka ponsel pasangan tanpa izin. Terkadang dalam chat tersebut berisi curhatan atau cerita sahabat pasanganmu maupun informasi pekerjaan yang bersifat rahasia (confidential)  sehingga tidak etis apabila kamu membacanya. 
  2. Bertukar password media sosial. Walaupun niatnya hanya memastikan dia tidak berselingkuh atau melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, namun hal ini justru cenderung posesif seakan tidak bisa percaya pada pasangan. 
  3. Waktu me-time. Walaupun dalam sebuah hubungan rasanya dunia hanya milik berdua dan ingin selalu bersama, tapi me-time juga diperlukan, KALMers. Karena sebagai individu, waktu me-time diperlukan untuk bisa menikmati waktu dengan diri sendiri tanpa perlu memikirkan orang lain.
  4. Urusan/masalah keluarga. Hal ini mungkin cukup sensitif untuk dibahas dengan pasangan, jika hubungan romantis belum sampai ke jenjang pernikahan.

Namun, tidak menutup kemungkinan ada bentuk-bentuk batasan privasi lainnya karena memang tidak ada yang benar-benar baku. Semua batasan privasi bisa ditentukan sesuai prinsip masing-masing melalui kesepakatan bersama.

Bagaimana Tips Membangun Batasan Privasi yang Sehat?

Setiap batasan ditetapkan/dibangun di atas kesepakatan kedua belah pihak agar batasan tersebut bisa membuat hubungan menjadi aman dan nyaman untuk keduanya. Berikut ini ada beberapa tips dalam membangun batasan privasi yang sehat.

  1. Kenali nilai/prinsip dan batasan diri khususnya terkait privasi.
  2. Komunikasikan batasan privasi tersebut kepada pasangan dan diskusikan dengan terbuka apabila batasan privasi tersebut diaplikasikan dalam hubungan. 
  3. Prioritaskan me-time rutin dan tidak lupa komunikasikan jadwal maupun aktivitas me-time kamu pada pasangan.
  4. Jangan ragu untuk menolak maupun memberikan saran apabila merasa kurang nyaman dengan batasan privasi yang dia berikan.
  5. Berkompromi apabila ada perbedaan pendapat sehingga bisa menemukan jalan tengah yang aman dan nyaman bagi kamu dan dia, KALMers.

Tujuan utama adanya batasan privasi adalah agar kedua belah pihak merasa aman dan nyaman dalam menjalani hubungan tersebut. Jika adanya batasan privasi justru membuat salah satu pihak merasa tidak aman atau tidak nyaman, maka perlu dikomunikasikan dan didiskusikan kembali agar menjadi aman dan nyaman bagi kedua belah pihak. Kalau kamu merasa kesulitan menemukan batasan privasi yang sehat dalam hubunganmu, kamu bisa konsultasikan dengan Kalmselor via aplikasi KALM di sini, ya! 

 

Penulis: Sofi Maharani Putri

Editor: Ama

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Pertanda Kamu Mengalami Post Traumatic Relationship Stress

Mungkin istilah ini terdengar asing, tapi pernahkah KALMers mendengar ada orang yang habis putus dari mantannya yang toxic lalu jadi butuh konseling karenanya? Nah, Post Traumatic Relationship Stre...

Begini Trauma Memengaruhi Hubungan Romantismu

KALMers, trauma, terutama yang terjadi di masa kanak-kanak atau dalam hubungan sebelumnya, bisa memiliki dampak secara mendalam dan bertahan lama pada kehidupan seseorang. Salah satu area yang sang...