Emosi Itu Sehat, Lho!

Description Hai KALMers, kamu pernah disalahkan, atau menyalahkan diri sendiri karena merasakan sebuah emosi? Marah, sedih, ataupun senang? Pernah ditanyakan, atau menanyakan orang lain, Kok kamu emosian banget, sih?

Kenapa kita sering menjelek-jelekan emosi, ya?

Secara psikologis, setiap emosi ada tujuan positif, yaitu memastikan kita aman dan sehat. Emosi adalah berbagai perasaan yang alami, yang muncul sebagai respons terhadap hal-hal yang kita lihat dan alami. 6 emosi dasar kita, menurut riset Paul Ekman, adalah : senang, sedih, marah, takut, jijik, dan terkejut dan setiap emosi tersebut mempunyai peran dalam memastikan keamanan dan kesehatan kita.

Walaupun ada beberapa emosi yang dianggap negatif karena membuat kita merasa tidak aman (seperti sedih atau marah), setiap emosi tersebut mempunyai manfaat positif jika kita mengerti bagaimana mengidentifikasi, mengerti, dan mengambil tindakan yang tepat.

Kita terlalu sering memendam emosi kita yang tidak nyaman atau mengesalkan. Yang akan terjadi hanya adalah efek-efek samping buruk!

KALMers, emosi adalah bagian besar dari kehidupan kita sebagai manusia. Feelings make us human! Jangan remehkan dirimu karena merasakan emosi, ya...

Baca terus untuk mengetahui mengapa awareness emosional itu sangat penting, dan bagaimana kita dapat memulai proses menjadi seseorang yang emotionally healthy.

Kalmselor kita adalah ahli-ahli emosi! Download app kita segera untuk mencoba konseling yang dapat meningkatkan kesehatan emosional kamu.

Efek-Efek Negatif Memendam Emosi


KALMers, memerhatikan kesehatan emosional kita akan menolong kita mempertahankan kesehatan badan & batin. Kalau emosi dipendam terus, konsekuensinya dapat dilihat dalam gejala-gejala seperti ini:

  1. Sakit-sakit otot, secara khusus di daerah leher dan pundak

  2. Sakit perut yang muncul saat stress

  3. Gatal-gatal yang muncul saat stress

  4. Kesedihan tanpa sebab

  5. Lesu, tidak bisa atau tidak ingin beraktifitas

  6. Kehilangan semangat melakukan hal yang biasanya disukai


Pertama, memendam emosi mempunyai efek kepada kesehatan fisik, bukan hanya psikologis. Gejala-gejala memendam emosi yang berkepanjangan bahkan dapat memburuk menjadi penyakit kronis.

Kedua, kita sering berpikir bahwa memendam emosi akan membuat kita lebih senang. Kenyataannya, memendam hanya akan membuat kita mati rasa, kita akan kehilangan kapasitas menikmati emosi yang menyenangkan.

Ini bahaya, KALMers! Karena emosi kita bertujuan menolong kita! Baca terus, ya.

Semua Emosi Punya Tujuan Positif


KALMers, pernah berdiri di tepi tebing dan merasa takut? Pernah merasa sedih setelah melakukan kesalahan di kantor? Merasa marah ketika dicurangi?

Semua emosi kita mempunyai tujuan yang positif, yaitu memastikan agar kita tetap sehat dan aman.

  1. Perasaan senang menolong kita mengenali hal-hal yang baik dan penting.

  2. Perasaan terkejut memicu fokus kita terhadap situasi yang baru.

  3. Perasaan sedih mengajar kita untuk mengenali hal-hal yang kurang, dan yang kita inginkan, dalam hidup kita.

  4. Perasaan marah mengarahkan tenaga kita terhadap ancaman tubuh jasmani maupun sosial.

  5. Perasaan jijik menolong kita menolak hal-hal yang tidak baik untuk tubuh jasmani kita.

  6. Perasaan takut melindungi kita dari hal yang berbahaya.


Setelah merasakan emosi tersebut, kita harus bertindak sepantasnya. Yang menyenangkan kita jaga. Yang menakutkan kita jauhi! Yang kurang kita cari dan penuhi. Yang jijik ditolak dan yang membuat kita merasa terancam dijauhi.

Iya, ini memang tidak selalu sesederhana itu, KALMers...

Hubungan interpersonal, ikatan sosial, maupun adat budaya kita mengajarkan hanya sebagian perilaku yang dapat diterima. Itu semua adalah bagian hidup bersama dalam sebuah komunitas.

Tetapi, itu hanya membuat kita lebih terbiasa menolak emosi yang tidak nyaman, tanpa berusaha untuk menyelesaikan emosi kita dengan cara yang baik semua pihak.

Pada sisi lainnya, kita dapat mengejar emosi senang dengan cara yang tidak baik. Kita dapat kecanduan hal-hal yang gampang membuat kita senang: makan, shopping, nonton TV, minum-minum, dll. Emosi senang ini malah bisa mendukung tingkah laku yang tidak sehat, dan hanya menunda efek stres dan masalah-masalah kita.

KALMers, mari berhenti memusuhi emosi kita! Mari buat emosi menjadi teman dalam perjalanan hidup kita.

Mengidentifikasi, Mengerti, dan Mengambil Tindakan


Ini adalah 3 tahap sederhana untuk menaikkan awareness emosional kita:

  1. Mengidentifikasi - segera setelah kamu merasa tidak nyaman karena suatu emosi, ambil napas dalam-dalam dan cobalah untuk mengidentifikasi emosi yang Anda rasakan. Apa yang terjadi untuk menyebabkannya?

  2. Mengerti* - apakah ada alasan mengapa kamu merasa seperti itu? Akankah semua orang respon seperti itu dalam situasi tersebut?

  3. Mengambil Tindakan** - pertimbangkan apa tujuan positif emosi itu, dan pilih tindakan yang akan kamu ambil.


Tahap pertama lebih susah dari yang kamu duga lho, KALMers! kita terlalu kebiasaan mengajar diri sendiri untuk tidak merasakan emosi, sehingga kita lupa bagaimana rasanya untuk mempunyai emosi-emosi. kita harus berhenti menjelekkan diri karena mempunyai emosi baik maupun buruk.

Tahap kedua* ada tantangannya juga. Tahap kedua adalah cara membangun pengertian kepada diri sendiri, dan mengerti mengapa kamu lain dari orang lain. Pernah bertanya, mengapa kakak atau adikmu cepat marah jika kamu mengatakan suatu frasa? Sejarah hubungan kakak-adikmu itu menyebabkan tingkat respons emosional mereka. Itulah kenapa orang yang sudah kenal satu sama lain untuk waktu yang lama dapat membuatmu kesal lebih cepat!

Mungkin kamu pernah mengalami respons emosional yang drastis ketika di-trigger seseorang yang bukan keluarga atau teman dekat. Ini adalah sebuah kesempatan untuk mengenal lebih dalam trigger dan picuan emosi khusus dirimu sendiri. Setiap orang punya trigger yang berbeda. Ketika kamu berupaya mencari tahu mengapa kamu memiliki emosi dan respons tersebut, kamu bisa lebih simpatis kepada diri sendiri dan orang lain.

Akhirnya, untuk tahap ketiga** KALM tidak akan pernah merekomendasi kamu bertindakan yang merugikan atau menyakiti orang lain. Dalam kata lain, kami tidak mau kamu menyakiti orang lain untuk membuat dirimu merasa lebih baik. kami percaya, KALMers, bahwa selalu ada jalan untuk mengekspresikan emosi tersebut, atau merubah suatu hal dalam hidup kita untuk memperbaharuinya, dengan mendukung dan bukan menjatuhkan satu sama lain.

Kesehatan emosional adalah suatu proses, KALMers, jadi sabar ya dengan diri sendiri! Ini adalah sebuah petualangan hebat: perjalanan menuju dirimu yang lebih sehat dan senang!

Tentunya, proses ini akan lebih gampang dan menyenangkan bersama pendamping seorang yang dapat mendengarkan, mengenal pengalaman kamu, dan menolong kamu mengambil tindakan yang tepat.

KALMselor kita bersedia mendampingi kamu agar lebih sehat secara emosional ya KALMers! Download app kita segera untuk coba konseling online.


Referensi / Baca Lebih Lanjut:

Baca Artikel Lainnya

Stress Language: Cara Tubuhmu Menanggapi Kondisi Stress

Hai KALMers! Kita semua pasti pernah merasa stres. Tapi, tahukah kamu bahwa stres punya "bahasa" sendiri yang sering kali terlihat dalam cara kita bereaksi? Ketika stres, tubuh dan pikiran kita bis...

Parents, Ketahui Hal ini Sebelum Menitipkan Anak ke Daycare!

Menitipkan anak ke daycare adalah keputusan besar bagi banyak orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan kerja. Namun, banyaknya kasus tidak menyenangkan yang terjadi di daycare akhir-...

Sedang Jadi Trend, Kapan Sebaiknya Mengajarkan Anak Dua Bahasa?

Mengajarkan anak dua bahasa atau lebih rasanya saat ini semakin populer dalam dunia parenting, ya KALM Parents. Banyak orangtua ingin anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan berbahasa lebih dari s...