KALM Tips: Bangkit dari Kegagalan Menurut Kalmselor Eldiana

Description

Orang sukses biasanya punya kisah from zero to hero dengan versinya masing-masing. Biasanya tentang kisahnya yang pantang menyerah menerjang hambatan dan rintangan yang rasanya terlalu sulit dan mustahil untuk kita lalui. Iya nggak, KALMers? Padahal ternyata kita semua juga bisa melakukannya asal punya kuncinya, yaitu resiliensi yang baik. Yuk, kita simak penjelasan dan tips meningkatkan resiliensi dari Kalmselor Eldiana Putri berikut ini!

Apa yang Dimaksud dengan Resiliensi?

Dalam interview, Kalmselor Eldiana Putri yang mengutip pendapat Connor dan Davidson tentang resiliensi sebagai sebuah kemampuan individu dalam menangani tekanan atau mengatasi kecemasan, stres hingga depresi. Jadi, secara garis besar sebenarnya resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bangkit lagi dari pengalaman negatif atau kemampuan untuk bertahan ketika dalam situasi yang tekanan dan mengancam. Jika orang tersebut memiliki kemampuan resiliensi baik maka mereka akan berhasil bangkit dari keterpurukan, begitu juga sebaliknya KALMers.

Bagaimana Ciri-Ciri Seseorang yang Resilien?

Menurut Kalmselor Eldiana Putri, seseorang yang resilien itu adalah seseorang yang mampu untuk melakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Peka, paham dan mampu mengendalikan emosinya sendiri saat menghadapi masalah.
  2. Memiliki kemampuan problem solving yang efektif dan efisien saat menghadapi masalah. Ia mampu memahami situasi, mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi terbaik sesuai potensi yang dimilikinya.
  3. Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan menempatkan diri di mana pun ia berada. 
  4. Mampu melihat tekanan dan hambatan sebagai tantangan yang perlu ditaklukan. Ia fokus pada hal-hal yang bisa dilakukan alias dalam kendali. Sehingga terhindar dari overthinking dan cemas berlebihan.

Apa Saja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Resiliensi?

Resiliensi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan. Mulai dari karakter dan kepribadian, pola asuh orangtua, hingga dukungan dari lingkungan sekitar. Kalmselor Eldiana menjelaskan bahwa faktor ini terbagi menjadi dua, faktor resiko dan faktor pelindung dalam hidup seseorang. Faktor resiko adalah berbagai hal yang menyebabkan terciptanya tekanan dan hambatan yang kemudian memicu seseorang untuk resilien. Misalnya, kehilangan pekerjaan, kemiskinan, perceraian, kematian dan penyakit kronis. Sedangkan faktor pelindung adalah berbagai hal yang meningkatkan kesempatan alias membantu seseorang bisa berhasil menghadapi tekanan dan hambatan yang ada. Contohnya seperti harga diri, optimisme dan support system yang baik.

Bagaimana Caranya agar jadi lebih Resilien?

Kalmselor Eldiana memberikan beberapa tips untuk menjadi seseorang yang lebih resilien. Tips-tips yang bisa kamu coba adalah:

  1. Mengenal diri sendiri dari segi kekurangan dan kelebihan.
  2. Melatih diri untuk lebih fokus mencari solusi daripada menyalahkan diri sendiri.
  3. Mencari dukungan dari orang terdekat.
  4. Memperbaiki tujuan agar lebih realistis untuk dicapai dan mulai secara perlahan dari langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan.
  5. Menerima perubahan agar tidak terjebak menyesali masa lalu dan bisa tetap fokus pada masa depan.

Demikian penjelasan dan tips dari Kalmselor Endiana, semoga membantumu untuk terus bangkit dari kegagalan ya, KALMers. Tapi kalau kamu merasa burnout atau hidupmu terlalu berat dan nggak tahu caranya buat bangkit lagi, yuk konsultasi lebih lanjut dengan Kalmselor Eldiana (ELD-393) melalui aplikasi KALM di sini ya!

 

Penulis: Sofi Maharani

Editor: Ama

Referensi:

Putri, Eldiana. (April, 2024). Resiliensi. Retrieved from: Interview Kalmselor of the Month.

RLA Education Blog. Factors Affecting Resilience. Retrieved from: https://robertlandacademy.com/factors-affecting-resilience/ 

Baca Artikel Lainnya

Awas! Ini 7 Tanda Kamu adalah Seorang People Pleaser

Kamu mungkin sudah familiar dengan kata “people pleaser, ya KALMers? Kalau kamu follow Instagram KALM, KALM sudah sering membahasnya. People pleaser adalah individu yang memiliki kecenderungan meny...

Batas Privasi dalam Hubungan Romantis

Banyak orang mengira bahwa dalam hubungan romantis tidak ada lagi privasi di antara kedua belah pihak. Tentunya hal ini tidaklah sepenuhnya salah, namun seseorang tetap boleh memiliki privasi dalam...

Ini Tanda Kamu sedang Menjalin Hubungan dengan “Man-child”

Sebelumnya kita sudah pernah mengenal istilah Peter Pan Syndrome yang menggambarkan seseorang laki-laki yang tak ingin tumbuh dewasa. Nah, kali ini KALM akan membahas istilah lain yang menggambarka...