Awas! Ini 7 Tanda Kamu adalah Seorang People Pleaser

Description

Kamu mungkin sudah familiar dengan kata “people pleaser, ya KALMers? Kalau kamu follow Instagram KALM, KALM sudah sering membahasnya. People pleaser adalah individu yang memiliki kecenderungan menyenangkan orang lain sampai mengorbankan kebutuhan dan keinginan pribadi mereka. Meskipun peduli adalah hal baik, menjadi people pleaser secara dapat berdampak negatif pada kesejahteraan seseorang. Berikut adalah tanda-tanda yang dapat membantumu mengenali apakah kamu termasuk seorang people pleaser.

1. Sulit Menolak

Salah satu tanda paling jelas dari seorang people pleaser adalah kesulitan untuk mengatakan "tidak" pada permintaan orang lain. Mereka merasa bersalah atau takut mengecewakan orang lain jika menolak permintaan. Oleh karena itu, mereka sering memaksakan diri menerima tanggung jawab yang sebenarnya tidak mampu atau tidak ingin mereka lakukan.

2. Mendahulukan Kebutuhan Orang Lain

People pleaser cenderung mengorbankan kebutuhan dan keinginan pribadi mereka demi memenuhi kebutuhan orang lain. Mereka mungkin mengabaikan kesehatan, waktu istirahat, atau kepentingan pribadi demi membantu orang lain.

3. Sering Mencari Validasi Eksternal

Orang yang memiliki sifat people pleaser sering merasa membutuhkan pujian atau penerimaan dari orang lain untuk merasa bahwa diri mereka baik. Harga diri mereka sangat tergantung pada pendapat dan reaksi orang lain, sehingga mereka terus-menerus berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan persetujuan.

4. Takut Akan Konflik

People pleaser cenderung menghindari konflik dan perselisihan dengan cara apa pun. Mereka akan menyetujui hal-hal yang sebenarnya tidak mereka setujui hanya untuk menghindari konfrontasi atau ketegangan. Hal ini membuat mereka sulit untuk menyuarakan pendapat atau perasaan mereka yang sebenarnya.

5. Kerap Stres dan Kelelahan

Karena terus-menerus berusaha memenuhi harapan orang lain, people pleaser sering merasa stres, cemas, dan kelelahan secara emosional dan fisik. Mereka mungkin merasa terbebani oleh tuntutan yang tak ada habisnya dari orang-orang di sekitar mereka dan merasa tidak pernah punya waktu dan energi untuk diri sendiri.

6. Sulit Mengambil Keputusan

Karena sangat bergantung pada pendapat dan keinginan orang lain, people pleaser sering mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan untuk mereka sendiri. Mereka tidak yakin tentang apa yang benar-benar mereka inginkan karena terlalu fokus pada apa yang orang lain harapkan dari mereka.

7. Hubungan yang Tidak Seimbang

Dalam hubungan romantis, pertemanan, bahkan profesional, people pleaser sering merasa diri mereka dalam dinamika yang tidak seimbang di mana mereka memberikan lebih banyak daripada yang mereka terima. Mereka mungkin merasa terjebak dalam peran sebagai pemberi dan sering kali tidak merasa dihargai atau diakui.

Cara Mengatasi Sikap People Pleaser

  1. Mengenali dan Mengakuinya: Langkah pertama untuk mengatasi sikap people pleaser adalah dengan menyadari dan mengakui bahwa kamu memiliki kecenderungan tersebut. Refleksi diri dan kesadaran adalah kunci utama.
  2. Belajar Bilang "Tidak": Mulailah melatih diri untuk mengatakan "tidak" pada permintaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau keinginanmu. Selain itu, kamu juga tidak harus menjelaskan atau minta maaf berlebihan.
  3. Fokus pada Kebutuhan Pribadi: Luangkan waktu untuk diri sendiri dan fokus pada kebutuhan dan keinginan pribadimu. Ingatlah bahwa memenuhi kebutuhanmu sendiri adalah hal yang sah dan penting.
  4. Cari Dukungan Profesional: Jika kamu merasa kesulitan mengubah pola perilaku people pleaser, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari psikolog, ya. Psikolog bisa membantu kamu memahami akar permasalahan dan memberikan strategi untuk perubahan perilaku.

Download aplikasi KALM di sini dan dapatkan GRATIS sesi konseling selama 3 hari dari Maybelline New York sekarang!

Mengatasi kecenderungan menjadi people pleaser bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan kesadaran, tekad, dan dukungan yang tepat, kamu bisa belajar untuk menghargai diri sendiri dan menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan orang lain.

 

Baca Artikel Lainnya

World Mental Health Day 2024: Berani Prioritaskan Kesehatan Mental

Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia, KALMers!  Tahu nggak? Menurut polling yang dilakukan oleh Kumparan WOMAN secara online, ternyata 95,4 persen Gen Z setuju kalau menjaga kesehatan mental itu p...

7 Sinyal Seseorang Saat Membutuhkan Konseling

Seiring banyaknya orang yang mulai terbuka tentang pengalamannya ke psikolog atau psikiater jadi salah satu alasan untuk kita mulai menyamakan pergi konseling seperti pergi berobat ke dokter. Mulai...

Passive Suicidal Thoughts: Ketika Rasanya Mati Segan, Hidup Tak Mau

Pernah dengar tentang peribahasa “Mati segan, hidup tak mau”, KALMers? Biasanya dipakai untuk menggambarkan situasi ketika seseorang sedang merasa putus asa dengan hidupnya. Seakan-akan dilematis k...