Kata Karina: Tentang Gagal dan Gugup, Bagian 1

Description

Bagian 1 - Gagal


"Ini Tahun Lo Banget Sih, Kar!"


Begitu kata banyak orang.

Iya, gw barusan terpilih sebagai 1 dari 5 orang yang akan mewakilkan Indonesia di program Future Leaders Connect (FLC) yang diselenggarakan oleh British Council. Top 5 dari 2700 lebih orang yang mendaftar. Nanti akhir Oktober ke UK gratis tis selama 10 hari. Gila gila gila.

Di bulan Februari gw audisi dan dapet peran utama dalam drama singkat, pentas di bulan Mei pas ribut-ribut di Jakarta itu. Ditonton Joko Anwar dan Hannah Al Rashid pas Opening Night. Mereka terkesan. Apalah arti hidup?

Belum lama ini gw menyanyi dan menari bersama Paduan Suara Mahasiswa Paragita Universitas Indonesia sebagai alumni di konser 35 tahun kami di Teater Jakarta. Konser terbesar dan ter-wow yang pernah ditampilkan Paragita. Seru. Banget.

KALM, platform konseling online yang gw kembangkan bersama rekan-rekan gw, akan berusia 1 tahun di bulan Oktober nanti. Pengikut @get.kalm di Instagram udah lebih dari 10 ribu. Sekarang udah bisa Swipe Up di Insta Story. Yay!

Menang. Banyak.


"Ini tahun lo banget sih, Kar!" Begitu kata banyak orang.

Gw cuma bisa senyum nanggepinnya. Agak setuju, tapi jadi pengen jelasin juga berbagai "kegagalan" yang gw alami tahun ini. Supaya nggak pada ngira hidup gw isinya bunga-bunga aja. Karena nggak semua aspek hidup selalu gw post di Instagram.

Gagal #1: Sebelum daftar untuk FLC, gw juga daftar untuk program kepemimpinan dan pembuatan kebijakan serupa bernama TRANSFORM yang diselenggarakan oleh University of Melbourne, Australia. Bedanya, program ini khusus untuk orang Indonesia, belasan orang yang diberangkatkan ke Melbourne. Gw daftar, bikin 10 mini essay tentang diri gw dan kebijakan yang sama: Pendidikan Kesehatan Mental. Lolos ke tahap wawancara. Yang wawancara bilang, mereka biasanya memilih peserta yang lebih tua, tapi aplikasi gw memukau mereka. Wawancara berjalan lancar. Visa Aussie juga gw masih punya. Tapi gw nggak dipilih.

Gagal #2: Setelah euforia dipuji berbagai sineas Indonesia #eak, tentunya gw lalu pengen tampil lagi di atas panggung. Maka gw audisi untuk salah satu part di drama musikal broadway yang akan diadaptasi di Jakarta. Audisi untuk 1 karakter pelik, dipanggil kembali (callback) untuk 3 karakter. Persiapan ini-itu sekitar tiga minggu supaya tampil prima, bolak-balik audisi, tapi akhirnya nggak terpilih juga untuk part manapun.

Dua doank? Ini baru bulan September. Masih ada waktu dan tempat untuk beberapa kegagalan lagi. Siapa tahu?

Gagal Juga Banyak!

Gw gagal beberapa kali tahun ini. Tapi entah kenapa (mungkin cuma psikolog gw yang tahu), gw akhirnya nggak malu sama kegagalan gw. Biasanya gw cerita kalau udah pasti "sukses" aja. Gw juga nggak malu cerita ke orang-orang tentang kegiatan yang mungkin berujung dengan kegagalan. Gw terang-terangan minta didoain. Kenapa nggak malu lagi? Karena pelajaran lebih banyak lahir dari kegagalan, guys. Kalo lagi sukses mah happy-happy aja. Gw merasa orang akan bisa belajar dari cerita kegagalan gw... dan usaha juga berhak diapresiasi, bukan hanya hasil akhirnya.

Tahun ini gw menang banyak berdasarkan kriteria sukses pada umumnya. Puji Tuhan. Gw sangat bersyukur. Tapi Karina Negara nggak akan jadi Karina Negara yang sekarang ini tanpa semua kegagalan dalam hidupnya. Gw pun bersyukur untuk semua kegagalan yang Tuhan izinkan gw alami. Di tahap hidup gw sekarang, gw sejujurnya nggak berharap bisa mengubah beberapa hal. Setiap kegagalan dan sakit hati mengantar gw ke sini. Jauh dari sempurna, tapi hidup gw indah apa adanya.

FYI, tahun depan gw akan coba apply untuk program TRANSFORM lagi kalau nggak kelewatan deadline-nya. Dan kalau ada drama/musikal yang gw suka ceritanya, ya gw akan audisi.

Gw kelarin sekarang, ya. Banyak orang juga bertanya, "gimana sih supaya bisa sukses kayak lo?"

Gagal lebih banyak lagi!

Tempatin diri di situasi di mana lo mungkin akan gagal. Lo nggak akan berkembang kalau cuma ngambil kesempatan yang pasti sukses. Kegagalan adalah pengalaman yang berharga.

Dan tingkatin terus kemampuan berbahasa Inggris lo! Kemampuan berbahasa Inggris gw telah membukakan banyak pintu yang luar biasa.

September, 2019

Kalian bisa baca Bagian 2 di sini

Karina adalah salah satu Co-Founder KALM yang juga berprofesi sebagai Psikolog. Karina juga pernah membahas soal bahaya burnout dan pentingnya self-caredi Channel Youtube KALM.

Baca Artikel Lainnya

Hati-hati Infantilization: Ketika Pasangan Memperlakukanmu Seperti Bocah

Selama ini mungkin kita senang ketika dimanjakan oleh pasangan. Semakin memanjakan semakin terasa romantis. Tapi, ternyata ada kalanya ketika sikap memanjakan ini dilakukan bukan karena pasangan ki...

Career Shifting Gen-Z & Millennial Demi Passion & Kepuasan Pribadi

Generasi Z dan milenial dikenal dengan sifat mereka yang dinamis dan cenderung tidak takut untuk berpindah karier demi mengejar kepuasan pribadi dan profesional. Bener nggak, KALMers? Nah, salah sa...

Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, termasuk anak-anak. Gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer sering digunakan untuk hiburan,...